20; Sepucuk surat

2K 334 520
                                    

maap aku up malem,
td siang gaenak badan huhuhu baru mendingan skrg.

aniway aku kangen bot renjun, dia gaada kabar shshsh oke next!





[]






"Oh jadi Ryujin ngadu ya sama lo semua?"
"—Bagus deh, jadi sadar kan yang bego siapa di sini?"

Siyeon menajamkan matanya pada Yiren yang duduk santai. Ia sedang melaksanakan sidang dadakan pada gadis itu.

Shuhua, Somi, dan Ryujin ikut hadir. Bahkan Haechan, Jeno, Yangyang, dan Renjun memaksakan ikut karena takut terjadi sesuatu jika para gadis disatukan dalam belitan masalah.

"Lain Ryujin, urang anu ngadu. Naha? Maneh kunaon sih? Asa sensi pisan, Shuhua oge santai. Iya gak Sha?" Balas Yangyang.
[Bukan Ryujin, gue yang ngadu. Kenapa? Lo kenapa sih? Kayak sensi banget, Shuhua juga santai.]

Shuhua mengangguk, ia merasa tidak enak pada Ryujin. Pasalnya gadis itu juga tahu bahwa temannya melakukan percobaan bunuh diri.

Renjun memijat pelipisnya pelan. Festival semakin dekat namun masalah internal selalu saja datang silih berganti. "Gue sama Shasha putus baik-baik. Kita udah ngomongin ini dari jauh hari, dan Jaemin emang nitipin Ryujin ke gue. Lo lihat kan dia bahkan sampai nekat bunuh diri?"

Yiren merotasikan matanya malas, ia benar-benar tidak ingin masuk kandang harimau. Namun mulutnya kurang ajar hari itu. "Lo mau relain hati sama perasaan demi teman doang? Yakin? Bukan karena lo udah suka sama Ryujin?"

"Tutup mulut lo!" Bentak Somi.

Haechan sudah wanti-wanti ini akan terjadi. Ia dengan cepat menarik Somi untuk duduk lagi karena posisi gadis itu berdiri saat membentak. "Som kalem jangan gitu, santai."

Renjun menghela nafas pasrah, kenapa jadi banyak yang ikut campur urusan pribadi mereka?
"Lo kenapa kepo banget sih?"
"Suka sama gue?"

"Kalo iya kenapa? Masalah?"

Semua tertegun atas lontaran kalimat tiba-tiba yang Yiren ucapkan. Gadis dengan rambut panjang sepinggang itu tidak ada takut-takutnya untuk berbicara frontal.

"Gue udah lama suka sama lo, dengan diejek habis-habisan dekat sama Yangyang gue bisa tahan!"
"Gue bersyukur lo putus kemarin, tapi ternyata udah ada pawang lain. Gak bisa Njun, gue gak terima."

Rumit sudah benang kusut permasalahan mereka, bahkan sekarang masalah cinta pun jadi sangkut pautnya. Kepala Renjun pening seketika, jujur saja ini berat.

Yiren menghela nafas gusar, ia merasa bersalah atas pengakuan tiba-tiba yang membuat semua terdiam. "Gue bakal coba buat move on, tenang aja Ryu atau Sha. Renjun milik kalian."

Selanjutnya, gadis itu memilih pergi keluar ruang rapat yang biasa dipakai untuk membicarakan acara. Mereka masih terdiam dan saling pandang satu sama lain.

Jeno memijat pelan kepala Renjun guna mengusir rasa pusing yang menyerang lelaki itu. "Sabar, pasti ada jalannya."

"Gue mau ngomong."

Semua mata tertuju pada Ryujin. Gadis itu dengan bibir bergetar mencoba mengucapkan deretan kalimat yang sulit sekali keluar dari kemarin. "Renjun..."

Yang dipanggil mendongak. "Iya?"

Runtuh sudah pertahanan Shuhua, bahkan selama pacaran Renjun tidak pernah menjawab panggilannya selembut itu. Gadis itu tentu menangis, ia benar-benar seperti diberi beban cobaan lebih.

Air mata Ryujin sudah mengalir sekarang, namun ia tetap bersikeras akan menyampaikan seluruh kata hatinya.
"Kalau lo sayang Jaemin dan lo sayang sama gue, lo harus ikutin kata hati lo. Selama ini, jujur gue nyaman banget."
"—Gue gak munafik Njun, Sha, semuanya. Gue baper selama ini sama Renjun."

 𝐁 𝐀 𝐍 𝐃 𝐔 𝐍 𝐆 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang