12; New Plan

1.7K 333 374
                                    

Punten...
Aku mau update hehehe
Maapkeun magrib-magrib







[]




BRAK...!

Siyeon menggebrak meja kantin setelah mendapat penjelasan dari Jeno. Tangannya memijat kasar pelipis yang sudah berdenyut nyeri sedari tadi. "Astaga... Gue sebagai Ketua UKM menolak adanya skandal."

"Gue juga, kalian mau ada yang kena korban lagi? Kasihan dong mereka yang dilibatin. Cukup Ryujin sama Jaemin aja." Timpal Somi.

Shuhua menghela nafas jengah, ia juga pusing harus berputar-putar di satu sisi saja. Masalah yang tak kunjung selesai. "Lagian gue aneh sama ini kampus. Kedok aja kumpulan orang pinter, padahal penyuka shipper!"

"Ya biasa, kebanyakan belajar jadi pusing gak punya pacar." Renjun memijat pelan kepala pacarnya.

Yang menjadi oknum dibicarakan hanya menyimak obrolan mereka yang tak membuahkan hasil. Yangyang dan Yiren sudah bosan dengan drama kampus ini.

"GOBLOK YANGYANG NYEURI GUSTI!"
[Nyeuri; sakit]

"AWOKAWOKAWOK BUUK MANEH PANJANG TEUING SIH JADI GUMUSH!"
[Rambut lo panjang banget sih jadi gemes!]

Karena terlalu bosan, Yangyang dengan sengaja menarik rambut panjang Yiren. Ia sudah gemas sejak melihat surai kecoklatan yang jatuh hingga pinggang gadis itu.

Merasa tidak terima, Yiren menarik kembali rambut Yangyang. Dan setelahnya aksi tarik-menarik rambut terjadi di kantin.

"Urang punya ide!" Haechan menjentikkan jarinya. Ia mengkomando agar yang lainnya mendekat.
"Suruh aja mereka promosi, bebas mau kayak gimana. Gelutnya dua manusia itu mengundang para customer kampus!"

Mereka menoleh pada Yangyang dan Yiren yang masih bertengkar. Ada banyak kamera menangkap momen keduanya. Sepertinya akan ramai.

Jeno menghentikan pertikaian mereka, ia tidak tega jika Yangyang harus menjadi objek omongan warga kampus. "Daripada gelut, mending maraneh promosi lah!"
[Maraneh; kalian]

Siyeon memberikan dua buah kotak berisi tiket-tiket yang akan dijual. "Nih, mending jualin ini. Terserah deh kalian mau promosi gimana."

"Yaelah gue bukan panitia festival padahal." Yiren menggerutu, tapi tangannya tetap mengambil kotak yang diberikan.

Sedangkan Yangyang merebut kasar kotak di tangan Siyeon yang berakhir mendapat tatapan kematian dari Jeno. "Yailah posesif amat Mang! Moal oge lecet atuh Nyai Siyeon, hadeuh bucin!"
[Gak akan lecet juga Nyai Siyeon, haduh bucin!]

"Geus tong loba drama, mending gas ngajual tiket!" Titah Renjun yang diangguki keduanya.
[Udah jangan banyak drama, mending gas jual tiket!]

Akhirnya dengan berat hati, mereka harus keliling satu kampus untuk menjual tiket-tiket tersebut. Bisa saja Yiren kabur dan menyerahkan semua pekerjaannya pada Yangyang, karena ia tidak punya tanggung jawab pada festival. Ini bukan progam kerjanya, dan gadis itu bukan bagian dari UKM yang mengadakan acara.

Tapi bagaimanapun, Yiren masih memiliki rasa tidak tega, yang menyebalkannya harus tinggal lebih lama bersama Yangyang.

"Naon neleu-neleu?"
[Apa lihat-lihat?]

"Saha nu neleu?! Komen wae jelema edan!"
[Siapa yang lihat? Komen aja dasar orang gila!]

"Heu dasar tante buuk panjang!"
[Heu dasar tante rambut panjang!]

"Gandeng Kuyang!"
[Berisik Kuyang!]

Yangyang menghentikan langkah Yiren. "Maneh ngajak gelut?"
[Lo ngajak ribut?]

 𝐁 𝐀 𝐍 𝐃 𝐔 𝐍 𝐆 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang