Yoongi menutup kembali pintu kamarnya, berjalan melewati Jimin untuk langsung duduk di kursi seperti sebelumnya. Yoongi memang belum tidur sejak tadi, lelaki itu tengah sibuk membuat lirik lagu sampai seseorang mengetuk-ngetuk pintunya.
Yoongi tahu itu Jimin karena memang sedari tadi anak itu tidak ada di ranjangnya, Yoongi tidak segera membukakan pintu karena dia ingin mempermainkan Jimin, membiarkan anak itu terus mengetuk-ngetuk pintu dengan suara yang terdengar panik membuat Yoongi sedikit terhibur.
Tapi setelah beberapa menit kemudian Yoongi membukakannya kok, tapi yang didapatkannya justru ocehan sebal dari Jimin.
"Kenapa sih harus lo buka pintunya?!" protes Jimin dari tempatnya, tapi Yoongi tidak peduli.
"Lo belom tidur dari tadi, 'kan?! Lo pura-pura budek, 'kan? Kalo emang pura-pura kenapa gak seterusnya aja? Kenapa tiba-tiba buka pintu?" lanjut Jimin, kesal bukan main.
"Lo harusnya berterima kasih udah gue bukain."
"Gue lebih suka kalo lo tetep kunci pintunya!" Jimin menghempaskan badannya di atas ranjang.
Yoongi memutar kursinya, menatap bingung lelaki yang sedang menendang-nendang random di atas kasurnya itu.
"Lo kenapa sih?"
"Diem kalo gak mau gue tabok."
"Aneh."
Jimin menghentikan tendangannya untuk kembali terduduk menghadap Yoongi. "Yoongi denger ya, setiap hari Senin, Rabu, Jumat pokoknya lo gak boleh kunci pintu kamar sebelum gue pulang kerja."
"Lo kerja?" tanya Yoongi yang langsung diangguki Jimin. "Kalo ketauan guru, lo bisa kena SP. Dan juga, ogah banget gue harus nurut sama perintah lo."
"Kalo gue ketauan itu pasti gara-gara mulut kaleng lo," jawab Jimin ketus "lo gak perlu tau alasan gue kerjaㅡ"
"Siapa juga yang mau tau anjir," gumam Yoongi memotong.
"Pokoknya lo harus inget deh! Jangan sampe kayak gini lagi"
"Lo 'kan juga punya kunci kamar, kenapa ribet banget idup lo ampe nyusahin gue?"
"Nah itu masalahnya, kadang suka gak kebawa."
"Terus jadi urusan gue gitu? Lo yang teledor malah gue yang repot."
Jimin mendengus. "Yaudah kalo gitu gue bakal kasih tau Jihoon kalo gue satu kamar sama lo."
"Lo ngancem?"
"Ya terserah mau nyebutnya apa."
"Yaudah bilang aja, nanti juga lo diserbu sama fans gue. Urusan Jihoon mah gampang," kekeh Yoongi.
Jimin mengigit bibirnya, merasa dirinya memang tidak akan pernah bisa menang melawan Min Yoongi.
"Terserahlah gue tidur di emperan aja kalo gitu!" pekik Jimin kesal, kembali tiduran serta menyelimuti seluruh tubuhnya hingga ke ujung kepala.
;
8.45 pagi.
"Bangun! Bangun! Bangun woy! Bangun!"
"Hhnggh ah!"
"Bangun bangun!"
Jimin mengusak kepalanya dengan sebal karena tidurnya terganggu oleh guncangan serta suara berisik seseorang, sudah pasti Yoongi.
"Bangun! Cepetan!"
"Enghh."
"Gak usah pake desah bangsat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ROOM 779 ; YoonMin [END]
Fanfiction[sedang dalam perbaikan] [Yoonmin's story by pito] Berada dalam satu kamar setiap harinya bersama seorang siswa populer yang punya julukan ice prince. Apakah Jimin sanggup? ⛔ Non Baku Warn!! BxB! BoysLove!! Bahasa kasar!!!! 🔞 Jangan salah lapak p...