[035] ㅡEND

20.1K 1.4K 387
                                    

Hari kelulusan,

Aula sekolah nampak telah ramai diisi oleh para siswa dan siswi yang siap untuk menerima sertifikat kelulusan mereka.

Yup, benar.

Hari ini secara resmi merupakan hari kelulusan untuk para pelajar kelas 12 SMA Bighit setelah sebelumnya mereka mendapat pengumuman mengenai persentase kelulusan yang sempurna, alias 100% lulus.

Didampingi oleh para orangtua dan kerabat dekat, semua siswa nampak bahagia menyambut kelulusan mereka, tidak peduli berapa hasil yang mereka dapatkan karena kebanyakan dari mereka telah cukup bersyukur karena akhirnya telah bebas dari beratnya masa-masa sekolah.

Semua bahagia, tak terkecuali Jimin dan Yoongi yang duduk beriringan, menunggu giliran mereka untuk dipanggil ke atas panggung. Secara sembunyi-sembunyi, tampak telapak tangan keduanya saling bergenggaman. Yoongi memang sedari tadi sibuk meyakinkan Jimin bahwa hasil ujian lelaki manis itu tidak akan seburuk yang ada di pikirannya, tapi Jimin dan sifat overthinking-nya membuat dirinya sendiri terus merasa gelisah.

"Sayang, apapun hasilnya itu gak terlalu penting. Kamu udah lulus, itu udah cukup" bisik Yoongi.

Jimin mendengus pelan, "Tetep aja, aku malu kalo ternyata hasilnya jelek"

"Mau malu sama siapa coba? Emangnya orang bakal melototin nilai-nilai kamu apa?"

"Ya gak gitu tapi ㅡhhaah aku takut kamu yang diledekin karena punya pacar bego"

"Emang siapa pacar aku?"

Sadar akan kenyataan bahwa dirinya dan Yoongi belum kembali berpacaran sontak membuat Jimin memerah malu. Lelaki itu melepaskan genggamannya dan memilih menutup wajahnya sendiri.

"Aah lupa, akukan jomblo" cicit Jimin.

Yoongi tersenyum tipis, ia meraih kembali tangan Jimin untuk digenggam, "Bukan pacar, tapi calon suami. Kan?"

Jimin ikut tersenyum tipis dan hendak membalas ucapan Yoongi, namun niatnya terhenti saat namanya dipanggil oleh kepala sekolah untuk pembagian ijazah sekolahnya.

7⃣7⃣9⃣

"ㅡLiat sebentar doang. Gak akan aku ledekin"

"Gamauu, aku bilang gamau ya gamau" Jimin lagi-lagi menghindari Yoongi yang akan merebut ijazah di pelukannya.

Keduanya telah berada di koridor sekolah setelah acara kelulusan yang berlangsung hampir dua jam itu telah selesai. Dan sejak penyerahan ijazahnya, Jimin sama sekali tidak memperbolehkan Yoongi atau siapapun untuk melihat hasil ujiannya. Bahkan ayah dan bundanya diminta langsung pulang terlebih dahulu. Jimin benar-benar menutup rapat-rapat yang mana justru membuat Yoongi semakin penasaran.

"Aku liat doang, sumpah. Kamu yang pegang deh, aku cuma liat isinya" rayu Yoongi, masih penasaran setengah mampus.

"Gamau, gamau! Kamu liat aja punya kamu sendiri"

"Udah, 90 keatas semua" jawab Yoongi, sok.

Jimin mendengus kesal, "Dasar sombong!!"

"Lah? Cuma jawab" kekeh Yoongi.

"Gatau ah"

Jimin hendak berlari pergi, namun dengan sigap Yoongi melingkarkan lengannya di perut Jimin agar lelaki manis ini tidak kabur.

"Duh lepas ih"

"Gak boleh" bisik Yoongi sambil mencuri kecupan di tengkuk Jimin.

Jimin tertawa-tawa, meminta untuk dilepaskan, namun yang ada Yoongi justru memeluknya lebih erat.

ROOM 779 ; YoonMin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang