Duapuluh Tiga - Her jealousy

656 56 0
                                    

"Ulangi."

Cleo meringis mendengarnya, merasa kasihan pada gadis didepannya yang sudah mengulangi adegan tersebut selama sepuluh menit terakhir. Nada bicara laki-laki itu memang datar, raut mukanya juga sama datarnya. Tidak ada bentakan, tidak ada lipatan yang terbentuk di dahinya juga. Tapi, hal itu tidak mengurangi efek yang ditimbulkan sama sekali, Kim Romeo tidak memerlukan hal-hal diatas untuk membuat orang gemetar.

Saat ini mereka sedang berada di dalam kelas akting dimana Romeo memanggil para trainee secara acak ke depan untuk evaluasi singkat. Ini merupakan kali kedua Romeo mengajar, kemarin laki-laki itu belum sepenuhnya menunjukan dirinya karena belum mengevaluasi satu persatu. Sebenarnya dengan yang kemarin saja, banyak yang terkejut dengan ketegasan Romeo ketika sedang mementori. Mungkin, hanya Cleo saja yang tidak terkejut.

Tentu saja, selama ini seorang Kim Romeo terkenal dengan keramahan dan juga senyum indahnya. Imej Romeo benar-benar seorang laki-laki softboy di dunia hiburan. Hal itu membuat trainee lain membayangkan kelas yang santai dan menyenangkan. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, kelas malah menjadi jauh lebih strict dan menegangkan dibanding ketika dipimpin guru akting mereka biasanya.

Lalu hari ini, suaminya itu benar-benar all out dalam mengeluarkan 'taringnya'. Dan gadis yang Cleo ketahui namanya sebagai Shin Yena itu merupakan korban pertamanya. Cleo jadi kasihan, gadis itu sudah menahan tangis sedari tadi namun Romeo sama sekali tidak terusik.

"Kenapa diam? Apa saya perlu mengulangi kata-kata saya?"

Shin Yena langsung buru-buru mengusap air matanya dan mengulang kembali dialognya. Sebenarnya penampilannnya tidak seburuk itu, cukup baik, namun Cleo tahu suaminya tidak akan puas dengan level cukup baik, Romeo menuntut kesempurnaan.

Kata 'ulangi' kembali terdengar untuk beberapa saat kemudian. Trainee yang lain benar-benar tampak tegang dan pucat. Cleo juga ikut tegang sebenarnya, karena ia tahu bahwa dirinya tidak akan diberi perlakuan khusus. Namun mungkin karena sudah sering merasakan ketegasan Romeo, ia tentu tidak seasing itu.

"Oke, sudah lebih baik. Latihan lagi dengan vokalisasimu. Kau boleh duduk." ucap Romeo diakhiri senyum manis yang menampakan lesung pipinya. Belum lagi eyesmile laki-laki itu yang membuatnya tampak luarbiasa tampan.

Shin Yena yang tadinya sudah pucat pasi, tiba-tiba langsung kembali berwarna. Wajahnya memerah bahkan sampai ketelinganya. Cleo bersumpah ia mendengar tarikan nafas tertahan dan pujian 'tampan' dari belakangnya. Wajah-wajah tegang disekitarnya berubah menjadi tatapan terpesona. Melihatnya, Cleo berusaha sekuat tenaga untuk tidak memutar bola matanya jengah. Laki-laki itu benar-benar tahu cara memanfaatkan kelebihan fisiknya.

Shin Yena membungkuk berterima kasih kepada Romeo kemudian kembali ketempat duduknya. Romeo tampak memberi coretan pada kertas didepannya kemudian mengalihkan pandangan ke depan, wajahnya sudah kembali datar, mencari mangsa baru. Suasana kemballi tegang, wajah-wajah yang terpesona kembali pias.

Semua orang berdoa supaya tidak dipilih, termasuk Cleo.

"Kita coba scene selanjutnya, Adegan lima belas, Lee Soobin, Bae Taeoh dan-" Laki-laki itu menelusuri nama-nama yang tertera pada daftar peserta. Cleo langsung berkomat-kamit, berdoa supaya namanya tidak disebut.

"-Cleo Hartono, silahkan maju."

Shit, sepertinya ia sedang sial.

Masalah Cleo bukan pada ketakutan seperti trainee lain. Ia selalu siap dikritik, siap dicela, agar ia bisa berkembang semakin cepat. Ia ingin cepat-cepat menjadi hebat juga di bidang ini. Dan tentunya, mendapat evaluasi dari Kim Romeo yang sangat menaruh perhatian pada hal-hal kecil, sebenarnya sangat dinantikan Cleo.

For Life (Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang