chapter 11✔️

7 1 0
                                    

Zura sudah siap dengan seragamnya seperti biasa dia pergi ke sekolah di antar sang papa, arley. Ia melangkahkan kakinya sambil memainkan ponselnya tak peduli kalau ia sedang menjadi pusat perhatian, ia masih asik dengan ponselnya dan tak memerhatikan jalan, sampai di koridor dia menabrak seorang laki-laki yang sedang membawa banyak buku.

Brruukk

Buku-buku yang di bawa laki-laki itu pun berjatuhan ke lantai membuat para siswa yang berada di koridor memerhatikan mereka.

"sorry,, gua ga sengaja" lirih zura sambil membantu laki-laki itu mengambil buku yang berjatuhan, setelah selesai mereka kembali berdiri dan masih berhadapan.

" gpp, makasih juga udah bantuin" ucap laki-laki itu ramah, zura hanya mengangguk singkat ia melihat laki-laki itu membawa buku yang sangat banyak sampai si laki-laki ini juga terlihat kewalahan"apa ga berat" pikir zura.

" mau di bawa kemana tuh buku? " tanya zura datar. Laki-laki itu tersenyum ramah, senyuman nya membuat hati tenang dan sangat damai. Wajahnya juga tampan tak kalah tampan dengan most wanted itu, seperti al, stefan dan lain nya, "most wanted juga kali ya? "pikir zura namun pakaiannya terlihat rapih bukan seperti bad boy macam al, maklum lah sekolah ini sangat besar jadi zura tak mengenal semua murid di sini.

" mau gua taro di perpus" ucapnya senyumnya pun belum pudar dari wajah tampannya itu.

" sini biar gua bantuin, itung-itung nebus kesalahan gua" ucap zura masih dengan nada datarnya, tanpa menunggu jawaban laki-laki itu zura langsung merebut beberapa buku yang di bawa laki-laki itu. Lalu mereka berjalan bersama, para siswa menatap mereka, mereka menjadi pusat perhatian namun zura tak mempedulikan itu ia tetap santai berjalan menuju perpustakaan dengan wajahnya yang dingin itu, namun si laki-laki itu masih tersenyum dan sesekali melirik zura.

" makasih ya udah bantuin gua" ucap si laki-laki itu, senyuman nya belum pudar, "apa ga capek tuh bibir senyum mulu?" batin zura yang melihat laki-laki itu masih setia dengan senyuman nya.

"sama-sama" ucap zura singkat tanpa melihat si laki-laki itu dia masih asik menata buku yang ia bawa tadi di rak.

"lu zura kan? " tanya si laki-laki itu menatap zura.

"kalau udah tau kenapa nanya? " ucap zura sinis. Basa-basi nya basi banget begitu menurut zura.

" kenalin gua alvaro" alvaro mengulurkan tangannya pada zura.

"oh" zura tak membalas uluran tangan alvaro ia masih sibuk menata buku-buku ke rak. Alvaro tersenyum getir melihat respon zura yang bodo amat padanya. Padahal banyak siswi yang ingin dekat dengan alvaro tapi zura yang di deketin malah ga peduli. Mereka tak menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikan mereka dari jauh, ingin rasanya ia mendaratkan tinjunya ke wajah alvaro, tak peduli alvaro kakak kelasnya atau bukan.

"gua udah selesai gua balik duluan" pamit zura tanpa menunggu jawaban alvaro, ia langsung pergi meninggalkan alvaro.

Zura sedang berjalan menuju kelasnya setelah dari perpustakaan tadi, untung masih belum bel pikirnya masih terus berjalan lurus tanpa memedulikan kalau dia masih menjadi pusat perhatian.

"genit banget sih lu" ujar seseorang di samping zura suaranya sedikit berbisik. Sontak zura menoleh ke sampingnya dan melihat al dengan tatapan dingin ke arahnya.

"maksud lu apa? " tanya zura nada bicaranya tak kalah dingin, namun mereka masih terus berjalan.

"ngapain lu ngendeketin sih alvaro? " tanya al mengintimidasi zura tatapannya masih dingin.

" siapa yang deketin?" tanya zura sewot, toh dia tidak meresa mendekati alvaro dia hanya menolongnya, sudah. Tak ada niatan untuk mendekati alvaro kakak kelasnya itu.

youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang