"Masih kelas 10 aja udah belagu sama kakak kelasnya." Kata Nathan, melanjutkan minumnya.
"Masih aja dibahas, dia ada benernya juga bro." Celetuk Vito.
"Tau, dia bener lah orang dari tadi ni kursi kosong." Kata Bumi.
Nathan merasa terpojoki "Kok gue yang dipojokin sih?"
Bumi dan Vito hanya diam saja, melanjutkan makannya karena ngga ada gunanya menggubris Nathan soalnya bakal kalah rakyat juga.
"Untung cewe, kalo cowo dah gue tinju." Terus nat terus dibahas, ni orang kalo belum lega, ngga bakal kelar kelar.
"Yailah perkara kursi doang, masa iya nanti kalo ditanya guru lo bilangnya "Dia ngambil tempat duduk saya bu" terus si anak baru nya bilang "Orang tempat duduk nya kosong bu, terus juga masa yang boleh duduk dikantin cuma senior aja sih bu" pikirin tuh, nanti malah yang ada kita semua kakak kelasnya yang kena masalah gegara terlalu senioritas." Jelas Bumi.
"Widih, Tumben lo cerdas. Kagum gue." Kata Vito, merangkul pundak Bumi. "Oiya jelas." kata Bumi
"Ah iya juga ya, tapi bodo amat. Masih untung dia kelas 10." Kelas kepala sekali memang.
Bell masuk kelas berbunyi, Vito, Bumi dan Nathan masuk kedalam kelasnya. Mereka berada dikelas 11 Ipa1. Vito sebangku dengan Bumi, sedangkan Nathan duduk sendiri.
Awalnya berdua tapi karena yang duduk sebangku dengan Nathan pindah sekolah, jadinya dia duduk sendiri.Vito langsung mengaktifkan handphone nya, tiba-tiba ia langsung senyum-senyum sendiri, setelah mendapat notif pesan.
"Idih, si Vito senyum-senyum sendiri." Goda Bumi. "Kurasa dia sedang jatuh cinta." Lanjutnya.
"Emang ada apa sih?, kok bisa mesam mesem sendiri." Penasaran Bumi.
"Kepo lo." Kata Vito.
"Intinya mah, kalo dah jadi jangan lupa pajak jadian ye." Celetuk Nathan.
"Nah setuju gue." Kata Bumi.
"Apa-apaan."
"PERHATIAN ANAKKU SEMUA, HARI INI GURU-GURU AKAN MELAKSANAKAN RAPAT. JADI KALIAN JANGAN BERISIK DIKELAS DAN KERJAKAN TUGAS YANG DIBERIKAN GURU KALIAN MASING-MASING, SEKIAN."
Lah, apaan yang mau dikerjain. Gurunya aja ngga datang kekelas. "Yes free, ngga ada tugas juga lagi" Kata Nathan dengan bangga.
Jujur, Vito juga senang karena free tapi kayanya ngga mungkin kalau ngga dikasih tugas.
"GUYS!! jangan pada seneng dulu dong, ada tugas nih dari pak Rian. Katanya ngerjain pilihan ganda halaman 20 buku paket matematika wajib." Teriak ketua kelas. Tuhkan feeling gue ngga pernah salah.
"Lo tau dari mana emangnya?" Penasaran Nathan.
"Pak Rian tadi bilang pas dikantin." Jawab ketua kelas itu.
"Ah lo bukannya kabur aja, atau gak bilang ke Pak Rian ngga usah ada tugas." Kata Nathan, ngedumel.
"Bapak lo kabur, gue aja ketar-ketir gimana mau kabur." Benar, pak Rian tuh galak guys. Jadi ngga ada yang berani sama dia.
Mumpung ngga ada guru, Vito ngerjain tugasnya sambil mendengarkan musik, dan sedikit menyontek ke google juga. Hehehe.
"Lo ngedumel bae sih, Nat. Lo kan bawa hp tuh, liat di google terus salin dah." Ucap Bumi.
"Bukan masalah itunya, gue mager nulisnya." Jawab Nathan.
"Ya Allah, Nat. Dirumah mager disekolah mager." Kata Bumi, menepuk jidatnya.
Ting!!!
Notif Handphone Vito bunyi, ia langsung buka pesan itu. Ternyata dari gebetannya.
Alikha
Semangat nugasnya, Kak❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Virtual (End)
Romance"Nggak ada hujan, nggak akan ada bunga." Harusnya kita tidak usah bertemu dan mengenal secara real, jika akhirnya akan sama. Inilah kisah Cynta Zolanda Amora, menemukan teman cinta nya dari dunia game. Akankah selamanya? atau akan berakhir? Daripada...