"Semua akan baik-baik aja, jika kamu jujur."
.
.
.Cynta pada akhirnya mau diantar pulang dengan Vito, walaupun dalam benaknya pun ingin menolak, namun ia rasa sekarang waktunya.
Disepanjang jalan, Cynta hanya terdiam, berfikir kata-kata apa yang harus ia ucapkan, karena ia tidak mau Vitonya ini merasakan sakit hati yang ia rasakan. Cukup dirinya saja.
Mungkin, kali ini adalah hari terakhir kami berdua, tidak akan jajan di supermarket bareng lagi, makan bakso dipinggiran bareng lagi, bahkan minum satu botol berdua. Dan tempat pertama bertemu pun, akan menjadi tempat untuk mengungkapkan perasaan Cynta hari ini.
Mereka sampai ditaman itu, keadaannya masih sama kayak dulu, bangku yang kita dudukin dulu pun masih sama, berwarna hijau muda. Cynta melangkah lebih dulu menuju kursi itu, lalu di lanjutkan dengan Vito.
Cynta mendudukan dirinya, mengambil sedikit tarikan nafas, lalu ia hembuskan. Keadaan sekarang hening, sunyi.
"Maaf." Vito memecahkan keheningan diantara mereka berdua.
Kali ini, air mata nya Cynta ingin turun lagi, tidak kuat. Satu persatu air matanya turun begitu saja, lalu ia mengusap air matanya. Cynta menghadapkan dirinya ke Vito.
"Kak, aku tau ini bakal bikin kita saling sakit. Aku rasa kita harus berhenti," ucap Cynta, menatap kedua bola mata Vito.
Vito terkejut, ia dengan segera langsung memegang kedua tangan Cynta, "Nggak, aku nggak mau. Aku sama dia nggak ada apa-apa."
Cynta tau, itu hanya alasan yang dibuat-buat Vito, sudah jelas mereka berdua gandengan, bahkan jelas didepan mata Cynta. "Semua udah jelas, kamu gak usah bohong, kak. Semua akan baik-baik aja kalo kamu jujur."
"Sekarang, aku kasih kamu kesempatan buat jelasin semua. Jujur," kata Cynta.
Cynta rasa dengan memberikan Vito kesempatan, adalah ide yang bagus. Karena dirinya pun tak mau hidup dengan rasa penasaran, bahkan mungkin ini akan menjadi obat untuk hatinya, biar lega.
Vito menundukan kepalanya, merasa bersalah. "Iya, aku sama dia ada hubungan. Kita berdua pacaran, sebelum kamu ada," kata Vito.
DEG
APA?
PACARAN?
P-PACA
-RAN?
SEBELUM
SAMA
GUE?
Cynta reflek berdiri, rasanya kacau sekali. Mengapa semua ini harus terjadi? kenapa Vito mengajak dirinya pacaran, sedangkan Vito sudah memiliki kekasih lebih dulu.
"Maksud kakak apa ya?" Cynta tak terima ini semua.
Vito meraih tangan Cynta, menariknya supaya duduk kembali. Jujur, ini sakit, sakit banget. Kenapa bisa? Kenapa harus gue?
Langit menggelap, seperti mendukung suasana hati Cynta hari ini, apakah ini yang dinamakan cinta? harusnya Cynta percaya dengan perkataan orang luar sana.
"Yang berawal dari virtual itu tak akan lama, mau kamu ketemuan atau tidak. Karena bisa saja kamu dijadikan pelampiasannya dia, dan dijadikan pasangan cadangan untuk menenangkan hatinya"
"Kamu tuh dijadiin badut, jangan mudah luluh makannya. Ketikan manusia kadang gak selaras dengan kata hatinya"
Dan seharusnya, ia tidak melanggar aturan game Roleplayer itu, mungkin ini karma. Sudah jelas dilarang untuk saling jatuh cinta satu sama lain, tapi tetap saja dilakukan, tetap saja langgar, dan tetap saja dilanjutkan.
Penyesalan datang tiba-tiba, membuat Cynta berfikir, kalau harusnya dulu dia mencari teman, sahabat di Roleplyer untuk seru-seruan, dan bukan seperti ini.
Banyak orang diluar sana, yang mungkin saja masih fine-fine aja dengan pacar virtual from game, itu hanya opini Cynta saja, sebelum ia masuk kedalam jurang. Iya, jurang cinta yang menyakitkan.
"Dan pas kamu lomba pun, sebenarnya aku kerumah Alea, mama nya mau ketemu aku. Dan bodohnya aku lebih mentingin Alea daripada kamu." Rasa nya nyesak sekali, cinta pertama kenapa harus seperti ini?
"Karena aku lebih mencintai Alea, Alea cinta pertama aku," lanjut Vito, Vito kini menunduk, enggan menatap mata Cynta.
Air mata Cynta makin deras, sampai-sampai dilihat para pengunjung taman, walaupun hanya satu dua orang, tetap saja malu. Cynta membalikan tubuhnya menghadap belakang, mengusap pipinya dengan kedua tangannya.
"Kenapa gak bilang dari awal kak? kenapa disaat aku udah luluh, kamu seenaknya mendorong aku jatuh ke jurang yang salah," ucap Cynta, sedikit nada tinggi.
"Tapi aku juga cinta kamu, Cyn. Aku gak bisa ngelepasin kamu," ia memegang tangan Cynta lagi. Kini Cynta menepis tangannya dari pegangan Vito.
"Kamu egois kak, kamu salah banget. Kamu udah runtuhin pertemanan aku sama Kak Alea, dan kamu secara gak langsung mempermainkan dua hati perempuan." Cynta tak habis pikir, kenapa Vito begitu ceroboh dalam hubungan percintaan.
"Dan aku rasa, ini waktu yang sangat tepat. Dan aku nggak akan menyesalinya, setelah bicara ini." Cynta berhenti sejenak, menarik napasnya lagi dan meyakini dirinya lagi.
"Kita sampai sini aja ya kak, maaf aku udah jadi orang ketiga, diantara kamu sama Kak Alea. Tapi ini bukan sepenuhnya salah aku. Kamu lebih salah," Lanjutnya.
"And you are a traitor." Cynta pergi meninggalkan Vito, tak peduli. Ia rasa cukup, dan harus berhenti.
🪵🪵🪵
Disisi lain, Alea juga merasakan hal yang sama dengan Cynta, sakit. Ia terlalu emosional tadi, sampai-sampai mengeluarkan sumpah serapahnya ke adik kelasnya atau disebut juga tetangga dekatnya.
Ia juga sangat amat terkejut, Vito bisa-bisanya selingkuh, pada saat dirinya sakit. Alea sempat tipes, karena terlalu kecapekan.
Apalagi pas tau, bahwa Cynta dan Vito masuk menfess sekolah, disitu dibicarakan, kalau Vito dan Cynta jadian. Dari situ, dirinya memutuskan untuk mendiamkan Cynta bahkan menjadikan Cynta musuh didalam hidupnya.
Tapi foto itu, bukan Alea yang foto. Namun teman dekatnya sendiri. Pada saat ditaman, ia mendapatkan notifikasi dari sahabatnya, ternyata foto Cynta dengan Rehan. Tanpa berlama-lama, ia mendapatkan ide tidak waras, dan menunjukannya ke Vito.
Dulu masih diam, sebulan ini ia masih berusaha diam. Dan menganggapnya ya kalau Vito dan Cynta, hanya sekedar kakak kelas dan adik kelas saja. Dia juga terlalu bodoh, ia dengan entengnya ngebiarin Vito gitu saja.
Setelah perdebatan itu, jujur ia sangat menyesal. Namun amarahnya tak bisa ia tahan. Wajar gak sih marah, kalo pacar sendiri selingkuh? sama orang yang kita dekat?
Dan ada yang lebih membuat dirinya sakit, sakit...banget. Saat Vito bilang, kalo Vito dengan Alea tidak ada hubungan apa-apa. Padahal jelas-jelas Vito ingin bertunangan dengan Alea setelah lulus sekolah atau masa-masa perkuliahan.
Saat pulang sekolah tadi pun, dirinya diacuhkan, hanya dilewati. Tanpa ada rasa iba, Vito membiarkan dirinya begitu saja.
"He, more than a traitor," ucap Alea, setelah lagu "Traitor" dari Olivia Rodrigo yang ia setel habis.
🪵🪵🪵
kak vito 😡
Maaf, aku jahat. Bahkan lebih.
Maaf aku pengecut, pengkhianat..
.
.to be continue...
Gimana guys? masih kesel gak sama Alea?
jangan lupa vote and komen yaa, see u in the next chapter👋🏾
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Virtual (End)
Romance"Nggak ada hujan, nggak akan ada bunga." Harusnya kita tidak usah bertemu dan mengenal secara real, jika akhirnya akan sama. Inilah kisah Cynta Zolanda Amora, menemukan teman cinta nya dari dunia game. Akankah selamanya? atau akan berakhir? Daripada...