Bab 48

2.9K 459 23
                                    


Kehadiran Salsa di bilik kerja anggota tim Prilly jelas membuat suasana di ruang itu terlihat berbeda. Mereka sangat menyukai Salsa kecuali Prilly tentu saja.

Salsa masih seperti dulu pandai dalam membawa diri, senyum lembut wanita itu jelas mampu membuat pria-pria di tim itu berebut untuk melindungi wanita itu tanpa mereka tahu jika senyum itu hanya topeng untuk menutupi semua kebusukan wanita itu.

"Kenapa Prilly?" Gara-gara kehadiran Salsa, Prilly sampai melupakan niatnya untuk mencerca Bima yang sudah cukup siap menerima cercaan dari Prilly.

Namun sepertinya Prilly sudah tidak berminat untuk itu. "Nggak apa-apa Bang." Jawabnya lesu. Besok, Prilly berjanji akan mencerca Bima besok.

Bima menatap Prilly lalu Salsa yang sedang di kerumuni oleh anggota tim yang lain. Bima membalas senyum lembut Salsa ketika mata mereka bertemu satu sama lain dan entah kenapa Bima merasa ada yang janggal dengan senyuman yang dipamerkan oleh Salsa.

"Kenapa? Lo terpesona juga sama tuh betina?" Suara ketus Prilly memasuki gendang telinganya hingga membuat Bima menoleh dan menatap Prilly dengan seksama.

Prilly terlihat salah tingkah dengan cepat dia alihkan perhatiannya ke arah komputer yang menyala. Dia belum ingin memberitahu siapapun jika wanita yang sedang dipuja-puja oleh anggota timnya itu adalah wanita yang sama, wanita yang sudah dua kali menghancurkan dirinya.

Prilly benar-benar terlihat uring-uringan hari ini apalagi ketika Ali datang menyambangi mejanya namun terlebih dahulu dicegat oleh Salsa.

Ali jelas kebingungan terlebih ketika melihat wajah keras kekasihnya yang sama sekali belum pernah dia lihat.

"Saya Salsa Pak." Salsa tiba-tiba berdiri didepan Ali dan mengulurkan tangannya. Ali jelas kebingungan namun dia tidak bisa bersikap sombong bukan?

Hingga akhirnya Ali menerima uluran tangan Salsa. "Selamat datang Salsa." Katanya sebagai formalitas saja, Ali dengan cepat menarik tangannya yang berada dalam genggaman Salsa apalagi ketika melihat Prilly sudah membereskan barang-barangnya memasukkan semuanya ke dalam tas.

"Bang gue duluan ya, hari ini ada janji sama calon mertua gue." Kata Prilly setelah mengambil tasnya dan berlalu dari meja.

"Ayok Sayang!" Prilly langsung berdiri di tengah antara Ali dan Salsa, lalu dengan mesra dia peluk lengan kekasihnya.

Ali jelas kebingungan bukan karena apa tapi selama ini Prilly paling anti dengan memamerkan kemesraan mereka tapi jika kekasihnya mau seperti ini Ali tidak keberatan dan dengan mesranya Ali merengkuh pinggang kekasihnya.

Chup!

Di depan belasan mata yang menatap mereka penuh minat Ali mengecup lembut pelipis kekasihnya. Seluruh anggota tim Prilly serentak bersorak memuji kemesraan Ali dan Prilly hingga membuat wajah Prilly bersemu merah karena malu.

Prilly tersipu-sipu berbanding terbalik dengan wajah Salsa yang memerah karena menahan amarah. Tidak ada yang tahu Salsa sedang emosi saat ini karena ekspresi wajah wanita itu masih selembut tadi hanya saja Prilly sudah terlalu mengenal wanita ini hingga seringaiannya muncul ketika melihat sebelah tangan Salsa terkepal kuat.

Prilly tahu Salsa sedang mati-matian menahan emosinya supaya tetap terlihat lemah dan lembut sebagai citra pertama yang Salsa perlihatkan.

Berangsur wajah Salsa berubah seperti semula bahkan wanita itu tersenyum lembut pada Ali hingga membuat Prilly mengeram marah. Dengan cepat Prilly pamit dan membawa Ali keluar dari sana meninggalkan Salsa bersama sorak sorai anggota tim yang lain.

Tanpa mereka tahu sudut bibir Salsa terlihat berkedut sepertinya Salsa mulai kewalahan menahan gejolak amarah di dalam dirinya hingga akhirnya dia memilih ke toilet untuk menenangkan dirinya.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang