"Ma, dede keluar dulu ya sama Kak Vito ke tukang fotocopy." Izin Cynta kepada mamanya, dengan segera ia menghampiri mama nya yang sedang menonton tv diruang tamu. Mama tidak sendiri tapi sama Kak Rakhi dan Ayah.
"Boong tuh, bilang aja mau berduaan." Sindir Rakhi, yang masih menatap fokus layar tv dan melanjutkan makan kripiknya. "Yeh, suudzon terus." tapi bener sih hehe.
"Yaudah, hati-hati. Jangan malem-malem banget pulangnya." Ucap mama dengan ramah. Sementara Ayah hanya mengangguk-angguk setuju dengan ucapan mama.
Sambil menunggu Kak Vito dateng, Cynta duduk di antara mama dan Kak Rakhi, seperti biasa kalau ada mama pasti harus channel yang mama suka, ngga boleh ada yang nolak. Bisa-bisa diamuk.
Acaranya itu acara audisi dangdut gitu lho, sampai-sampai mama pernah bilang, "Kamu daftar juga dong disitu, biar mama bisa ketemu ma'e." *ma'e itu Soimah, yang menjadi juri disana. Gimana Cynta mau daftar, nyanyi aja nggak bisa, yang ada diusir duluan kali sebelum audisi.
Sekitar 15 menitan, Kak Vito chat Cynta kalau dirinya udah sampai didepan. Kemudian, Cynta langsung berpamitan sama keluarganya.
"Dek, nanti jangan lupa vote faisal ya dishopai." Ya Allah, si mama, yang tau kak faisal jangan lupa vote ya hehe. Iya, Kak Faisal itu jagoan mama di acara dangdut itu. Ganteng soalnya ditambah lagi suaranya.
"""
Kini Cynta hanya memakai jaket berukuran besar dan celana training berwarna abu, jujur, ootd itu nyaman banget. Kak Vito juga, dia cuma pakai kaos hitam sama celana jeans gitu, ganteng banget. Cowo kalo udah pakai kaos hitam beuh ngga ada tandingan.
Sekarang kita berdua udah sampai ditempat tukang fotocopy langganan Cynta, tapi awal-awalnya juga abangnya rada judes, narik kertas aja kayak ngajak ribut. Tapi sekarang udah ramah, karena Cynta sering ngeprint atau fc disana.
"Kamu tunggu dimotor aja, tar capek." Kata Cynta, karena lumayan ramai disini.
"Ngga ah, orang mau nemenin." Ucapnya. Yaudah terserah aja deh. Tar yang ada ngambek lagi. Setelah selesai ngeprint, Cynta langsung menuju ketempat buat bayar.
Abang-abangnya pun menghampiri Cynta, tapi bukan yang biasanya. Dia cuma ngeliatin Cynta, Cynta yang udah hafal arti isyarat itu langsung memberikan kertasnya supaya dihitung kertasnya. "Dijilid ya bang, warna cover depan nya bening, yang belakang bebas aja."Kata Cynta.
Sambil menunggu dijilid, ada abang-abang yang suka godain Cynta disana, bukan godain yang gimana-gimana. Tapi kayak selalu dibilang "Eh neng cantik, udah punya pacar belum?" Awal-awalnya rada takut, tapi ya mau gimana lagi tukang fc yang paling deket ya cuma ini doang. Tapi tenang selagi Cynta berani dan bijak dia tidak akan kenapa-kenapa.
"Eh neng tata, sorangan?" Tanyanya dengan mesam-mesem.
"Teu, sareng kabogoh." Jawab Cynta.
"Ya Allah gusti, udah punya pacar? aa telat dong." Katanya dengan memelas. Cynta tertawa melihatnya, sebenarnya abang abang satu ini lucu makannya Cynta suka tertawa melihat tingkah anehnya.
Tuh, kalo lucu tuh ketawa bukannya sayang. Dasar kamu. hehew
"Ini pacarnya ya? aduh meuni kasep pisan. Kalah saing ini mah aa." Ucapnya lagi.
Akhirnya selesai juga proposal Cynta dijilid, biasanya cepet banget. Apa jangan-jangan abangnya gibah dulu? canda gibah.
"Lama banget." Ketus Vito, tuhkan capek.
"Iya ini udah." Kata Cynta singkat.
"Ayo ih, keburu malem."
"Emang mau kemana sih, buru-buru amat bang." Celetuk abang-abang genit.
"Nyari jamet. Mau ikut?" Jawab Vito dengan kesal. Mukanya udah bete banget.
Disitu Cynta hanya ketawa, sejak kapan kak Vito begitu? kesambet apa dia? Ya Allah.
Kita berdua, langsung menuju ketempat makan yang biasa kita datengin, tempatnya gak begitu mewah, tapi nyaman banget, apalagi yang paling atas.
Malem-malem gini enaknya makan mie rebus, terus dikasih cabe, ditambah saus cabe, terus juga dikasih telur mata sapi rebus, minum nya es teh, beuh nikmat mana yang kau dustakan? AHAHAHAH
Karena Vito udah makan mie, jadi dia pesen roti bakar isi keju coklat. Awalnya dia mau mie lagi, tapi Cynta larang.
"Kalo mau ini minta aja sama aku, jangan banyak-banyak tapi. Kamu kan udah makan mie."
Ia hanya mengangguk-anggukan kepalanya, duh nurut banget.
"Oiya, minggu depan aku lomba lho. Kamu harus nonton ya." Kata Cynta dengan semangat.
"Yah, berarti latihan setiap hari lagi?" Katanya dengan cemberut.
"Heeh."
"Seminggu doang Kak." Ucap Cynta dengan memegang tangan Vito, meyakinkan.
"Seminggu serasa setahun." Ucapnya, menaruh kepalanya dipundak Cynta.
Cynta langsung memeluk pacarnya itu, Kak Vito kalo manja suka bikin marah tapi gemes gimana sih?
Setelah 5 menit akhirnya Kak Vito melepas pelukannya itu, "Kalo ada yang macem-macem sama kamu. Bilang ya." Katanya, dengan menatap kedua mata Cynta. Random banget.
"Emang siapa yang mau macem-macem sama aku?" Tanya Cynta.
"Takutnya ada."
"Ngga mungkin ada, soalnya pawangnya galak." Ucap Cynta dengan tertawa, Vito yang mendengarnya pun ikut tertawa.
"Oiya, katanya kamu mau nyari jamet? jangan ngajak aku ah kalo mau nyari jamet." Ledek Cynta.
"Cuma bercanda doang Cynta zolanda Amora, yakali beneran."
Cynta tertawa lepas mendengar ucapan kekasihnya, "Ya Allah, nangis banget. Aku kaget tau kamu ngomong gitu."
"Ya lagi ngapain nyari jamet, orang aku aja udah ketemu sama jametnya." Ucap Vito dengan ketawa.
"Siapa?" Tanya Cynta dengan mode serius, masa iya nanti Kak Vito selingkuh sama cabe-cabean? ya amit-amit jangan sampe selingkuh beneran.
Kemudian Vito langsung menunjukan sesuatu ke Cynta, ternyata ia membuka kamera depan, "Nah ini jametnya aku." Katanya dengan tertawa terbahak-bahak.
"Kurang ajar! asu koe." Umpat Cynta dengan mencubit lengan Vito.
Bukannya ngerasa kesakitan, ia malah semakin terbahak-bahak.
Alhamdulillah, lumayan panjang hehe
vote+coment guys, tysm!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Virtual (End)
عاطفية"Nggak ada hujan, nggak akan ada bunga." Harusnya kita tidak usah bertemu dan mengenal secara real, jika akhirnya akan sama. Inilah kisah Cynta Zolanda Amora, menemukan teman cinta nya dari dunia game. Akankah selamanya? atau akan berakhir? Daripada...