12. Hey!

4.9K 527 21
                                    

SEULGI POV

Sudah beberapa bulan berlalu sejak hubungan ku dengan Irene membaik. Kami semakin dekat setiap harinya apalagi papa semakin sering dinas keluar kota sekarang. Papa mempercayakan aku pada Irene, beliau yakin Irene akan menemani dan menjagaku. Ya memang sih, bahkan lebih dari itu. Kesan pertamaku tentang Irene 100% salah!

Ku beritahu sedikit tentang dirinya , walaupun ini belum official, baru dugaanku tapi aku sedikit yakin bahwa alasan Irene menikah dengan papa adalah aku. Kenapa aku bisa tahu? Itu karena Irene tidak pernah marah saat papa dekat dengan teman wanitanya. Bahkan hampir seperti tidak peduli. Ia lebih memilih menemaniku di bandingkan melihat papa asik dengan teman temannya.

Alasan kedua.. belum pernah sekalipun aku melihat Irene menghubungi papa duluan sebelum papa menghubunginya. Terakhir kali aku melihat nama yang di berikan pada kontak telepon papa adalah Jinyoung-ssi , bukankah itu aneh? Jika Irene menyukai papa seharusnya ia menambahkan tanda hati atau apalah. Dan kalian tahu namaku yang di berikan pada kontaknya adalah my bear!
Bukan kah itu sebuah kebetulan yang aneh?

Ya sudahlah , aku tidak mempermasalahkannya, lagi pula jikalau Irene menyukai papa, akan ku buat Irene lebih menyukaiku, karena semua hal yang ku inginkan harus kudapatkan. Begitu juga dengan Irene.

Kini aku harus fokus, aku sudah duduk di bangku kelas tiga sekarang, aku tidak bisa bermain main lagi. Tahun depan aku akan melangsungkan ujian kelulusan. Soal sifat nakalku sih tidak akan aku hilangkan, hanya akan ku kurangi sedikit :3 agar buku hitam sakral itu tidak penuh dengan namaku, jadi aku akan lebih mudah untuk lulus.

Seperti pagi pagi biasanya , Irene seharusnya mengantarku ke sekolah. Namun wanita itu mengatakan hari ini beliau tidak dapat mengantarku karena ada urusan mendesak di salah satu cabang perusahaannya di Seoul. Aku menghubungi Joy untuk menjemput namun gadis itu sudah berangkat duluan tadi pagi, kan ga mungkin dia balik lagi.

Mau tidak mau aku harus mengejar bus terakhir yang menuju sekolah. Dengan cepat ku raih tas ranselku dan berlari keluar rumah menuju halte.

"Sial! Kenapa harus mendadak sih?! Padahal ini hari pertama ku di kelas tiga, bisa bisa kena semburan Bu Jieun lagi" Gerutuku.

Aku mempercepat lariku dan sial! Bus terakhir sudah berangkat 5 menit yang lalu. Jarak ke sekolah cukup jauh, tak mungkin aku lari kan? Bisa bisa aku mati pas sampai di sana.

Kalau bolos, malah nambah urusan sama bu jieun. Udalah pake taksi aja, mahal dikit.

Aku membuka aplikasi taksi online dan memesanny, tak sampai 5 menit akhirnya taksiku tiba. Segera ku naik dan ku minta pada pak supir taksi untuk sedikit lebih cepat agar aku tak terlambat.

.
.

Ya semua usahaku sia sia, aku tetap terlambat dan gerbang sudah di tutup. Pengen bolos tapi kalo papa tahu kartu kreditku bakal di ambil, ya sudahlah.. manjat tembok.

Aku hendak berlari menuju bagian belakang sekolah untuk memanjat tembok yang tidak terlalu tinggi namun perhatian ku teralihkan pada sorang gadis yang sepertinya juga terlambat. Dari warna dasinya sepertinya ia murid baru, alias kelas 1. Hahaha di hari pertama udah telat, mau jadi apa dia ntar kalo udah lulus?

"Hey!" Aku memanggilnya. Namun ia hanya menoleh ke kanan dan kirinya , sepertinya ia mencari suara yang memanggilnya. Wajahnya sangat polos dan manis saat ia kebingungan seperti itu. Sedikit mirip Irene.

Aku berjalan menghampirinya lalu memanggilnya lagi.

"Hey.. kau dengar aku tidak?" Aku melambai tepat di hadapannya. Ia tampak sangat terkejut dengan kehadiranku.

GLEAM || SEULRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang