Rabu, 12 Agustus. Tepat sidang terakhir perceraian antara Hani dan Jungkook. Hani tampak santai ketika keputusan sudah diumumkan, tapi tidak dengan Jungkook.
Keduanya resmi bercerai.
Hani menarik napas lega, keluar dari ruang persidangan. Jungkook tergesa mengejar Hani. Gadis yang memancarkan aura kecantikan yang luar biasa.
Wajahnya memang sudah cantik. Tapi kini nampak lebih cantik karena tidak ada yang mengganjal lagi di hatinya. Perasaannya telah tenang. Seperti sudah terlepas dari belenggu.
"Hani, tunggu!" Sang gadis berbalik, mendapati seorang lelaki sedang berlari kecil mengejarnya. Gadis itupun menghentikan langkahnya. Berdiri mematung dihadapan sang lelaki yang kini sudah menjadi mantan suaminya itu.
"Apa kau sibuk?"
"Tidak, aku ada keperluan kecil baru setelahnya aku akan pulang."
"Biar ku antar."
"Tidak, Jung. Terimakasih."
"Hani, dengarkan aku. Kumohon.. bercerai denganmu membuatku gila."
"Kenapa? Bahkan ayahku tidak menurunkan jabatanmu setelah perceraian ini?"
"A-ku tahu, Hani."
"Dengar, tujuan utama kita menikah sama-sama sudah tercapai. Kau dengan jabatanmu, dan aku memiliki setengah dari saham perusahaan milik ayah. Impas bukan?"
"Kenapa kau jadi begini? Padahal dulu kau mencintaiku 'kan?"
"Cinta? Apa maksudmu?"
"Aku tahu semuanya, Hani. Aku tahu kau bertemu dengan Jisoo dan memintanya untuk melepaskanku dan tidak mengganggu hubungan rumah tangga kita."
Hani terdiam sejenak. Memori hari menyakitkan itu terputar kembali di kepalanya. Jika bisa, ia ingin menghapus seluruh ingatannya pada hari itu.
"Ya, aku memang sempat berkata seperti itu. Tapi kau tahu, setelah hari itu aku merasa bahwa aku adalah wanita paling jahat. Menuduh Jisoo mencurimu dariku, padahal jelas-jelas aku yang seudah melakukannya. Hingga akhirnya aku hanya bisa menelan semuanya sendirian, Jung. Simpan, diam, dan rasakan. Hanya itu yang bisa kulakukan. Dan kau? Aku tahu kau tidak pernah benar-benar menyukaiku.
Hanya satu cinta dalam hatimu. Jisoo. Aku tahu kau ingin mempertahankan rumah tangga kita hanya karena hubunganmu dan Jisoo tidak bisa diperbaiki, 'kan? Aku juga tahu jika Jisoo menerimamu kembali, kau pasti akan membuangku begitu saja. Begitu 'kan, Jung?"
Kenyataan pahit yang harus ditelan bulat-bulat oleh Jungkook adalah dia benar-benar mencintai Kim Jisoo. Ahn Hani hanyalah pilihan kedua ketika cintanya dengan Jisoo berakhir.
••••••••
Jisoo berdiri dari posisi duduknya ketika melihat seorang gadis dengan pakaian serba putih datang menghampirinya. Ini kali kedua mereka bertemu.
"Apa kabarmu?"
"Aku baik-baik saja. Seperti yang kau lihat."
"Maapkan aku. Aku tidak tahu soal keguguranmu."
"T-tidak masalah. Aku sudah mengikhlaskannya. Lalu kau, bagaimana keadaanmu?"
"Hmm ya aku baik-baik saja."
Hani dan Jisoo berbincang di salah satu cafe yang ada di kota Seoul. Ya, Jisoo yang sengaja ingin bertemu lantaran dirinya kaget ketika mengetahui Hani keguguran. Dan merasa bahwa dirinya adalah penyebab kejadian itu.
"Hani, maafkan aku."
"Untuk?"
"Aku tahu semuanya. Aku tahu kejadian saat hari dimana kau tertabrak oleh mobil. A-aku merasa—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in lust [M]
Fanfiction[COMPLETED] Dalam hidupnya, baru kali ini Jungkook dihadapkan dengan pilihan yang sangat sulit. Perasaannya seolah diobrak abrik. Takdir dengan seenaknya menertawakan kehidupan seorang Jeon Jungkook.