Jennie menyenderkan kepalanya dipundak Ibunya. Ibunya mengelus kepala anak satu-satunya itu. Jennie menghirup harum Ibunya, harum yang selalu ia rindukan selama bekerja dan jauh dari Ibunya. Harum yang mampu menenangkan hatinya yang kalut.
"Jennie-ya, maukah kamu berjanji satu hal pada Eomma?"tanya Ibunya pada Jennie.
"Tentu saja. Eomma minta 1000 janjipun akan aku sanggupi."jawab Jennie sambil tersenyum pada Ibunya. Ibunya tertawa dan membelai pipi anaknya.
"Berjanjilah untuk terus bahagia. Apapun yang kau hadapi, berjanjilah kesedihan itu hanya sementara dan kamu akan berbahagia lagi."ucap Ibunya. Jennie terdiam dan menatap Ibunya.
"Tentu saja. Aku punya Eomma kenapa juga aku harus bersedih lama-lama. Asal ada Eomma aku pasti bahagia."balas Jennie sambil memeluk Ibunya.
"Dengan atau tanpa Eomma."ucap Ibunya membalas pelukan Jennie. Jennie terdiam dan melepaskan pelukannya.
"Eomma...."ucap Jennie sedih.
"Berjanjilah?"ucap Ibunya lagi. Jennie terdiam dan menggeleng lalu menangis. "Ya... kenapa nangis?"
"Aku gak mau kalau gak ada Eomma."jawab Jennie sambil menangis.
"Aish jinjja..."ucap Ibunya lalu memeluk anaknya yang sedang menangis seperti anak kecil yang ditinggal Ibunya bekerja.
***
Jennie, Lisa dan Mino duduk disebuah meja di kantin RS. Piring-piring di meja sudah kosong, makanan sudah ludes habis dimakan oleh mereka.
"Kenapasi kau kesini terus?"tanya Jennie pada Mino yang sedang asyik ngaca dengan kamera depan handphonenya.
"Eommonim kan Ibuku juga. Aku kesini bukan karena mu ya."jawab Mino kesal. Padahal memang ia ke RS karena khawatir Jennie lupa makan jika tidak diajak makan. Tapi Mino terlalu gengsi. Mana mungkin seorang Song Mino mampu mengaku seperti itu.
"Kenapa juga Eomma ku jadi Ibumu?"protes Jennie yang disambut dengan sentilan dari Mino.
"Ya... kalian terlihat seperti sepasang kekasih tau."ucap Lisa yang menghentikan ejek-ejekkan mereka tiba-tiba.
"Keluarga Ibu Cha Ji Hyo, harap menuju ruang tunggu ICU sekarang."suara panggilan RS membuat jantung Jennie berhenti. Dengan terburu-buru ia berlari dengan Lisa dan Mino mengikutinya dibelakang.
"Eomma, jebal."ucap Jennie dalam hatinya. Kakinya berlari melangkah tanpa henti menuju ruang ICU. Ia melihat seorang suster menunggu Jennie disana.
"Suster, kenapa Eommaku?"tanya Jennie dengan suara bergetar. Perawat itu mencoba menenangkan Jennie.
"Tiba-tiba Ibu Cha tadi collapse. Seluruh tanda vitalnya menurun sekarang dokter sedang melakukan tindakan didalam."jelas perawat itu. "Silakan tunggu dulu ya."tambahnya seraya meninggalkan Jennie dan masuk kedalam ruang ICU.
Tangan Jennie gemetar, jantungnya terus berdebar, ia takut. Air matanya jatuh lagi dan ia bersimpuh pada kedua lututnya. Lisa menghampiri Jennie dan memeluk Jennie. Lisa ya.ng melihat sahabatnya bersedih ikut mengeluarkan air matanya.
Mino dan Lisa membantu Jennie bangun dan mendudukkannya di kursi tunggu. Jennie hanya terdiam tak berniat berbicara apapun pada Lisa dan Mino. Mino juga merasa gelisah menunggu selesai tindakan.
Tidak berapa lama dokter keluar dan memanggil wakil Ibunya Jennie.
"Keluarga Ibu Cha?"panggil dokter. Jennie bangun dan berlari menghampiri dokter.
"Bagaimana dok?"tanya Jennie dengan air mata yang masih terus mengalir.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun Ibu anda tidak dapat bertahan. Maafkan kami, 14.33 waktu kematian Ibu Cha Ji Hyo."ucapan dokter membuat waktu berhenti bagi Jennie. Jennie berteriak histeris dan jatuh pada kedua lututnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY BACK INTO LOVE
FanficMino dan Jennie adalah 'high school sweetheart' antara sunbae dan hoobae. Mereka saling mencintai namun harus terpisah karena Mino akan debut menjadi salah satu member grup idol. Namun takdir mempertemukan mereka lagi dimasa depan ketika Jennie menj...