Sebuah perasaan yang campur aduk menyelimuti diri Seulgi. Kesal, marah , terkejut, kecewa tapi ada sedikit rasa tenang di lubuk hatinya yang terdalam. Kesal dan marah pada si wanita yang merebut sang ayah darinya, terkejut dan kecewa karena sang ayah memberi kabar ini secara mendadak namun sebuah perasaan tenang yang mungkin hanya 0,00001% , timbul karena akhirnya ia memiliki seorang ibu , seperti teman temannya."Seulgi.. buka pintunya ya sayang.. biar papa jelasin dulu semuanya.." ucap ayahnya dari luar kamar. Laki laki itu sudah berada di sana sejak satu jam yang lalu. Tak pernah berhenti membujuk sang putri manja untuk memberinya kesempatan menjelaskan situasinya kini. Ayahnya terus mengetuk pintu dengan pelan dan memanggil nama putrinya dengan suara yang amat lembut.
"Jinyoung.. biarkan aku yang bicara padanya.. aku rasa ia hanya terkejut mendengar pernikahanmu yang tiba tiba ini" ucap seorang wanita paruh baya yang biasa Seulgi penggil dengan sebutan bibi. Wanita itu merupakan kakak sepupu dari sang ibu kandung yang telah merawatnya selama ini. Walau tak tinggal serumah, namun Bibi Jung selalu datang berkunjung ke rumah Seulgi dan ayahnya.
Laki laki itu menunduk lemas, ia tak tahu bahwa kabar ini justru membuat putrinya menjadi sedih seperti ini. Ia pikir , dengan membawa seorang ibu baru untuknya , dapat membuat gadis itu bahagia. Jinyoung melangkahkan kakinya dan berjalan pergi dari depan kamar si putri manja.
"Seulgi.. ini bibi.. tolong buka pintunya, kamu pasti lapar.. bibi bawakan susu dan roti panggang kesukaan mu"
Tak sampai 10 detik, pintu kamar itu terbuka sedikit. Tampak seorang gadis mengintip dari bilik pintu untuk memastikan ucapan sang bibi.
"Biarkan bibi masuk.. " ucap wanita paruh baya itu.
Pintu terbuka sedikit lebih lebar, dan dengan langkah yang pasti , wanita itu berjalan memasuki kamar Seulgi. Bibi Jung meletakan nampan yang berisikan susu dan roti panggang di meja yang berada di sisi kanan ranjang berukuran king Size itu. Wanita paruh baya itu duduk di ranjang dan menepuk nepuk kan tangannya. Menyuruh si putri manja untuk duduk di sampingnya. Seulgi yang melihatnya menunduk sebentar lalu berjalan pelan menuju ranjang. Mendudukan bokongnya di ranjang nan empuk itu.Matanya sembab karena terlalu banyak menangis.
Bibi Jung hanya diam dan mengelus pucuk kepala Seulgi, menunggu gadis itu untuk lebih tenang terlebih dahulu.
"Kamu tahu nak, dulu saat kamu baru lahir, mamamu meminta tolong padaku sebelum ia pergi" bibi Jung memulai percakapan setelah 30 menit keheningan melanda kamar sang putri manja. Seulgi mengangkat wajahnya dan menatap bibinya dengan pandangan penuh rasa penasaran.
"Dia meminta tolong pada bibi untuk menjaga dan membantu papamu dalam merawatmu. Mamamu bilang , mungkin ayahmu akan kesulitan karena ia masih sangat muda saat itu" Jelas Bibi Jung
"Waktu kau lahir , ayahmu baru berusia 18 tahun. Dan sejak saat itu ia selalu berusaha keras untuk membahagiakan mu, ia bekerja keras sampai lupa pada dirinya sendiri. Ia selalu menolak untuk menikah lagi, dia bilang ia tak punya waktu untuk itu, dan ia masih sangat mencintai ibumu. Namun bibi tahu, hidup sendiri dan sibuk mengurus anak membuatnya sangat kesepian, ia membutuhkan orang lain dalam hidup selain keluarganya. Dan setelah 16 tahun berlalu akhirnya ia menemukan seseorang yang berhasil membuatnya jatuh cinta lagi.. tapi bukan berarti ia tidak mencintai ibu mu lagi.. ia sangat mencintai ibumu.. bibi tahu itu.." sambungnya panjang lebar.
"Tapi kenapa tiba tiba? Seulgi takut.. papa tidak sayang Seulgi lagi karena wanita itu.. Seulgi takut wanita itu mengambil papa dari Seulgi" Mendengar tuturan Seulgi, wanita paruh baya itu tertawa. Seulgi yang tak mengerti semakin merasa bingung, kenapa bibinya itu tertawa padahal kini ia sedang sedih?
![](https://img.wattpad.com/cover/227085930-288-k210118.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEAM || SEULRENE
RandomSeulgi jatuh cinta untuk yang pertama kalinya pada seorang wanita. Dan wanita itu adalah Irene, mama barunya Seulgi Di saat cahaya lainnya mulai redup, dia hadir dengan cahayanya GxG Cerita ini merupakan fiksi atau sebatas khayalan penulis semata, t...