6. Kingdom

3.1K 436 27
                                    

Love is when other person's happiness is more important than your's.

.

.

.
". . . " Kuroko tidak menjawabnya, sedang semua jendral, penjaga menunduk untuk menghormati sang Emperor yang tengah memeluk Empress,

"Huft,

Nanti kita bicara lagi,

Sekarang pergilah ke tahtamu lagi-" begitu Akashi melepaskan genggamannya pada Kuroko,

'Misdirection'

"Empress?" ucap salah satu penjaga tidak melihat dimana Empress berada.

"Lanjutkan sidangnya" ucap sang Emperor acuh.

Namun semenjak perintah Kuroko kemarin, siang jadi lebih cepat selesai dari biasanya,
.

.

.

Malam hari telah datang, Akashi memikirkan apa yang terjadi selama sidang itu, semua tinggal Empress tidak ada yang masuk akal sama sekali.

Sembari menghirup tembakau di pipanya, hadiah kerajaan dari negeri barat satu ruangan di penuhi asap.

"Yang mulia" ucap penjaga di luar paviliun sang Emperor.

"Ada apa?" ucap Akashi masih asik dengan pipa rokoknya.

"Ya-yang mulia, Empress datang berkunjung"

SMIRK!

"Suruh, Empress masuk" ucap Akashi mulai tersenyum tanda tertarik.

BUK~

Pintu di buka perlahan, asap yang mengepul begitu pekat, wangi tembakau yang terbakar begitu menyengat menyesakan napas.

"Apa kau ing-?" Akashi mulai memandang Kuroko yang masuk begitu pintu di tutup kembali.

Namun Kuroko tampak aneh, dia melihat asap rokok Akashi di setiap ruangan, matanya terbuka lebar tangannya tak henti hentinya mencengkram baju di dadanya.

"Ii-e!?" Kuroko menatap kesana kemari dengan menggumamkan sesuatu,

"Apa yang ka-?" Akashi pun merasa aneh dengan sikap Kuroko,

BRUKKKK!!!

Kuroko jatuh tak sadarkan diri, bahkan sebelum masuk selangkah lebih dalam ke arah Akashi.

"! ! !?" Akashi awalnya handak memanggil penjaga untuk membawa Empress pergi, tiba tiba berdiri dan mematikan rokoknya saat melihat darah merembes dari pakaian Kuroko.

"PENJAGA PANGGIL KEPALA TABIB!!" teriak Akashi di dalam kamar dan penjaga tahu kalau sesuatu telah terjadi,

.

.

.

Malam itu menjadi malam yang sangat menegangkan bagi seluruh istana, tampak Emperor tengah dalam mood yang sangat buruk, setelah Kuroko mengalami keguguran,

Namun daging itu tidak di buang, daging janin itu, dibungkus dedaunan herbal oleh Chihiro dan di masukan ke dalam guci,

sebagai pengganti rahim, dan bila bayi itu lahir maka guci itu akan pecah dengan sendirinya, guci itu harus di taruh di dekat sang ibu, yaitu sang Empress Kuroko Tetsuya.

#mirip di kisah Mahabarata

dan Kuroko belum tersadar karena demam yang sangat tinggi selama 3 malam ini.

"Bagaimana keadaannya?" Emperor datang ke paviliun Empress , dan kepala tabib masih sibuk merawat Kuroko yang masih belum bangun juga.

"Masih belum ada perubahan yang mulia" ucap Chihiro menggeleng sama frustasinya dengan sang Emperor.

.

.

.
Di dalam mimpi Kuroko, dia mengingat kembali kejadian masa lalu yang membuat perubahan begitu besar di hidupnya.

Kuroko adalah omega seperti ibu tirinya, dia sangat disayangi meski kakak dan ibu tirinya tidak terikat darah dengannya,

Namun Kuroko selalu di lindungi oleh keluarganya, bahkan di sekolah dulu setelah mengetahui kalau Kuroko seorang omega (pastinya),

Sang kakak, Mayuzumi Chihiro semakin protektif dan menjaga Kuroko lebih banyak lagi, Kuroko pun menyayangi keluarganya yang sekarang.

Namun semua memaksa Kuroko untuk berubah sejak kejadian itu,

Dimana rumahnya mengalami kebakaran hebat, tidak ada yang menyadarinya sampai pada api yang terlanjut membesar, dan asap memenuhi seluruh ruangan.

Kedua orang tua mereka meninggal di tempat tanpa bisa berbuat apapun,

Sedang Chihiro yang sudah kehabisan napas ke kamar atas, dimana Kuroko berada.

"Tetsuya, bangun.

Kumohon bangunlah" ucap Chihiro sekuat tenaga membangunkan Kuroko di dalam gendongannya,

Chihiro berjalan melewati langit langit yang mulai terbakar, menuju jendela di kamar Kuroko, tubuhnya penuh luka bakar, hampir seluruh kulit kaki Chihiro menghitam karena api dan bekas terbakar.

"Ukh!!?

Sesak?

Nii-chan?" Kuroko mencoba bangun namun matanya hanya bisa terbuka sedikit karena sakitnya asap yang menusuk,

"Gomen, nii-chan gak bisa bersamamu lebih lama lagi,

Jadi kuatlah, jangan menangis lagi.

Gomen~" itu adalah ucapan terakhir saat Chihiro melempar Kuroko dengan tenaga akhirnya dari jendela lantai 2, namun bukan Chihiro namanya kalau tidak pintar, dia melempar Kuroko ke pepohonan dekat dengan jendela kamar Kuroko,

BUKKKK

BRUKKKK

BUKK

BUKKK

"Aghhh!???

Nii-chan?" hari itu salah satu kaki Kuroko patah, namun tidak se menyakitkan saat dia melihat ke arah jendela kamarnya dimana sang kakak berdiri dengan bayangan hitam sebagai tandanya,

Seketika api besar menyambar bayangan hitam itu dan mulai memenuhi seluruh rumah, dengan api merah membumbung tinggi ke langit,

Air mata Kuroko hari itu tak hentinya menangis, dadanya sesak setiap melihat asap, trauma hari itu membuat guncangan hebat di hidup Kuroko,

Alhasil dia menjadi orang yang sangat dingin dan tidak bergantung lagi dengan orang lain,

Lalu mengapa Chihiro tidak ikut melompat juga?

Tubuhnya sudah terluka di mana mana, kedua kakinya sudah menjadi korban untuk bisa sampai ke kamar Kuroko dan menyelamatkan Kuroko,

Langit langit kamar tinggal hitungan detik bisa runtuh kapanpun dia mau, misalkan dia selamat kemungkinan besar Chihiro akan hidup sebagai orang cacat, dan dia tidak mau itu.

Di saat terakhir dia baru sadar kalau dirinya tidak sekuat yang dia kira, akhirnya memutuskan untuk diam dan menemui ajalnya tepat di depan mata sang adik kesayangan.

.

.

.

"Ngh~

Nii-chan, Shinanai de!" Kuroko berbicara saat tidur, untuk pertama kalinya Akashi melihat air mata Kuroko dengan begitu menyiksa,

Karena dahulu bisanya saat melihat air mata Empress yang asli, dia tidak akan merasakan perasaan apapun,

TBC

Bloody Rose Modern KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang