2). Kantin

898 65 5
                                    

Pelajaran pertama baru perkenalan guru, terus cerita-cerita pengalaman pas SMP gitu, perkenalan diri juga, ditanya cita-cita. Seru deh.

Bunyi bell istirahat sudah berbunyi, sebenarnya malas banget buat kekantin tuh, soalnya rame banget.

Peraturan sekolah Cynta emang tidak dibolehkan membawa ponsel, tapi peraturan itu tetap saja dilanggar, dan ya kalo ada razia, pasti nitip ke ibu kantin, atau diumpetin disepatu.

"Cynta, jajan yuk. Jangan main hp terus dong," ajak Senja, tangannya menggoyang-goyangkan lengan Cynta.

"Sebentar, temen RP gue ngechat," jawab Cynta, mata dan jarinya masih fokus ke benda pipih itu.

Shandra melihatnya pun sangat amat kesal, karena ia sudah peringatkan Cynta untuk tidak terus main ponselnya terus, "Nanti ketauan, disita. Mampus deh lo," kata Shandra.

Cynta langsung mematikan handphone nya, "Yuk,yuk,yuk."Ia bangun dari duduknya, dan menggandeng lengan sahabatnya itu, sebelah kiri Senja dan sebelah kanan Shandra.

Baru keluar kelas saja, sudah membuat Cynta pusing tak karuan. Rame banget dikoridor, karena semua kelas masuk pagi semua.

Ditangga rame juga, bisa gak sih kalo terbang aja? jujur ini butuh effort banget buat turunnya. Cynta banyak mengeluh, karena ini lah, itu lah, sahabatnya hanya tutup kuping. Dan langsung menarik Cynta untuk kekantin.

"Rame banget tuh kan," keluh Cynta. Setelah ia melihat suasana kantin.

"Namanya juga kantin, Cyn. Kalo sepi mah kuburan," jawab Senja.

"Lo cari tempat duduk aja deh, gue beliin sini," ujar Shandra, biar ngga lama-lama juga. "Lo mau apa? batagor? nasgor?" Tanya Shandra.

"Kok lo baik sih, gue mau nasgor sama air mineral ya," girang Cynta, sahabatnya ini selalu aja buat Cynta senang, tapi dirinya malah menyusahkan sahabatnya.

"Gue nitip batagor dong, Shan," ucap Senja, sambil merogoh kantong nya, untuk mengambil uang.

"Enak aja! lo ikut gue," marah Shandra.

Cynta yang melihatnya pun tertawa, Senja menggaruk-garuk lehernya yang tidak gatal, karena merasa bingung, "Gue kira, lo doang Shan ..."

Shandra dan Senja langsung memesan makanan sedangkan Cynta mencari tempat duduk untuk kedua sahabatnya dan dirinya. Ah! ada tempat yang kosong, pas banget kursinya cuma tiga.

Cynta segera menghampiri meja itu, tapi pas ia baru duduk tiba-tiba, "Eh lo apa-apaan, main dudukin aja. Itu kursi gue," kata seorang lelaki, bersama dua temannya dibelakangnya.

Reflek Cynta langsung berdiri, ia tak terima, karena dari tadi kasong melompong tuh kursi, seenak jidatnya dia ngaku-ngaku.

"Lah, lo yang apa-apaan. Dari tadi nih kursi kosong ya, jangan ngaku-ngaku seenak jidat lo dong," kesal Cynta.

Cowo itu juga tak terima, "Ini udah jadi tempat khusus gue sama temen-temen gue!"

Ni orang masih pagi udah bikin kesel aja, "Tempat khusus, tempat khusus, emang ni kursi punya nenek moyang lo? sportif dong, siapa cepat dia dapat."

Sekarang, Cynta menjadi pusat perhatian seisi kantin, banyak orang berbisik-bisik tentang dirinya. Bodoamat! gue gak pikirin.

Kemudian dua sahabatnya ini, langsung menghampiri Cynta disana, sambil membawa jajanan mereka.

"Kenapa si, Cyn?" Tanya Shandra.

"Ni ada manusia aneh! masa dia ngaku ini tempat khusus dia sama geng nya, padahal kan harusnya siapa cepat dia dapat dong!" Jelas Cynta, penuh dengan amarah.

Senja yang paham pun, mengelus punggung Cynta, "Sabar Cyn, sabar."

Cowo itu terdiam, karena tiba-tiba salah satu temannya yang bernickname Vito Alnanda Abraham, angkat bicara, "Yaudah sih, kasih aja."

Huft, Alhamdulillah banget ada yang belain, tapi tiba-tiba

"Yang boleh makan dikantin dan duduk dikantin cuma senior, junior makan diluar kantin aja."

Dih apaan, ngga jelas nih senioritas banget. Masuk masa-masa SMA serasa horor banget, karena ada aja nanti, kakak kelasnya labrak, ngerjain, ngelarang. Halah siah boy.

Cowo bernickname Nathan pun langsung sumringah, karena merasa ada yang bela, "Tuh dengerin, yang boleh duduk disini cuma senior aja." Nathan dengan cepat langsung duduk dikursi itu.

Rahang Cynta mengeras, merasa muak, dengar ocehan kakak kelasnya itu, ia langsung keluar dari kantin.

"Lah, Cyn. Tunggu." Shandra mengejar Cynta. "Maaf kak, teman saya nggak tau." Senja juga langsung mengejar Cynta.

Terpaksa ia dan sahabatnya itu makan dikursi yang ada dikoridor sekolah, "Lo main kabur-kabur aja. Gue rempong tau gak!" Kesal Shandra, ia langsung ngasih nasi goreng, yang diwadahi dengan mika plastik.

"Ya sorry, gue kesel lagian. Btw, terima kasih banyak Shandra cantik."

Shandra menatap malas Cynta, melipat kedua tangannya didada, "Jangan ngambek dong, nanti pulang sekolah, gue traktir es cream deh."

Mendengar kata itu, Shandra langsung bersemangat, "Nah gitu dong."

"Tapi tau gak? tadi ada kakel ganteng tau." Senja tiba-tiba.

Cynta menoleh kearah Senja, "Iya bener anjir, tadi kakel yang namanya Vito juga ganteng," ucap Cynta semangat.

Shandra merasa kebingungan, karena tadikan abis debat, kok malah jadi kesemsem? "Ih kenapa jadi pada kepelet sih?"

Shandra merasa kebingungan, karena tadikan abis debat, kok malah jadi kesemsem? "Ih kenapa jadi pada kepelet sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pacar Virtual (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang