Seminggu sudah berlalu sejak malam itu, pikiran Seulgi masih saja tidak bisa tenang. Padahal setelah menanyakan hal itu, Irene langsung mengatakan bahwa itu hanya bercanda , semata untuk menghibur Seulgi yang kesepian karna temannya tidur dengan sang kekasih.Tapi apa benar Irene hanya bercanda?. Bagaimanapun Irene itu mamanya, tidak mungkin ia bisa menjadi kekasihnya. Dan sejak malam itu , jarak antara Irene dan Seulgi semakin dekat. Bahkan sesekali Irene menjemput Seulgi ke sekolah, padahal Seulgi sudah melarangnya.
Katanya Irene, ia hanya mau jadi ibu yang baik. Seulgi belum pernah mengenalkan Irene pada teman temannya, hanya bilang bahwa Seulgi sekarang punya mama baru. Tapi yang paling tidak bisa ia lupakan adalah kejadian semalam, saat...... ia tidur dengan Irene.
"Hey... kenapa ngelamun terus sih?" Yeri dan Joy tiba tiba saja berada di hadapannya. Seulgi sedikit tersentak dari lamunannya.
"Kayaknya gue suka seseorang" ucap Seulgi pelan.
Yeri dan Joy saling bertatapan. "Hah? Siapa woy! Siapa laki laki yang bisa meluluhkan hati seorang brandal sekolah?" Tanya Joy
Seulgi melirik ke arah Joy "dia bukan laki laki"
"Jangan bilang...."
Seulgi mengangguk pelan dengan tatapan sedih. Yeri menundukan kepalanya berusaha menatap wajah Seulgi yang tertunduk. Gadis itu mengelus pelan surai rambut Seulgi.
"Gapapa kok, cinta tetep cinta.. kita ga bakal jauhin lo" ucap Yeri. Nadanya begitu lembut dan menenangkan. Joy hanya diam dan melihat.
"Coba lo cerita sama kita, biar kita paham"
.
.Flashback ON
Petir menyambar begitu kencang, suara gemuruh membuat siapapun yang mendengarnya akan merasa takut, tak terkecuali putri manja berusia 17 tahun ini. Seulgi sedang sendiri di kamar asik bermain game di komputernya padahal waktu sudah menunjukan pukul 01.15. Lalu tiba tiba petir menyambar dan listrik pun ikut mati. Gelap.. sangat gelap. Suara gemuruh di luar semakin lantang.
Bohong jika Seulgi tidak takut, ia dulu mempunyai trauma saat kecil. Saat itu ia bersama kakeknya pergi mengendarai mobil saat hujan deras namun sayang.. mobil itu tergelincir dan menyebabkan kecelakaan tunggal. Beruntung Seulgi selamat, sedangkan kakeknya tidak. Sejak hari itu Seulgi tak suka kilat yang menyambar. Seulgi suka hujan hanya di saat tidak ada petir.
Karena takut Seulgi memutuskan untuk langsung tidur saja, namun saat baru saja ia ingin memejamkan mata, pintu kamarnya terbuka dan menampakan sosok Irene yang berdiri di sana.
Seulgi bangkit dan duduk sambil mengusap matanya. Ia tampak cukup terkejut dengan kehadiran Irene.
"Ada apa?" Tanya Seulgi, ia menepuk ranjang menyuruh Irene untuk duduk di sampingnya.
Irene belum bergerak sedikitpun, sepertinya ia masih ragu. "Bolehkah aku tidur bersamamu.. aku takut" ucapnya pelan.
Seulgi tersenyum sedikit mendengar ucapan Irene itu. "Kemari lah.. tidur di sampingku" ucapnya
Irene berjalan pelan menuju ranjang dan duduk di samping Seulgi. "Kenapa hanya duduk?"
Seulgi mulai kembali merebahkan dirinya di ranjang sambil menatap ke arah Irene yang masih terduduk.Wajahnya menunjukan bahwa wanita itu merasa takut akan sesuatu.
Seulgi menarik tangan Irene dan memaksanya untuk tidur. "Tidurlah Irene, besok kamu harus mengantarku kesekolah.. jangan sampai kesiangan"
Seulgi baru saja memanggil nama Irene? Heol! Daebak... apa ini karena ia merasa terlalu lelah maka ia berbicara tanpa berpikir lebih dulu?
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEAM || SEULRENE
RandomSeulgi jatuh cinta untuk yang pertama kalinya pada seorang wanita. Dan wanita itu adalah Irene, mama barunya Seulgi Di saat cahaya lainnya mulai redup, dia hadir dengan cahayanya GxG Cerita ini merupakan fiksi atau sebatas khayalan penulis semata, t...