Setelah seminggu latihan berlalu, sekarang waktunya untuk bertempur dilapangan. Kini pasukan inti dari sekolah Cynta sudah berada ditempat perlombaan di SMA GARUDA 3. Yang paling Cynta suka pada saat lomba-lomba, yaitu adalah stand makanan yang sangat amat banyak. Sangat disayangkan kalau ngga jajan disana.
Selain banyak stand makanan, disana juga banyak teman-teman SMA yang lain ngajak kenalan. Dan tidak kelewat yang satu ini, melihat danton dari setiap pasukan, beuh bukan main keren nya.
"Proposal yang lo buat, kece banget. Gak perlu di benerin lagi," puji ketua paskibra itu. Asal kalian tau, ternyata ketua paskib nya itu adalah kakak kelas yang sempat menabrak Cynta waktu itu. Namanya kak Rehan safiq.
Cynta hanya menjawab dengan senyuman, takutnya jika membalas dengan kata dikira sombong.
Pasukan inti Cynta mendapatkan nomor urut tampil ke-10 dari 15 pasukan lainnya, sekarang sudah mulai dari urutan ke-1.
Waktu yang ada digunakan untuk mempersiapkan diri, memakai baju tempur paskibra yang berwarna hitam dan diberi sedikit warna merah, serta setelan celana warna hitam. Karena yang dominan adalah perempuan memakai jilbab, jadi semua perempuan yang menggunakan jilbab maupun tidak, wajib pakai ciput berwarna hitam.
Kenapa begitu? karena ini Paskibra, harus kompak dan adil. Supaya juga terlihat disiplin dan rapi, karena bukan hanya PBB saja yang dinilai namun cara berpakaian pun diikut sertakan.
Setelah selesai, lanjut ke tahap make up, memakai foundation, bedak, eye shadow, lipstik, blush on, eyeliner, mascara, sedangkan yang laki-lakinya hanya menggunakan bedak dan diberi lipbalm. Make up selesai, kemudian lanjut ketahap pelukisan wajah dengan eyelener membentuk kupu-kupu dimata sebelah kiri. Supaya terlihat lebih elegan.
Topi juga tidak lupa, untuk perempuan topinya berukuran kecil dibagian lidahnya, kalau yang laki-lakinya berukuran besar dibagian lidah topinya.
Semuanya sudah siap, dan sekarang pasukan Cynta sedang berlatih bagian PBB dasar.
"Urutan tampil nomor 10 harap bersiap-siap dibawah."
Jujur, kini rasa panik Cynta menggebu-gebu, gemeteran sekujur tubuh. Tidak dirinya sendiri sih, teman-teman yang lainnya pun ikut merasakan. Setelah masuk kedalam sesi foto bersama para piala, kini mereka duduk diruang tunggu selama beberapa menit.
Sebagai ketua yang baik sekaligus danton, Kak Rehan meyakini pasukan-pasukannya, kalau nanti selama berjalannya lomba lancar dan bagus. Karena, menurut penglihatan Rehan, pasukannya ini sudah bagus pada saat latihan berlangsung. Kekompakannya dapet, dan semangatnya dapet. Walau kadang selepas latihan pun, ada beberapa temannya yang dimarahi karena pulangnya terlalu sore. Tapi tenang, itu sudah biasa. Hasil kerja keras ini kan juga buat bahagiakan kedua orang tua.
Sembari menunggu, mereka bershalawat dalam hati, menenangkan hati, jiwa, dan pikirannya masing-masing.
Akhirnya yang di nanti-nanti tiba, sekarang pasukan inti sudah berada diujung samping lapangan, dan bersiap memasuki area lapangan perlombaan.
"PIMPINAN SAYA AMBIL ALIH, SIAP GRAK!" seru sang danton.
Setelah semuannya siap, dan "MAJU JALAN!" seru sang danton kembali. Bunyi hentakan sepatu mereka sangat kompak, hingga membuat para supporter teriak-teriak.
🪵🪵🪵
Selesai sudah tempur, haru dan bahagia bercampur aduk, karena berhasil menampilkan yang terbaik. Mendapatkan piala juara 2 utama, bisa bayangkan bagaimana ukuran piala itu. Tingginya melebihi tinggi Cynta.
Bukan salah pialanya sih, tapi salah Cynta yang terlalu pendek. hehe
Tidak hanya itu, pasukan inti juga mendapatkan juara dari variasi dan formasi serta PBB. Suatu pencapaian yang luar biasa. Bersyukur banget, karena hasil kerja keras mereka terbayar dengan hasil yang memuaskan.
Tapi ada yang kurang, Cynta tau mama dan ayahnya sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan kak Rakhi sibuk dengan ujian-ujiannya. Ia tidak menghiraukan itu, karena ia rasa sudah sangat cukup diberi semangat dan doa dari rumah. Orang yang sangat ia tunggu tidak datang. Iya, Kak Vito.
Ada rasa sakit hati, nyesek, harusnya dia ada. Wait? kok saya egois?
Kedua sahabatnya pun datang, namun hanya sebentar karena ada urusan. Katanya.
Sekarang Cynta hanya termenung sendiri, yang lain sibuk foto-foto, namun Cynta tidak.
"Kenapa Cyn?" tanya kak Rehan, iya dia lagi. Belum ada jawaban dari Cynta, kemudian kak Rehan menyenggol bahu Cynta dengan bahunya.
"Eh, kenapa kak?" Akhirnya sadar dari lamunan.
"Mikirin apasih? sampe bengong gitu," katanya, penasaran.
Cynta menjawabnya dengan senyuman dan gelengan kepalanya, ia tidak ingin ngasih tau siapa-siapa, biar ini jadi urusannya sendiri saja.
"Udah, dari pada bengong. Mending foto aja yuk," ajaknya, kemudian dia menarik tangan Cynta untuk segera foto dengannya.
"Nah udah, sekarang lo sendiri." Cynta langsung memberikan ponselnya ke Kak Rehan.
Semuanya sudah pulang kerumah masing-masing, kini hanya tinggal dua insan yang tersisa. Kak Rehan dan Cynta.
"Bareng gue aja, udah malem," kata kak Rehan, dengan mengendarai motornya.
"Gue udah minta jemput kok kak." Tolak Cynta dengan halus.
"Chat lo aja ngga dibales-bales, udah mending bareng aja. Aman," kata Kak Rehan, meyakinkan Cynta.
Dari mana Kak Rehan tau kalau chat Cynta ngga dibales? OMG, bodoh sekali, gimana kak Rehan ngga tau, sekarang saja ponsel cynta masih didalam room chat Kak Vito. Udah mana terang banget cahayanya.
"Yaudah kak, tapi ngerepotin kak Rehan gak?" tanyanya.
"Ngga sama sekali." Senyumnya terpancar, manis banget. Kaya gula.
kak vito 😡
kamu dimana?katanya mau nontonin aku lomba.
pasukan aku menang tau yey.
kamu beneran gak dateng?
yaudah gapapa, kamu pasti sibuk ya?kak, jemput aku dong. Aku sendiri yang belum pulang,
dari tadi mesen ojol ngga ada yg nerima,
gajadi kak, gapapa. Aku sama Kak Rehan dianter pulangnya.
jangan lupa makan.Rehan Safiq
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Virtual (End)
Romance"Nggak ada hujan, nggak akan ada bunga." Harusnya kita tidak usah bertemu dan mengenal secara real, jika akhirnya akan sama. Inilah kisah Cynta Zolanda Amora, menemukan teman cinta nya dari dunia game. Akankah selamanya? atau akan berakhir? Daripada...