9; Good Ending

1.8K 343 318
                                    

Ryujin sudah menunggu di salah satu halte dekat kosan. Ia sudah sepakat akan bertemu di sana dengan Jaemin. Mereka memilih naik bus kota atau angkutan umum dibanding kendaraan.

Arloji peraknya sudah menunjukkan pukul sepuluh, namun seseorang yang ditunggu tidak kunjung datang.

Ryujin mendesah pelan dan mencoba menghubungi Jaemin, namun sayang panggilannya ditolak. Hingga ia tiba-tiba mendapat pesan masuk.

 Hingga ia tiba-tiba mendapat pesan masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jujur saja gadis itu tampak kecewa. Bukan karena tidak jadi membeli oleh-oleh untuk sang ibu tercinta, melainkan Jaemin ingkar janji padanya.

Padahal bisa saja lelaki itu memberitahu sebelum Ryujin berangkat. Kalau sudah begini kan rasanya terlanjur jika harus cancel begitu saja.

Dengan kesal gadis itu menghentakkan kedua kakinya ke aspal. Sungguh, Na sialan Jaemin membuatnya kesal pagi-pagi.

Brrm... Brrm...

"Sendiri aja Neng? Nebeng gak?"

Ryujin menoleh menemukan sosok familiar. Orang itu tersenyum dan menghentikan laju motornya. "Mau kemana sih? Kok bete gitu?"

"Beomgyu."

Sang pengendara roda dua itu memberikan satu helmnya lagi untuk Ryujin. "Nih, mau gue anterin gak? Naik!"

Daripada akhir pekannya sia-sia, lebih baik gadis itu menurut saja. Toh, ia juga belum pernah sekalipun jalan-jalan berdua saja dengan Beomgyu. Biasanya Somi atau Shuhua selalu ikut.

Beomgyu melesat tanpa tahu Ryujin mau kemana. Lelaki itu pikir gadis di jok belakang motornya akan bilang sendiri. Namun, sudah lumayan lama perjalanan tidak ada satupun kata yang keluar dari bibir Ryujin.

"Mau kemana woy? Ini gue berasa ngangkut setan kalau gini, jangan bisu dong!" Protesnya, ia hanya bercanda untuk mencairkan suasana yang sedikit canggung.

Ryujin mendekatkan wajahnya ke telinga Beomgyu yang ditutupi helm. "Eh iya lupa, maaf. Tadinya gue mau ke Cibaduyut tapi nanti aja deh, Miko mall gas gak?"

"Gas lah!"

Sementara itu...

Jaemin menginjakkan kaki di rumahnya. Dia benar-benar tidak berbohong untuk pulang, namun untuk alasan yang diberikan pada Ryujin masih tanda tanya belaka.

"Mama Nana pulang!"

Baru saja masuk, netranya menatap tajam seorang wanita berambut panjang dengan surai kecoklatan yang sedang duduk di sofa.

Perutnya terlihat seperti bola, Jaemin mendecih pelan dan ikut duduk. "Ngapain ke sini?"

"Yeu sewot amat! Apa salahnya berkunjung ke rumah mertua?" Balas wanita itu.

Jaemin merotasikan matanya malas, ia memilih untuk memakan kue kering yang tentu saja dibuat langsung dari tangan ibunda tercinta.

"Jaem... Anterin yuk beli peralatan bayi? Kamu sibuk mulu akhir-akhir ini gak ada waktu. Gak mau nyanbut little angle?" Ujar wanita itu dengan tatapan memohon.

 𝐁 𝐀 𝐍 𝐃 𝐔 𝐍 𝐆 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang