ARBELLA ELISA FONTBONA
Gadis cantik yang mempunyai sifat 4D, panggil saja namanya Bella. Bella sigadis cantik yang memiliki senyum yang sangat manis, Bella sigadis ceria yang mempunyai prinsip
'APA UNTUNGNYA PACARAN KALAU BUAT JAGAIN JODOH ORANG'
T...
Dan yang terakhir adalah ruangan untuk menonton, yang layaknya seperti bioskop pribadi yang hanya terdapat 8 kursi saja namun bisa menampung sekitar 10 orangan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lagipula rumah Ale juga memiliki Lift jadi kalau capek tinggal naik lift aja, lift itu berada di lantai satu, dua, tiga dan empat.
Ah jadi pengen suruh buatin ayah kek gitu .~_~.
Bllaaggghhhh
Bella jatuh tersandung tali sepatunya sambil melamun pandangannya pun kosong, kebetulan Bella jatuh tepat didepan Ale.
"Astaga!" ucap Ale spontan dan langsung memberikan uluran tangannya kepada Bella.
"Lo ada masalah? cerita aja gue siap kok dengerinnya" ujar Ale sambil menatap Bella dan membantunya duduk di sofa kamarnya.
"Bella gak papa kok" jawab Bella sambil cengegesan dan menahan malu.
"Mata lo ngak bisa bohongin gue Bell?"
Bella hanya menggelengkan kepalannya saja dan tersenyum simpul, sedangkan Ale yang paham apa arti senyuman itu pun hanya membiarkan rasa ingin tahunnya saja walaupun meronta-ronta ingin sekali mengajukan banyak pertanyaan.
"Ale"
Ale yang merasa dipanggil pun langsung menatap Bella yang sepertinya ingin berbicara sesuatu.
"Udah lama ya sahabatan sama Haikal, Devara, sama Vero?"
Karna tertarik dengan arah bicara Bella pun akhirnya Ale menceritakan awal persahabatan mereka.
"IYA bahkan bisa dibilang lama banget!"
"Kita sahabatan sejak sekolah dasar, soalnnya waktu itu gue diajak Mami gue ke mall kumpul sama temen-temennya dan kebetulan juga disana ada Haikal, Devara sama nyokap-nyokap mereka."
"Karna mami gue udah sahabatan sama nyokap Haikal, dan Devara sejak SD jadi gue disuruh mami gue buat sahabatan sama mereka."
"Semacam penerus mungkin? hahaha." jelas Ale diakhiri tawanya.
"Emm... kalo Vero?" tanya Bella ingin tau.
"Gue ketemu Vero waktu gue sekolah menengah pertama"
"Waktu itu gue sama sahabat-sahabat gue gak sengaja liat ada orang ngemasukin ponsel di tas yang gue tau itu miliknya Vero."
"Mungkin orang itu mau fitnah Vero biar Vero dikeluarin dari sekolah, sedangkan gue tanpa pikir panjang langsung ngerekam aja adengan itu dan dia yang berakhir dikeluarin dari sekolah" ucap Ale menceritakan kejadian lima tahun yang lalu.
'Apa dia benci sama gue gara-gara masalah ini ya?' batin Ale menginggat kembali kejadian lima tahun yang lalu.
"Ihh... jahat banget sih itu orang, kalo Bella ketemu mungkin udah Bella kasih tau kalo kayak gitu itu dosa." ceramah Bella.
"Dihh gaya lo"
"Ih serius tau, emm Bella boleh tanya lagi?"
"Apa?"
"Gimana rasanya punya sahabat?"
"Kenapa lo jadi kepo" jawab Ale
"Yaudah kalo ga--" ucapan Bella terhenti karna ucapan panjang Ale.
"Bahagia" jawab Ale cepat.
"Enak ya kalau punya sahabat" ujarnya pelan, bahkan sangat pelan namun masih bisa didengar Ale.
"Emang lo gak punya?" tanya Ale menatap Bella.
"Ada sih Selli, tapi Bella tu ngerasa kayak ada yang kurang aja"
"Bella serakah ya" jawab Bella sambil menatap langit kamar Ale seperti pemandangan langit malam.
"Lo mau jadi sahabat gue?" ucapan Ale berhasil membuat Bella mengeluarkan kata-kata yang sangat polos sekali seperti anak kecil.
"Emm... emang boleh ya?" jawab Bella polos.
"Siapa yang bilang gak boleh?" tanya Ale.
"Bella kemarenkan baca novel, ceritannya itu cewek sama cowoknya itu sahabatan."
"Tapi kata sahabat ceweknya itu sahabatan cewek dan cowok itu gak boleh, sebab nanti diantara salah satunya pasti ada yang su--" ucapan Bella terhenti ketika Ale lebih dulu menyelanya.
"Mana mungkin gue suka sama lo" ujar Ale cepat.
Skakmat!
Ucapan Ale berhasil membuat Bella diam seribu bahasa. Dan empat menit berlalu begitu saja tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulut Ale dan Bella, dan berakhir dengan Ale yang mengeluarkan sebuah kalimat yang membuat Bella mengerti.
"Kalau kita serius sahabatan gak mungkin kita suka sama sahabat sendiri"
"Tergantung kita serius sama ngaknya kalo kita serius gak akan kita saling suka, sedangkan kalau kita ngak serius sama aja kita robihin tembok yang baru aja kita bangun"
"Ohh jadi tegantung kitanya serius atau ngak ya? jadi yang dinovel Bella itu salah satunnya ada yang ngak serius gitu?"
"Itu lo tau!"
"Yaudah kita serius" ujar Bella sambil mengangkat jari kelingkingnya didepan Ale.
Sedangkan Ale yang tidak paham sama sekali dengan kata-kata Bella pun menaikan satu alisnya sebelah kiri.
"Kita serius jadi sahabat" ujar Bella menunggu Ale menautkan jari kelingkingnya bersamaan.
Ale yang baru mengertipun langsung mengangkat jari kelingkingnya dan menyatu dengan kelingking mungil Bella,walaupun sedikit ragu.
"AAAA akhirnya Bella punya sahabat baru" ujar Bella langsung memeluk Ale begitu saja.
Sedangkan Ale hanya tersenyum dibalik punggung Bella, senyum manis senyumnya , senyum kebahagian dan mungkin sekarang senyum itu hanya milik Bella sahabatannya.
"Eh eh" tiba-tiba kaki Ale merasa kram dan seketika.
Bleghh...
Baru pertama kali ini mata Bella menatap mata legam Ale sedekat ini bahkan jaraknya yang sangat dekat membuat Bella menjadi gugup setengah mati. Tidak ada yang berani mengeluarkan suara hingga detik ke-10 Bella mengucapkan kalimat yang membuat Ale tersadar akan kenyataan.
"Mungkin kaki Ale aja yang tiba-tiba kram, jangan salahin berat Bella dong" ujarnya sambil berdiri.
"Tau aja lo" jawab Ale diakhiri tawa renyahnya.
🧚♀️🧚♀️
Entah bermimpi apa semalam, tiba-tiba Ale sudah berada didepan perkarangan rumah Bella. Mereka pun masuk ke dalam mobil untuk segera bergegas menuju ke sekolah.
"Ale kalau bolos dimana sih?" tanya Bella memecah keheningan dimobil.