Duapuluh Lima - For Life

701 60 1
                                    

Dua bulan berlalu sejak Romeo datang ke Korea.

Dalam rentang dua bulan ini, tidak banyak yang terjadi diantara Cleo dan Romeo. Cleo masih sibuk dengan kuliah dan latihannya di agensi, sedangkan Romeo beberapa kali mendapat job pemotretan dan akhir-akhir ini sedang disibukkan oleh syuting filmnya yang akan dimulai.

Cleo juga masih belum mengatakan hal yang mengganggunya. Bukannya tidak mau jujur, tapi Cleo sendiri masih belum benar-benar mengerti perasaannya. Ia tidak mau memulai masalah baru sebelum tahu apa yang sebenarnya diinginkannya. Sedangkan Romeo, ia benar-benar menepati perkataannya itu dengan memberikan waktu sebanyak-banyaknya untuk Cleo. Mereka berdua benar-benar bersikap seperti biasa, seakan tidak ada hal apapun yang mengganjal.

Mungkin, satu-satunya perubahan adalah mereka sudah membeli sebuah unit apartemen di Seoul.

"Rom, kamu yakin?"

Romeo yang sedang mencuci alat makan yang baru selesai mereka pakai siang ini menoleh, "Apa?"

"Beneran kita nggak sewa jasa bersih-bersih aja? Kalau nggak, misal kamu nggak suka tempat tinggal kita diinvasi orang lain, aku juga bisa bantuin kamu."

Romeo mendengus, malas menjawab karena ini sudah kesekian kalinya istrinya itu menanyakan hal yang sama. Laki-laki itu hanya berdehem mengiyakan.

"Tapi ini gila. Okelah kalau apartemen kita di Jakarta, meskipun penthouse, nggak seluas itu. Tapi yang ini? Aku masih nggak paham kenapa kamu beli apartemen seluas ini sedangkan kita cuma berdua."

Penthouse yang dibeli Romeo memang berukuran jauh lebih besar daripada unit mereka dulu. Ditambah, unit ini terdiri dari dua lantai. Romeo memang memilih apartemen mewah yang terkenal dengan privacynya. Bahkan, mereka hanya berbagi lantai ini dengan satu penghuni lain. Jadi, bisa dibayangkan seberapa luasnya kan?

Cleo yang membayangkan Romeo harus membersihkan semua ini seorang diri saja rasanya sudah ikut pegal duluan. Ia tidak tega, suaminya itu kan, bukannya pengangguran yang tidak punya pekerjaan. Meskipun harus ia akui, Romeo sangat gesit dalam hal mengurus rumah.

"Cuma kalau aku lagi free, Cle." ucap Romeo setelah menghela nafas.

"Iya, tapi ini besar banget, Rom. Nanti kamu encok kalau bersihin ini. Terus masuk headline, 'Aktor Kim Romeo Membatalkan Jadwalnya karena Encok.' Kan nggak elit banget, ganteng-ganteng encok."

"Oh, supaya keren, bilangnya waist injury gitu ya? Hahaha" tambahnya sambil tertawa yang jujur saja tidak dimengerti Romeo letak kelucuannya.

"Eh jangan ah, tetep saja kalau kamu sakit, aku pasti ikutan repot. Nanti juga bilang apa aku ke eomeonim sama abeonim kalau kamu sakit gara-gara kecapekan membersihkan apartemen? Kan kesannya aku durhaka banget jadi istri." cerocos Cleo disertai kerutan di dahi.

Romeo hanya memutar bola matanya malas. Rasanya tingkah dan ucapan Cleo semakin absurd tiap harinya. Mungkin dulu gadis itu masih membagi keabsurdannya dengan sahabat-sababatnya, namun disini praktis hanya Romeo yang menjadi sasarannya. Awalnya laki-laki itu memang lumayan terkejut, tapi lama-lama ia terbiasa juga.

Setelah selesai mencuci piring, Romeo beranjak untuk mengambil tasnya di sofa. Tepat pada saat itu, Jeremy yang beberapa hari ini ikut memegang kartu akses apartemen mereka, muncul.

For Life (Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang