Delapanbelas - Audisi

504 47 0
                                    

Dan disinilah Cleo sekarang, berdiri di depan sebuah kantor agensi yang terlihat mewah.

Cleo sudah mencari informasi semalaman, dan dari keempat agensi yang memberinya kartu nama, agensi inilah yang juga menaungi aktor-aktris terkenal selain idol-idol. Ia mengetahuinya karena aktris favoritnya merupakan naungan agensi ini.

Oh, dan juga agensi yang menaungi Romeo.

Ia baru mengetahuinya dari internet tadi pagi jika Romeo berada di naungan agensi ini untuk semua aktivitasnya di Korea. Sungguh suatu kebetulan, ia dua kali berada di agensi yang sama dengan suaminya.

Cleo dapat menganggap bahwa agensi ini cukup baik sampai dipilih oleh suaminya. Memang beresiko besar karena suaminya itu bisa mendengar kabar tentang dirinya dari sini, namun, Cleo hanya perlu memastikan tidak ada orang yang tahu tentang status dirinya sebagai istri Romeo, sehingga laki-laki itu tidak akan mendengar kabar tentangnya ini. Setidaknya, sampai laki-laki itu menyelesaikan syutingnya.

Agensi lain yang menawarkan audisi untuknya kebanyakan lebih terfokus di dunia idol. Perusahaan yang menelponnya tadi pagi juga ternyata merupakan agensi besar yang menaungi idol-idol terkenal. Cleo jelas tahu karena salah satu diantaranya merupakan agensi yang menaungi grup K-Pop favoritnya.

Cleo tergoda, sungguh.

Membayangkan bisa bertemu bahkan mengenal idolanya tentu saja sangat menggiurkan. Tapi karena mengingat bahwa agensi-agensi seperti itu pastilah mempunyai dating banned yang keras, Cleo langsung mencoretnya dari daftar.

Cleo memasuki kantor agensi dan menoleh ke kanan-kiri dengan bingung. Ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana dan pergi ke arah mana. Ia hanya diminta datang audisi pada pukul sepuluh pagi. Akhirnya, ia mengeluarkan kartu nama yang diterimanya kemarin dan menghubungi nomor telepon yang tertera disana.

"Halo? Nama saya Cleo. Kemarin saya dicasting dan hari ini diminta datang audisi."

Cleo menutup telepon tersebut ketika orang di seberang sana mengatakan akan ada seorang staf yang menjemputnya di lobby dan meminta dirinya untuk menunggu.

"Cleo-ssi?"

Cleo menoleh dan melihat seorang wanita berusia dua puluhan menghampirinya. Wanita itu tersenyum sopan sekilas, "Mari ikut saya ketempat audisi."

Cleo mengikuti wanita itu tanpa bersuara. Keheningan yang mencekam tercipta, tapi wajahnya yang dingin seolah menyiratkan bahwa dirinya diminta untuk tidak bersuara. Cleo akhirnya hanya memainkan jari-jarinya gugup.

Wanita itu menggiring Cleo menaiki lift, dan menuju ke sebuah ruangan. Ia mempersilahkan Cleo masuk dan mengatakan bahwa dirinya sudah ditunggu di dalam, kemudian beranjak pergi. Cleo mengucapkan terimakasih yang hanya dibalas oleh anggukan singkat.

Cleo mengetuk pintu pelan dan membukanya. Ia melihat sebuah ruangan yang cukup lengang. Ada sebuah meja dipojok ruangan, tiga orang duduk dibaliknya dengan tenang. Cleo mengenali salah satunya sebagai pria yang memberinya kartu nama kemarin.

"Cleo-ssi, bisa berdiri di tanda silang itu? Kami merekam semua proses audisi ini ya."

"Ah, iya." jawabnya pelan lalu berdiri tepat di tengah ruangan, diatas stiker tanda silang berwarna hitam.

"Pertama, bisa perkenalkan dirimu?"

"Halo, nama saya Cleo Hartono. Umur saya sembilan belas tahun," Cleo menyebutkan umur Koreanya.

Laki-laki yang menemuinya kemarin tampak terkejut, "Bukannya kemarin anda bilang bahwa anda mahasiswa? Lalu, apakah anda orang asing?"

Cleo mengangguk, laki-laki itu pasti bingung dengan nama dan umurnya, "Saya berasal dari Indonesia dan sedang berkuliah di Korea National University of Arts."

For Life (Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang