It Happens

256 19 4
                                    

Mino berdiri berhadapan dengan Yang Sajangnim diruangannya. Yang terdengar hanya detak jarum jam, kedua laki-laki ini berdiri tanpa bersuara.

"Kau mau mengakui hubungan kalian?"tanya Yang Sajangnim pada Mino.

"Iya, Sajangnim."jawab Mino dengan tenang.

"Baiklah. Silakan keluar."ucapnya lagi.

"Eo??"ucap Mino bingung.

"Wae? Kami akan mengeluarkan statement pada media."balas Yang Sajangnim. Mino tersenyum riang dan berjalan keluar.

Yang Sajangnim mengeluarkan handphonenya dan menekan tombol menelepon seseorang.

"Kim Jennie, kau bisa menemui saya 2 jam lagi."ucapnya mematikan teleponnya.

***

Jennie melangkah masuk kedalam ruangan Yang Sajangnim dengan langkah gemetar. Ia tidak  merasa melakukan salah, tapi sejujurnya ia agak takut.

Yang Sajangnim sedang duduk sambil bersandar pada kursi kerajaannya, menatap Jennie yang masuk seraya membungkuk 90 derajat kepadanya.

"Selamat siang, Sajangnim."sapa Jennie.

"Siang, Jennie. Silakan duduk."ucapnya memepersilakan Jennie duduk di hadapannya.

Jennie melangkah mendekat dan duduk tepat di hadapan Yang Sajangnim. Yang Sajangnim mengeluarkan segepok dokumen dan menaruhnya di hadapan Jennie.

"Apa ini, Sajangnim?"tanya Jennie bingung.

"Kau baca dulu."jawab Yang Sajangnim dengan angkuh.

Jennie membuka dan melihat judul dokumen tersebut. PEMUTUSAN KONTRAK KERJA adalah judul dari dokumen tersebut, hati Jennie hancur dan ia semakin kalut untuk membaca dalamnya.

"Biar ku jelaskan, kau akan mendapatkan uang penalti karena kau tidak melakukan kesalahan apapun. Hanya saja di YG Ent. aku tidak suka saat ada yang pacaran satu agensi. Kau tahu apa yang kau perbuat terhadap karir Mino? Meskipun begitu Mino tetap akan berkibar, tapi bagaimana denganmu? Wanita cantik dan anggun yang memacari idol dengan banyak berita buruk tentangnya? Bukankah memilikimu sebagai artis sangat gegabah?"ucap Yang Sajangnim tidak memedulikan perasaan Jennie.

"Tapi..."belum sempat Jennie melanjutkan kata-katanya Yang Sajangnim memotong ucapan Jennie.

"Begitu kau tanda tangani ini, kami akan segera mentransfer uang penaltimu. Kami akan memberi kamu beberapa waktu untuk beberes pindah dari apartment mu sekarang."ucap Yang Sajangnim memotong Jennie. Tangan Jennie gemetar namun tetap menandatangani dokumen tersebut.

Jennie berdiri dan pamit pergi meninggalkan ruangan Yang Sajangnim. Air mata mengalir deras dari matanya. Lisa yang sedang duduk didepan menunggu Jennie langsung menghampiri dan memeluk Jennie yang gemetar dan menangis. Seakan tahu apa yang terjadi, Lisa memilih diam dan merangkul sahabatnya itu menuju mobil.

Di mobil Jennie menceritakan semuanya, ia menangis tersedu-sedu ketika menceritakannya pada Lisa.

"Laki-laki brengsek."maki Lisa. "Dia pikir kamu gak bisa tanpa dia? Haha dia gak tau kamu lulusan kuliah jurusan fashion?! Ya... Kim Jennie, dengan uang penalti buatlah butik, kenalan artismu banyak. Jangan takut gara-gara orang tua keriput itu! Lagipula kau sedang naik-naiknya, semua agensi akan antre untuk kamu."omel Lisa.

"Arraseo... gomawo Lili."balas Jennie memeluk Lisa.

"Dunia begitu jahat padamu, Jennie."keluh Lisa mempererat pelukannya.

"Hmm... gwenchanha. Aku punya kamu, Rose dan Jisoo."ucap Jennie dengan air matanya yang masih mengalir:

"Aku akan mengumpulkan Rose dan Jisoo di apartmentmu. Kita akan beberes dan menghabiskan waktu bersama yahh."

WAY BACK INTO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang