Bab 9

2.8K 391 4
                                    


Prilly baru saja selesai berpakaian ketika pintu kamar Amira terbuka. Setelah satu minggu lebih mereka sibuk dengan urusan masing-masing hari ini adalah pertama kalinya mereka berada di satu meja.

Prilly tidak sempat memasak bahkan hampir satu minggu ini Prilly mengkonsumsi makanan instan. "Roti aja nggak apa-apa ya Mi?"

Amira mengangguk pelan. "Nggak apa-apa Kak." jawabnya pelan.

Prilly mengoleskan selai coklat pada roti untuknya dan juga Amira. "Gimana kuliah kamu lancar?" Tanya Prilly setelah menyerahkan satu roti pada Amira.

"Lancar Kak. Sabtu ini bakal ada study tour gitu sama teman-teman kampus."

Prilly yang baru menggigit roti tak langsung mengunyah matanya kini berfokus pada Amira. "Berapa hari?"

"Satu minggu mungkin Kak. Misha juga ikut kok." Amira melahap rotinya dengan cepat. Prilly memperhatikan gerak-gerik Adiknya tidak ada yang mencurigakan memang tapi entah kenapa dia merasa ada yang aneh dengan sikap Amira.

Prilly tidak tahu apa tapi yang jelas dia yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh Amira.

"Kamu ada telfon Mama? Mama kangen loh sama kamu." Prilly mengalihkan pembicaraan, dia tidak mau menerka-nerka apa yang disembunyikan oleh Adiknya yang pasti dia yakin Amira tidak akan merusak kepercayaan yang dia berikan.

"Nanti aku telfon Mama deh Kak. Ya udah aku berangkat duluan ya." Amira mengambil tasnya lalu melesat keluar meninggalkan Prilly yang berusaha melahap rotinya.

Prilly ingin berangkat bersama Amira hari ini namun gadis itu sudah terlebih dahulu keluar rumah. Prilly meletakkan rotinya di atas piring lalu beranjak dari sana.

Hari ini dia tidak terlalu sibuk seperti kemarin, meskipun proposalnya belum terlalu rampung tapi hampir 80 persen Prilly sudah menyelesaikan pekerjaannya itu.

Prilly mengambil tasnya tak lupa kunci mobilnya lalu beranjak keluar dari rumahnya, ketika mengunci pintu rumahnya entah kenapa mata Prilly tiba-tiba bergerak menoleh untuk menatap rumah di sampingnya.

Ah, Kaylira apa kabar gadis manis itu?

Karena kesibukannya Prilly juga tidak memiliki waktu untuk berjumpa dengan Kaylira. Ngomong-ngomong dia juga belum pernah melihat langsung Mas Ali yang selalu di ceritakan oleh Kaylira padanya.

Prilly tidak heran jika baik dirinya ataupun tetangga sebelahnya tidak pernah saling bertemu mungkin karena kesibukan mereka masing-masing namun pagi ini nampaknya berbeda karena mata Prilly tanpa sengaja melihat seorang pria berpakaian rapi khas orang kantoran sedang menendang-nendang ban mobil berwarna putih yang terparkir di carport rumah Kaylira.

"Sialan! Kenapa pakai acara kempes ban segala sih?!"

Prilly berjalan mendekati pagar pembatas rumah mereka yang hanya sebatas leher nya itu. Dia begitu penasaran dengan sosok Mas Ali yang diceritakan oleh Kaylira.

Menurut Kay Mas Ali-nya itu adalah pria paling baik di dunia ini tapi masak iya pria baik bisa mengumpat sefasih itu sih?

Prilly geli sendiri melihat tingkah pria yang diyakini olehnya sangat tampan meskipun dia belum melihat wajahnya langsung tapi melihat punggung lebar pria itu saja Prilly sudah bisa mengambil kesimpulan pria yang memiliki punggung dan bahu yang lebar dominan memiliki wajah yang tampan juga.

Dan ketika pria itu berbalik mata Prilly sontak membulat, "Loh?" Prilly tanpa sadar menunjuk ke arah pria itu.

Dan sepertinya pria bernama Ali itu juga sama kagetnya dengan dirinya. "Loh Adek?"

What Adek?

**

"Wah nggak nyangka ya ternyata kita tetanggaan."

Prilly yang sedang menyetir tersenyum menanggapi pernyataan Ali. "Iya Mas." jawabnya pelan.

Jujur saja Prilly sedikit bingung dengan mulutnya yang begitu lancang memberi tawaran tumpangan untuk Ali yang ingin ke kantor.

Ban mobil pria itu tiba-tiba kempes katanya terus kalau memesan taksi bisa memakan waktu lebih lama jadi karena kasihan akhirnya Prilly menawarkan tumpangan untuk Ali.

Dan sekarang di sinilah mereka, duduk berdampingan di dalam mobil jazz putih milik Prilly. Ali terlihat begitu nyaman sementara Prilly entah kenapa merasa sedikit salah tingkah apalagi ketika menyadari jika Kakak dari Kaylira dia benar-benar rupawan.

Ternyata Kaylira benar-benar jujur saat mengatakan Mas Ali-nya luar biasa tampan dan mempesona karena hari ini Prilly akui tentang itu.

"Oh ya nama kamu siapa Dek?"

"Prilly Mas. Dan tolong jangan panggil Adek umur aku hampir 25 tahun ini." Prilly berkata tanpa menoleh pada Ali.

Ali tersenyum lebar. "Ya bagiku kamu tetap Adek kan umurku lebih tua dari umur mu ya kan?"

Terserah pria itu saja.

Prilly mengedikkan bahunya. "Oh ya Mas mau di antar kemana? Kantor Mas di mana?" Prilly bertanya karena tidak tahu Ali bekerja di mana.

Ali menoleh menatap Prilly sejenak entah kenapa tiba-tiba dia tidak ingin Prilly tahu di mana dia bekerja hingga akhirnya Ali memilih berbohong tepatnya menyembunyikan siapa dirinya sebenarnya karena sepertinya Prilly juga tidak tahu apa-apa tentang dirinya.

"Di halte dekat persimpangan saja, kantor Mas dekat dengan halte."

Prilly mengangguk pelan. "Baiklah."

"Oh ya kamu kerja dimana Dek?" Ali bertanya setelah Prilly menghentikan mobilnya di lampu merah. Prilly menoleh menatap Ali sekilas lalu menyebutkan nama perusahaan di mana dia bekerja.

Ali menganggukkan kepalanya. "Perusahaan besar juga itu ya." Prilly menganggukkan kepalanya. "Iya Mas tapi dibandingkan Atc jelas perusahaan itu tidak ada apa-apanya."

Ali sedikit terkejut ketika Prilly menyebutkan nama perusahaannya. "Oh ya?" Prilly mengalihkan pandangannya lalu mengangguk pelan. "Perusahaan kami lagi kerja keras supaya bisa bekerja sama dengan perusahaan raksasa itu." Sepertinya kecanggungan yang sempat dirasakan oleh Prilly perlahan terkikis kini malah dirinya yang terlihat begitu nyaman bercerita pada Ali.

Ali mendengar dengan seksama lalu memberikan komentar atau masukan ketika dia rasa perlu. Dan satu hal yang paling Prilly sukai dari sosok Ali ini yaitu suaranya yang begitu lembut ketika berbicara.

Dan Prilly kembali menyadari jika kepribadian Ali sama menariknya dengan Kaylira. Kakak beradik ini sama-sama pandai membuat orang lain nyaman jika di dekat mereka bahkan orang asing sekalipun seperti Prilly saat ini. Di pertemuan pertama mereka berdekatan seperti ini Ali sudah mampu membuat Prilly nyaman dan bersedia membuka dirinya.

Dan lagi-lagi mereka tidak menyadari jika semua ini adalah awal dari kedekatan mereka di masa mendatang.

*****

Hari ini Up 2 X ya, doain idenya lancar biar bisa Up rutin kayak biasanya..

Ah jangan lupa promo hari ini dengan 100k kalian bisa dpt 6 pdf aku cuma berlaku satu hari untuk yang wa nanya-nanya promo kemarin nah ini udah aku adain lagi yaa jadi langsung cuss ke wa 081321817808..

Insyaallah siang aku balas wa kalian soalnya ini mau kerja dulu..

Selamat pagi semuanyaaa.. Selamat berpuasa dan tetap jaga kesehatan yaa..

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang