again

1K 137 14
                                    

rayyan

otw rumah ya

mau sampe

•••

"Mati gue," batin Rayna memejamkan matanya bingung.

"Ada apaan?" tanya Mark penasaran, karena wajah Rayna menunjukkan raut perubahan.

Rayna rasanya mau menghilang aja dari bumi. Gimana bisa setiba-tiba itu.

Sekian detik Rayna berfikir apa balasan yang akan diberikan pada Jeno, suara motornya udah terdengar. Rayna menggenggam kain jaketnya takut.

"Udahlah pasrah aja," batin Rayna sembari berdiri dan menoleh ke arah pagar.

Mark yang juga merasa ada motor berhenti di sekitarnya dan mata Rayna mengarah ke arah pagar, otomatis Mark ikut ngeliat arah pandang Rayna, ada Jeno disana.

"Jeno, kok disini?" tanya Mark heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeno, kok disini?" tanya Mark heran.

"Gatau juga gue," jawab Rayna lirih.

Dari depan Jeno merasa familiar dengan mobil yang terparkir di depan rumah Rayna. Benar saja, saat Jeno masuk ke halaman rumah Rayna, ada pemilik mobil tersebut yang jelas-jelas Jeno kenal.

Dengan tatapan menahan amarah, Jeno menghampiri keduanya. Bisa Jeno lihat wajah Rayna terlihat gusar, namun Mark masih biasa saja.

"Yaudah deh kay, gue pulang dulu ya," pamit Mark pada Rayna, dan hanya dibalas anggukan olehnya.

"Jen, gue duluan ya," pamit Mark juga kepada Jeno.

Waktu Mark mau masuk mobil, Jeno mengikuti dibelakangmya. Kemudian ia menarik baju Mark dan langsung Jeno puter balik badannya Mark jadi menghadap ke dirinya.

"Masih berani lo deketin dia?" tanya Jeno dengan emosinya yang sudah diujung tanduk.

"Gue cuma—"

buggh

"RAYYAN!"

Rayna langsung narik badan Jeno. Ia coba mengunci tangan Jeno dari belakang biar nggak mukul Mark. Tapi nasib baik lagi nggak berpihak ke Rayna, alhasil Rayna malah kena sikut Jeno.

Rayna langsung mundur, dan Mark yang liat Rayna kena tangan Jeno langsung balik mukul Jeno kenceng sampe Jeno jatuh kemudian ngehampirin Rayna.

Waktu Mark megang pundak sama wajah Rayna, Jeno tentunya makin murka dan berdiri lagi buat mukul Mark. Dan ya, Mark babak belur lebih dulu karena emang pukulan Jeno sebrutal itu.

"UDAHH!"

"LO BISA BEREHENTI GAK SI?!"

"JANGAN DITERUSIN!" bentak Rayna sembari memeluk Jeno dari belakang.

Akhirnya, mau tak mau Jeno berhenti. Kemudian melepas pelukan Rayna dan berbalik badan menghadapnya.

"Gila si, gue bahkan ga mikir sampe sini," bisik Jeno sembari mengatur nafasnya.

Rayna tahu Jeno kecewa, terlihat dari tatapan matanya. Rasanya Rayna ingin menangis, tapi tentunya ia tahan, ini bukan waktu yang tepat untuk menangis.

"Dengerin penjelasan gue dulu," ucap Rayna sambil mengambil tangan Jeno.

"Gue pamit ray," ujar Jeno kemudian pergi.

"RAYYAN!" teriakan Rayna sia sia. Jeno terus gas motornya tanpa noleh ke Rayna, sedikitpun.

"Mark," panggil Rayna sembari berlari dan membantu Mark untuk berdiri.

"K-kay," panggil Mark lemas.

"Jangan banyak omong."

Rayna menuntun Mark untuk berjalan masuk ke dalam rumahnya. Sesampainya di ruang tamu, Mark langsung Rayna dudukkan di sofa. Kemudian diambilnya kotak P3K untuk ngobatin luka Mark.

Rayna menyempatkan diri mengambil tisu untuk mengelap air matanya. Tak bisa berbohong, Rayna merasa hari ini terlalu kacau untuknya.

"Maaf banget ya Mark," pinta Rayna sembari mengamati luka Mark.

"Gue yang minta maaf, gara gara gue hubungan lo—"

"Udah diem," titah Rayna dan Mark langsung menurut.

"Lo sendirian dirumah?" tanya Mark lagi setelah beberapa detik.

"Diem Mark!"

"Masih aja Rayyan ternyata," ujar Rayna dengan matanya yang berkaca.

Mark yang melihat itu tepat didepan mata, rasanya ingin mencabik-cabik Jeno. Bagaimana bisa Jeno membuat gadis yang disukainya menangis?

Mi Piace✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang