[021]

13.6K 1.4K 324
                                    

Di bawah pencahayaan lampu jalan yang temaram, nampak Yoongi dan Jimin berjalan dengan jemari mereka yang saling bertautan. Keduanya bergegas menuju asrama setelah sebelumnya mampir ke kedai ice cream.

Jalanan yang redup nampak tak terlalu sunyi akibat Jimin yang sibuk mengoceh tentang hari ini, semua hal diceritakan oleh si manis sambil sesekali menjilat ice cream cokelat vanilla miliknya. Yoongi yang berada disampingnya terlihat begitu setia mendengarkan keluh kesah Jimin tentang bagaimana harinya berjalan, sesekali senyumnya terulas saat pacarnya mengeluarkan ekspresi yang menggemaskan.

".... Udah gitu ya, masa aku harus ganti pesenannya cuma gara-gara dia gak suka sama warna piringnya, itu bener-bener ngeselin tau. Tapi dia kekeuh minta ganti piring, yaudah terpaksa tuh aku ganti piringnya. Ada ya, customer kayak gitu? Walaupun udah satu setengah tahun aku kerja, tapi baru kali ini dapet cust yang nyebelin kayak gitu" Jimin menjeda ocehannya untuk sekedar menjilat ice creamnya.

"Satu lagi, tadi aku juga diomelin sama koki dapur gara-gara aku potongin wortel kegedean, padahal gausah diomelin yah aku bisa potong ulang jadi kecil-kecil, bikin kesel ajaㅡ"

Jimin mengatupkan bibirnya saat melihat Yoongi tiba-tiba berjongkok dihadapannya, "Eh?? Ngapain??"

"Karena pacar aku hari ini udah bekerja keras, jadi pacar aku dapet tumpangan gratis. Ayo naik" jawab Yoongi begitu manis.

Bahkan Jimin sampai memerah dibuatnya, namun tidak mau menunggu lebih lama lagi Jimin segera memeluk leher Yoongi, tak lupa mengecup pipi pacarnya sekilas.

Yoongi tersenyum tipis sebelum mengangkat Jimin yang ada digemblokannya, menahan pantat pacarnya agar tidak terjatuh.

"Awas es nya netes ke baju aku" peringat Yoongi saat menyadari Jimin masih menggenggam ice creamnya.

"Iyaa" Jimin kemudian mengulum ice creamnya sambil mendongak keatas langit yang terlihat berkelap-kelip

"Yoongi liat deh, bintangnya banyak banget" seru Jimin begitu takjub melihat bintang-bintang yang bertaburan, jari pendeknya menunjuk ke atas langit.

Yoongi mendongak, ikut melihat betapa banyaknya cahaya diatas langit yang begitu gelap.

"Buat permohonan" ucap Yoongi asal

"Kan bintangnya gak jatoh"

"Ya gak apa-apa, buat aja. Siapa tau nanti terkabul"

"Pegangin" pinta Jimin seraya menyodorkan ice creamnya, dan Yoongi menurut untuk memeganginya.

Sementara Jimin mulai menyatukan kesepuluh jarinya, memejamkan mata dan mulai berdoa di dalam hati.





7⃣7⃣9⃣

Di sebuah kelas yang bertuliskan XII-IPS nampak seisinya yang tidak kondusif, hal itu dikarenakan guru bahasa mereka tidak hadir. Memberikan anak-anak itu tugas kelompok tidak cukup membuat mereka berhenti bermain, sebagian lebih suka mengobrol, bernyanyi atau bermain handphone, sisanya tidur didalam kelas. Hanya beberapa dari mereka yang benar-benar mengerjakan tugas dari sang guru.

Jimin? Ia masuk ke bagian anak-anak yang menghabiskan jam pelajaran dengan mengobrol bersama Seokjin dan Taehyung.

"Lo beneran gak di undang?"

Jimin menggeleng sekali lagi, memperhatikan sebuah kertas undangan pesta ulang tahun berwarna krem yang terlihat begitu mewah. Dilembar utama kertas tersebut bertuliskan nama Park Jihoon, yang menandakan acara itu memang dibuat olehnya.

ROOM 779 ; YoonMin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang