E

934 144 4
                                    

Semakin lama, jinsoul makin kangen sama suaminya yang ga ada kabar. Dulu, tiap pagi, pasti ada suaminya yang selalu bikinin sarapan, bangunin dia, nenangin dia kalau ada masalah.

Dan jinsoul ga mau negative thinking dulu.

"Heejin pergi dulu" kata heejin ke jinsoul.

"Iya, hati-hati, ini bekalnya" jinsoul.

"Oh iya, makasih ibuu" heejin keluar dari rumah.

Jinsoul nengokin anak bungsunya yang lagi demam. Dia pelan-pelan buka pintu kamar yerim.

"Yer, ibu pergi ke supermarket dulu ya, obatnya jangan lupa diminum"

"Iya, hati-hati di jalan"

Jinsoul pergi ke supermarket naik mobilnya.

Baru aja mau masuk ke mobil, jiwoo lari ke arah jinsoul.

"Kakk jinsoul!!" Panggil jiwoo. Jinsoul noleh.

"Kenapa?" Tanya jinsoul.

"Emmm, anuu, aku mau ke supermarket juga, bareng ya kak"

"Ohh, yaudah yuk bareng"

"Makasih loh kak"

"Santai aja"

Mereka pun masuk ke dalam mobil. Dalam perjalanan mereka gosip mulu.

"Oh iya kak, jungeun gimana tuh kabarnya?" Tanya jiwoo.

"Ga tahu tuh. Dari seminggu yang lalu, ga pernah jawab telepon, ga pernah bales pesan. Ya gitu deh, ga ada kabar" jawab jinsoul.

"Ohh, tapi tenang kak. Jungeun tu kelihatannya setia orangnya"

"Iya, 'kelihatanya" kata jinsoul.

"Eh beneran kak, kalau gue lihat-lihat dia nempel mulu sama kakak dari jaman pacaran"

Jinsoul tersenyum tipis, teringat kelakukan jungeun.

"Jadi ya, santai aja kak" kata jiwoo.

Sebenernya, alasan jungeun ga kasih kabar karena dia bener-bener sibuk, dan akhir-akhir ini, dia jarang buka hp.

London

Jungeun balik ke kamarnya bareng tzuyu, cewe yang beberapa waktu yang lalu dia tabrak di koridor.

"Eh ini taruh mana?" Tanya tzuyu nunjukin belanjaan tadi.

"Di dalam lemari aja"

"Kalau udah, duduk aja di sofa sambil nonton tv"

"Saya masak dulu" kata jungeun.

Sebelum masak, jungeun pakai apron coklatnya yang pernah dibeliin jinsoul, jungeun tersenyum tipis.

10 menit berlalu, jungeun masih berkutat di dapur. Tzuyu yang merasa bosan pun berjalan ke dapur.

Tiba-tiba, tzuyu memeluk jungeun dari belakang. Jungeun benar-benar terkejut.

"Maaf, tolong lepasin" tegur jungeun. Namun, tzuyu ga lepasin tangannya.

Jungeun matiin kompornya, terus lepasin tangan tzuyu dari pinggangnya.

"Maksud anda apa?!" Jungeun menaikkan nadanya.

"Ga lihat cincin ini?!"

"Terus kenapa?"

"Pergi!! Sekarang!!" Usir jungeun. Tzuyu pun keluar dari kamarnya.

Jungeun udah ga tahan, dia kemasin barang-barangnya dan cek tiket pesawat. Lalu, dia urusin semuanya, mulai dari kamar apartemennya, terus ke kantor buat resign.

Dia bener-bener rindu sama jinsoul, sama anak-anak nya.

2 hari kemudian, dia sampai di indo. Dia pergi ke rumahnya.

Di dalam taxi, dia cek pesan dari jinsoul.

90 pesan, 27 panggilan tak terjawab.

Dia merasa bersalah banget.

Ga lama, dia sampai di rumah. Pintu rumah ga ke kunci, pertanda ada orang di dalam.

Dia masuk ke rumah, tapi di ruang tamu ga ada orang sama sekali. Dia pun masuk ke kamar satu-satu. Dia ga nemuin heejin, atau jinsoul. Dia pun masuk ke kamar yerim. Dia lihat yerim lagi tidur dengan kompres di dahi.

Dia mendekat dan memeluk yerim. Yerim terbangun. Yerim terkejut namun, dia membalas pelukan jungeun.

"Ayah?"

"Kapan sampainya?"

"Baru aja" jawab jungeun melepas pelukannya.

"Ibu mana?" Tanya jungeun.

"Arisan di komplek sebelah" jawab yerim.

"Kamu sakit?"

"Demam" kata yerim.

"Demam?! Sejak kapan?" Tanya jungeun.

"3 hari yang lalu, tapi sekarang udah baikan sih" kata yerim.

"Ohh, o iya, ini oleh-olehnya"

"Waahhh, makasih yah"

"Iya"

Jungeun pun keluar dari kamar si bungsu. Dia berjalan menuju ruang tamu. Dan disaat bersamaan, jinsoul baru saja kembali. Jinsoul menganga lebar. Jungeun jalan ke arah jinsoul, dia peluk istrinya.

Setelah itu, jungeun ceritain semuanya waktu dia di london.

Tbc

Komplek Bulan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang