BAB 11 : Rumah Jaka

431 74 5
                                    

Bitha tidak berhenti menghela pelan sesekali menatap kosong ke luar kaca mobil yang sampingnya Rama menjalankan mobil dengan kecepatan  medium sesekali melirik ke arah Bitha yang masih saja terdiam melirik ke arah luar, lelaki itu ikut menghela mengingat kejadian di rumah sakit berberapa menit lalu. Saat Bitha mengatakan jika penyakitnya tidak bisa di sembuhkan dalam waktu dekat, kecelakaan yang sebelumnya gadis itu alami membuat cidera serius pada suara miliknya. Hanya kemungkinan kecil bisa sembuh.

"Ta, jangan pesimis dulu belum Lo berjuang masa udah down gini. Nanti terapi harus rutin, berdoa sama tuhan biar segalanya di mudahkan. Ingat Ta, tuhan itu adil." Bitha hanya mengganguk kosong tidak dengan senyum, wajah gadis itu masih terlihat murung sekali. Rama yang melihat itu mengulas senyumnya. "Senyum dong, aneh gue liat Lo murung gitu."

Bitha hanya memutar bola matanya malas, sesekali mengecek ponsel miliknya. Terdapat pesan dari Mama Jaka mengajak gadis itu untuk main ke rumah, belum sempat Bitha balas karena terlalu banyak kegiatan bersama Rama yang menuntutnya tidak mengecek ponsel seharian.

Mama Jaka : [ Bitha makan malem yuk sama mama hari ini, ngerayain bang Sakti lagi ultah ]

Pesan itu baru saja masuk dua menit yang lalu, hari ini suasana hati Bitha sedang tidak baik. Tetapi menolak ajakan Mama Jaka sangat tidak sopan baginya, Rama yang melihat Bitha mengetuk pinggir ponselnya sesekali menggigit bibir bawah pelan------terlihat gugup dan ragu khas seorang Bitha, memilih untuk bertanya kepada gadis itu. "Kenapa, adik kamu lagi?"

Bitha menoleh melirik sebentar ke arah Rama, kemudian menggeleng. Menunjukan pesan milik Mama Jaka dari pop up layar, tidak ingin membuka pesanya. Rama yang melihat itu mengganguk sebentar. "Mau gue anterin ke rumah Jaka?"

Bitha mengendus pelan, rasanya malas sekali. jika saja yang mengajak itu adalah Jaka sudah dari awal ia tolak mentah-mentah, tapi hal sialnya ini adalah Mama yang telah melahirkan Jaka yang mau tidak mau ia turuti.

"Ta?" Panggil Rama, Bitha mengerjap pelan buru-buru mengganguk.

"Ya udah, gue anter Lo ya, gue gak tau tempat Jaka di mana. Arahin pake google maps Lo." Bitha kembali mengganguk, Rama mencoba bersikap sekalem mungkin tidak ingin menunjukan rasa kesalnya, entah kenapa rasanya ia merasa ada sesuatu yang membuat dadanya di tekan kuat, sesak sekali. Melirik ke arah Bitha yang sibuk mengetik di ponsel miliknya, tanpa pengetahuan Rama mencengkam kemudi kuat sesekali menatap jalanan tajam.

Akal-akalan Jaka ini pasti, sial.

×××

Bitha baru saja sampai tidak lupa dengan Rama yang ikut turun mengantar gadis itu sampai pada depan rumah milik Jaka, sebelumnya Bitha sudah menyuruh Rama untuk tetap di mobil dan kembali putar balik untuk pulang, tidak perlu repot-repot mengantarnya sampai turun dari mobil dan berdiri di depan perkarangan rumah milik Jaka. namun Rama dengan keras kepalanya memilih menarik Bitha dengan pelan untuk memasuki pekarangan rumah milik Jaka yang di sambut Mama Jaka yang sekarang terlihat menyambut Bitha hangat.

Bitha tersenyum, menyalim tangan Mama Jaka tidak lupa dengan cium pipi kanan dan kiri, wanita paruh baya itu memeluk Bitha bahagia. Medapati uluran tanggan dari orang lain membuat wanita paruh baya itu baru menyadari presensi lelaki yang sebelumnya berdiri di samping Bitha, Mama Jaka memberi uluran tangan yang dengan cepat Rama tempelkan pada dahinya, kemudian tersenyum dengan lesung pipi yang terpampang manis di sana.

"Ini siapa Bi?" Tanya wanita paruh baya itu kepada Bitha, membuat Bitha melirik ke arah Rama----meminta lelaki itu bantu menjelaskan.

"Saya teman Bitha Tan, teman Jaka juga di kampus. Habis nemenin Bitha terapi, sudah itu baru ke sini." Rama masih tersenyum, wanita paruh baya itu hanya mengulas senyum canggung. "O-oh gitu, ya udah Rama kamu sudah makan belum? Kalo belum ikut ke dalem yuk kita makan sama-sama, kebetulan abangnya Jaka lagi ulang tahun."

Bisu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang