Chapter kemarin sepi banget guys, kurang seru ya? )):
Maaf yaaa(╥﹏╥)
Next chapter pasti kalian bisa nyimpulin Nana selamat atau engga xixixi
Aniway maap banget yaaa aku baru bisa update, gila si ujian online lebih banyak remedial daripada ujian langsung, aku benci ini(╥﹏╥)
Gais hibur aku dong, abis tertikung sahabat nih, im so so so sad)):
[]
Ryujin pulang ke Bandung malam itu juga. Gadis yang berasal dari Jakarta kini lebih mencintai Bandung karena sosok Na Jaemin.
Tidak ada senyuman, hanya mata sembab yang memprihatinkan di wajahnya. Ryujin berjalan menuju rumah Siyeon yang sukarela menampungnya untuk berbagi kesedihan.
Ia tak menyangka Somi, Shuhua, Renjun, Jeno, Haechan, dan Yangyang juga ada. Ryujin akan berbagi kesedihan dan tangisannya malam ini, persis seperti nasehat Jaemin kala itu.
"Neng kalau galau teh berbagi,"
Sekelebat ucapan Jaemin terngiang di otaknya. Gadis itu segera memeluk Siyeon erat. Somi dan Shuhua juga akhirnya memeluk mereka. Isakan kecil yang hanya keluar dari bibir keempatnya.
"Doa gue dikabul Som! Gue sayang sama Jaemin..."
"Rasa ragu gue sirna gitu aja, gue sayang sama dia."
Mereka saling menguatkan pelukan, bingung harus menanggapi apa. Somi mengangguk sambil mengusap pelan rambut Ryujin. "Iya Ryu iya, keraguan lo udah terjawab. Tuhan adil sama hambanya, tenang aja kita ambil hikmahnya."
Ryujin menggeleng, tangisannya makin pecah.
"Enggak, gue yang salah. Gue minta kejelasan tanpa minta untuk gak ambil Jaemin dari sisi gue—"
"—kenapa dia harus pergi dulu baru gue sadar?! Kenapa?!"Siyeon menggiring gadis itu untuk duduk terlebih dahulu. Untung saja rumahnya sepi, hanya ada sang mama yang sudah terbiasa dengan teman-teman Siyeon. "Sini duduk dulu biar tenang okay?"
Somi memilih duduk di sebelah kiri dan Siyeon di sebelah kanan, Shuhua duduk di karpet bawah. Mereka menatap sedih ke arah Ryujin yang belum juga berhenti dari isak tangisnya.
Isakan pilu yang keluar setiap detik, dan juga air mata yang mengguyur hebat.
Bukan hanya gadis itu yang merasa kehilangan, tapi teman-teman Jaemin juga merasakan hal yang sama. Jika tidak ingat untuk saling menguatkan, mungkin Haechan sudah menjerit-jerit di bandara tadi.
Pikiran mereka benar-benar kalut, tidak ada satu pun yang berani bersuara kecuali para gadis yang terus-terusan menenangkan Ryujin. Bahkan Yangyang yang biasanya akan melontarkan kalimat candaan menjadi diam.
Renjun sudah beberapa kali menghela nafas kasar guna menahan air matanya jatuh. Lelaki itu juga sama hancurnya setelah mendapat amanah malam sebelum keberangkatan Jaemin ke Lombok.
"Njun, selama urang euweuh maneh kudu ngajagaan si Ryujin oke?"
[Njun, selama gue gak ada lo harus jagain si Ryujin oke?]Renjun bodoh, ia merasa bodoh. Jelas-jelas itu kode bahwa Jaemin akan meninggalkan semuanya, kenapa lelaki itu harus tidak paham pada kode yang disampaikan temannya?
Jeno sudah beberapa kali mendongakkan kepala, ia juga menahan air matanya agar tidak jatuh. "Ini udah larut malam, apa gak sebaiknya kita istirahat? Kasihan Ryujin juga."

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁 𝐀 𝐍 𝐃 𝐔 𝐍 𝐆 ✔️
Художественная проза[ C O M P L E T E D ] Na Jaemin ft Shin Ryujin Kampus kamu punya Selebgram? Kalau Selebtwit ada gak? Terus misalnya mereka kolab bakal kayak gimana ya? W A R N I N G ⚠️ Bahasa lokal mix sunda. start on mei, 2020. fin on june, 2020 [17-06-2020] Rank...