Bab 14

3.1K 475 20
                                    


Prilly terlihat sibuk di dapur sedangkan Ali duduk kursi meja pantry sambil menopang dagu pandangannya tidak teralihkan dari sosok wanita mungil yang terlihat begitu lincah di dapur.

"Kamu kayak chef perempuan di tivi-tivi yang sering aku liat." Celetuk Ali membuat Prilly menoleh lalu tersenyum geli. "Oh ya? Cantik dong aku kalau kayak chef perempuan yang kamu maksud itu." canda Prilly kembali mengulek bumbu untuk makan malam mereka.

"Cantikan kalau di mata aku." jawaban Ali sontak membuat gerakan tangan Prilly terhenti. Jantungnya kembali berdebar. "Masak sih? Gombal kamu mah." Prilly berusaha bersikap santai meskipun jantungnya terus berdentam mendobrak dadanya.

"Iya serius. Kamu cantik banget di mata aku." Suara Ali benar-benar lembut hingga membuat hati Prilly berdesir namun dengan cepat dia berusaha mengenyahkan perasaan itu. Bahkan hubungannya dengan Pras saja belum selesai bagaimana mungkin dia sudah kembali jatuh cinta. Itu mustahil.

Prilly tidak memungkiri jika kehadiran Ali sedikit banyak mampu membuat perasaannya jauh lebih baik meskipun rasa sakit dan kecewa atas pengkhianatan Pras masih terasa namun setidaknya kehadiran Ali membuat perasaannya membaik.

Ali memang baru dia kenal tapi entah kenapa berada didekat pria itu membuatnya merasa nyaman. Bahkan kalau boleh jujur rasa nyaman bersama Ali jauh berbeda ketika bersama Pras.

Oke cukup! Mungkin ini hanya efek dari patah hati yang sedang dia alami, maka dia melantur seperti ini. Benar ini hanya efek patah hati. Hanya patah hati.

"Kok ngelamun?"

Prilly nyaris menjatuhkan botol kecap yang tersenggol dengan lengannya karena terkejut ketika menyadari Ali sudah berdiri di dekatnya namun tangan Ali lebih sigap menangkap botol kecap itu agar tidak menghantam lantai.

Namun justru membuat Prilly yang kini terkurung di antara lengan Ali. Posisi mereka sangat intim jika ada yang melihat bahkan keduanya bisa saling membaui aroma tubuh masing-masing.

Ali sontak menelan ludah kasar namun tubuhnya tak mampu bergerak mundur atau menjauh dari Prilly yang kini sedang terpaku menatapnya. Masih dengan memegang botol kecap mata Ali menelisik wajah Prilly yang ternyata jauh lebih cantik jika dilihat dalam jarak sedekat ini.

Bola mata gadis itu berwarna coklat terang dan Ali benar-benar hanyut dalam tatapan sendu namun menggoda itu. Ya Tuhan, harus dia apakan gadis ini, kenapa rasanya dia begitu ingin memiliki gadis ini.

Dia menginginkan Prilly untuk dirinya sendiri, boleh kah?

Tanpa sadar sebelah tangan Ali beranjak naik menyusuri garis wajah Prilly yang seketika membuat mata gadis itu terpejam. Memang terlalu dini untuk menyimpulkan tapi Ali tidak bisa membohongi dirinya jika dia benar-benar menyukai gadis ini bahkan sejak pertemuan pertama mereka di supermarket dulu.

Namun bolehkah jika dia berharap jalannya untuk memiliki gadis ini sedikit demi sedikit sudah mulai terbuka?

"Kamu lebih cantik jika di lihat sedekat ini." Suara lembut Ali terdengar memenuhi gendang telinga Prilly hingga secara perlahan mata gadis itu terbuka dan kembali beradu dengan mata hitam legam milik Ali.

Senyum teduh Ali terbit dan hati Prilly kembali dibuat gelisah karenanya. Prilly tahu wajahnya kini mungkin sudah seperti kepiting rebus namun matanya tetap saja tak bisa teralihkan dari mata kelam Ali.

Pria ini luar biasa tampan.

Prilly masih membiarkan tangan Ali menyentuh wajahnya bahkan kini telapak tangan pria itu sudah menempel erat di pipinya.

"Kamu indah Prilly. Benar-benar indah dan aku suka."

**

Makan malam pertama mereka dilalui Ali dengan penuh kebahagiaan dengan senyum lebar Ali melahap makanan yang di siapkan oleh Prilly dengan santai dan begitu menikmati berbeda dengan Prilly yang sejak tadi terlihat salah tingkah jika Ali menatap wajahnya.

Berkali-kali Prilly membuang mukanya ketika mendapati Ali menoleh atau menatap kearahnya. Sekali dua kali Ali abaikan namun ketika Prilly kembali mengulanginya mulut Ali seketika terbuka untuk bertanya.

"Kenapa sih kamu kayak ngehindarin aku gitu."

"Hah? Gimana?" Prilly semakin salah tingkah ketika Ali berbicara sesantai itu dengannya 'aku-kamu' terdengar cukup manis meskipun Prilly lebih menyukai Ali menyebut Mas untuk dirinya sendiri.

"Kamu kenapa ngelamun? Mas peratiin sejak tadi kamu sering banget melamun kenapa? Hobi atau banyak pikiran?" Ali bertanya sambil melahap tahu goreng yang disiapkan oleh Prilly.

Ternyata pria ini tidak pilih-pilih makanan sehingga apa saja dilahap tanpa protes dan Prilly sangat menyukai sifat Ali yang sederhana seperti ini.

Prilly menggeleng pelan. "Capek aja Mas." keluhnya santai atau tepatnya berusaha santai.

Ali mengangguk pelan. "Iya sih kan seharian kamu kerja. Sibuk banget ya sampai kamu kecapean begitu?" Ali kembali bertanya dengan suara lembut yang kalau tidak salah Prilly melihat perhatiannya Ali padanya.

"Lagi kejar target Mas supaya proposal yang akan diajukan ke Atc Group segera selesai." Prilly bercerita tentang pekerjaannya pada Ali. Dan Prilly selalu suka cara pria itu menanggapi ceritanya.

Ali akan tersenyum manis ketika Prilly mulai merengek bahkan tak segan-segan Ali mengusap kepalanya untuk menenangkan Prilly.

Dan sialannya Prilly juga merasa sangat nyaman ketika pria itu menyentuh dirinya seperti itu. Tangan Ali begitu hangat dia merasa seperti di lindungi ketika Ali berada di sisinya.

"Nggak apa-apa capek sekarang nanti ketika kamu nikmatin hasilnya kamu akan lupa pada rasa capek yang kamu alami sekarang." Ucap Ali begitu lembut dan kembali membuat Prilly terpesona.

Prilly yakin cepat atau lambat dirinya pasti akan jatuh hati pada pria ini.

Prilly melarikan matanya ke sembarang arah supaya tidak semakin terhanyut dalam tatapan teduh Ali.

Ali tak menghentikan usapannya di kepala Prilly, dia biarkan saja gadis itu menghindari tatapan matanya dia tahu Prilly sedang salah tingkah sekarang.

"Kenapa?" Tanya Ali ketika melihat Prilly semakin gelisah.

Prilly menoleh menatap Ali sebelum menggelengkan kepalanya. "Malu." sahutnya dengan suara sangat manja dan kembali membuat hati Ali berbunga-bunga.

Sial! Kenapa terlambat sekali dia mengenal gadis ini jika mereka bertemu lebih cepat mungkin sekarang statusnya dengan Prilly adalah suami istri.

Benar Ali ingin memiliki Prilly secara halal dan itu harus dengan pernikahan bukan? Boleh kah?

*****

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang