12 mei

1K 117 28
                                    

Reload Cafe, 12 Mei 2020

Sesuai dugaan, Tuhan nggak akan pernah tidur
Entah takdir atau bukan, rasanya aku ingin bersyukur
Bertemu secara tidak sengaja dengan orang yang kau suka
Bukanlah hal bisa ditanggapi biasa oleh perasaan
Benar bukan? Karena sekarang rasanya aku sangat bahagia

Reload cafe, pukul 10.00
Tepat di arah jarum jam 12
Aku menangkap sosoknya terduduk diam sendiri di pojok ruangan
Seperti biasa, ia selalu terlihat cantik dengan gaya casualnya

Namun ada yang tidak menyenangkan disini
Sosoknya terlihat sedih dan murung Seakan akan memang terjadi sesuatu yang buruk
Kau tahu? Rasanya ingin sekali aku menghampirinya, memeluknya, dan menenangkannya
Sembari mengatakan, "Jangan bersedih sendirian, kau punya diriku untuk berbagi lara."
Namun semuanya hanya delusi semata,
semua yang ku fikirkan hanya sebuah halusinasi yang tak akan menjadi nyata.

Tak henti kulihat sosoknya
Dia mengirim ku pesan, kala itu
Dan seperti biasa, aku berusaha semaksimal mungkin untuk membuatnya kesal dan tertawa
Dan benar saja, ia tampak marah, dan itu terlihat sangat lucu.

Namun diisisi lain, aku pun kesal
Bagaimana bisa Jeno itu menyia-nyiakan sosok yang mendekati sempurna ini
Ingin ku habisi rasanya, tapi aku tak cukup pandai untuk melawannya
Bisa-bisanya dia membuat orang yang kusukai bersedih
Kesal? Sangat
Tapi ya mau bagaimana lagi
Bukan hak ku untuk marah
Akupun tak berniat maju, tapi juga tidak berniat mundur
Aku hanya mau menetap
Lucu jika diingat, tapi tak apa
Mungkin sejatinya cinta itu merelakan.

•••

Setelah dirasa cukup lama Rayna singgah di cafe itu, akhirnya ia memutuskan untuk pulang.

Ketika ia menunggu ojol di pinggir jalan, tak sengaja ia melirik motor yang terparkir tak jauh dari tempatnya berdiri. Motor yang sangat familiar di mata Rayna.

"Punya Rayyan bukan sih?" pikir Rayna kemudian melirik plat nomornya.

"Oh bukan."

Kemudian Rayna kembali mengcek ponselnya untuk melihat pergerakan ojek yang dipesannya itu.

Dari dalam Jaemin sadar kalau baru saja Rayna melirik motornya. Jaemin yakin 100% kalau ia berfikir itu motor Jeno. Karena terkadang Jaemin juga bingung ketika melihat motornya bersanding dengan motor Jeno. Se-sama itu, keduanya benar-benar sama, tanpa modifikasi apapun, tidak ada lecet sedikitpun, dan juga bersih. Hanya ada dua perbedaan,
1. Plat nomor
2. Jok belakang Jeno ada penumpangnya, sedangkan Jaemin tidak.

hehe

Ketika Rayna sudah berada di atas motor sang ojek, Jaemin langsung bergegas berdiri dan ngikutin Rayna. Bukan obsesi, Jaemin cuma mau mastiin kalo Rayna bener-bener pulang kerumah dengan aman atau pun kalo nggak gitu Jaemin tau Rayna mau pergi kemana.

Orang yang sedang sedih, ketika sendirian itu cukup berbahaya. Kita nggak pernah tahu hal buruk apa yang bisa dia lakukan buat ngilangin rasa sedih tersebut. So, Jaemin ngikutin Rayna.

Jaemin kan bisa sadap lokasi? Iya memang, tapi rasanya nggak afdol kalo nggak dilihat secara live crushnya. Hitung-hitung ini merupakan obat rindu bukan?

Waktu udah sampe di depan komplek perumahan Rayna, Jaemin langsung ambil jalan lurus jalan-jalan lagi entah kemana.

Jaemin jalanin motornya terbilang cukup pelan, sembari inget inget masa-masa dimana dia merasa enjoy main bareng sama Rayna, ngeledekin Rayna, sampai gendong Rayna.

Mi Piace✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang