buah tangan

1K 133 11
                                    

Sesuai yang udah diceritakan sebelumnya. Setelah ujian pasti ada masanya musim liburan bukan?

Dan liburan kaya gini itu liburan paling asik daripada tanggal merah. Kenapa? karena dirumah Rayna sepi nggak ada orang sama sekali.

Orang tua Rayna kerja, dan Kak Reyna juga kerja. Alhasil, rumah dikuasai sama Rayna. Rasanya bebas dan asik banget bisa sendirian di rumah tanpa gangguan orang orang rumah, bisa tidur sampai siang dan dugem sesuka hati.

Hari ini nggak ada rencana keluar sama sekali, jadi Rayna mau manfaatin waktu langka ini buat rebahan 24/7.

Waktu Rayna selesai mandi, tiba-tiba dia denger bel rumahnya bunyi. Rayna bingung harus turun apa enggak, kalo turun mager, kalo enggak nanti kasian si tamu nya.

"Udahlah, males ketemu orang," batin Rayna kembali ke kamarnya.

Akhirnya Rayna goleran di kasur kemudian nyalain hpnya, dan ternyata dia dapat chat dari Mark.

•••

mark

kayla

gue di depan

rayna

ngapain?

kita nggak lagi ada janji kan?

mark

iya engga

gue habis dari bali

ini gue bawa oleh oleh buat lo

bukain pintunya

rayna

ohh iya bentar

•••

Rayna pake jaket oversize seadanya karena Rayna sekarang lagi make kaos yang minim kain banget.

Waktu dirasa cukup tertutup, Rayna langsung turun buat nyamperin Mark.

"Haloo," sapa Rayna sembari membuka pagar rumahnya.

"Ohh, haii," sapa Mark balik, tak lupa senyum ramahnya.

"Lo tumbenan banget," ujar Rayna heran.

"Gapapa sih hehe, bentar ya." Mark mengambil oleh-oleh nya yang ada di dalem mobil.

"Nih," ucap Mark sembari menyodorkan paperbagnya.

"Apaan nih?" tanya Rayna sambil meneliti penampilan luar oleh-olehnya tersebut.

"Buka aja nanti," jawab Mark.

"Makasih ya Mark. Lo baik banget sama gue haha, kapan-kapan gantian gue deh yang bawain ginian," ujar Rayna sembari ketawa ringan.

"Enggak ah, biasa aja kay," balas Mark ikut tertawa.

"Lo dari Bali sama keluarga?" tanya Rayna berbasa-basi, sembari meneliti paperbagnya, ada tulisan Bali disana.

"Iya, orang serumah doang," jawab Mark singkat.

"Lo liburan kemana aja?" tanya Mark balik.

"Dirumah aja haha nggak kemana mana," jawab Rayna sembari tertawa sedih.

"Hari-hari kedepan ga ada agenda juga?" tanya Mark.

"Kalo sama keluarga sih enggak kayaknya."

"Ohh iya iya."

"Masuk dulu sini Mark, gue buatin minum," ajak Rayna.

"Enggak usah kay gapapa," tolak Mark.

"Duh, gapapa. Masa iya lo kesini ngasih gue buah tangan tapi langsung gue suruh pulang," ujar Rayna keukeuh.

"Yaudah deh kalo gitu. Ini mobilnya gue taruh sini aja ala gimana?"

"Iya situ aja gapapa," ujar Rayna kemudian berjalan masuk ke halaman rumahnya, diikuti Mark dibelakangnya.

Rayna tentu ga berani bawa Mark sampai masuk kerumah, alhasil dia cuma duduk di kursi depan rumah aja.

"Lo mau minum apa?"

"Seadanya aja."

Setelah membuatkan cokelat untuk Mark, Rayna kembali duduk kursi depan Mark dan berusaha untuk mengajaknya ngobrol.

"Yoo bahas apaan nih?" tanya Rayna sembari tertawa.

"Mau konsul dong gue," jawab Mark.

"Konsul apaan deh?"

"Kuliah," jawab Mark sembari tertawa ringan.

"Lo pengen kemana?" tanya Mark.

"Lo dulu ah," perintah Rayna kepada Mark, ia malu kalo ada pertanyaan seperti ini.

"Nah itu gue gatau mau kemana," jawab Mark.

"Gue pengen yang bergengsi tapi sadar diri," ungkapnya lagi.

"Ya tentuin sama yang mungkin pas sama kemampuan lo, tapi ya juga kalo emg lo pengen disana, coba aja dulu. Siapa tau emang jodoh kan walau emang agak gak masuk akal," tutur Rayna.

"Gue juga pengenin yang tinggi banget, agak gak mungkin, tapi trobos ae lah," ucapnya lagi sembari tertawa.

"Berani juga lo," ujar Mark ikut tertawa.

"Iyadong. Jurusan lo udah nemu?"

"Belum."

"Lo sukanya di bidang apa?"

"Gue suka sama Biologi tapi ya nilai gue masih b aja, tapi beneran suka," jawab Mark menunjukkan kecintaannya pada Biologi.

"Jadi dokter aja," ucap Rayna enteng, tanpa berfikir dua kali.

"Yeee dikira jadi dokter gampang," elak Mark.

"Ga gampang sih, tapi kalo lo tekun terus niat ya bisa aja," ujar Rayna lagi.

"Bener juga sih," jawab Mark menganggukkan kepalanya.

"Tapi sekolahnya panjang banget."

"Yaudah ga jadi," ujar Mark langsung.

"Tapi ntar gajinya banyak," ucap Rayna sengaja membingungkan pikiran Mark.

"Bisa dipikirin lagi deh kalo gitu," jawabnya kemudian meneguk cokelat buatan Rayna untuk menenangkan pikirannya.

Rayna menahan tawanya karena gemas. Bagaimana bisa seorang lelaki kebingungan dan tak punya pendirian seperti ini. Tapi Rayna menghargai niat Mark untuk mulai mencari tahu tentang dunia perkuliahan dari sekarang, patut diapresiasi.

drrtt

drrtt

"Bentar Mark." Rayna mengeluarkan hpnya dari saku jaketnya.

"Shit," batin Rayna waktu baca kontak pengirim chat yang masuk di hpnya, Jeno.

Mi Piace✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang