20. GLEAM (2)

3.5K 479 19
                                        


SEULGI POV.

Aku masih tidak mengerti dengan ini semua. Semuanya datang tiba tiba, terjadi tiba tiba,berubah tiba tiba. Seperti power ranger tapi mereka bukan pahlawan.

"Lalu sekarang Kita kemana?" Tanyaku pada Wendy

"Sekolah.. ketua osis juga udah nunggu di sana" Jawab gadis itu

Aku berbalik dan mendapati Soodam sudah berdiri di hadapanku.

"Aku ikut!" Ucapnya tegas

Aku menggeleng

"Tidak.. kamu pulang aja.. ini bahaya" jawabku

Soodam menjadi mendelik, dari wajahnya menunjukan kekesalan dirinya.

"Dami.. Kita bukan mau main.. ini bahaya... Kita ga-"

"Iya iya.. aku paham.. aku akan pulang" Dami memotong ucapan ku. Aku tersenyum kecut dan mengangguk.

"Ayok Kita pergi" ucap Wendy sambil menatap mataku.. sepertinya ia sangat khawatir pada Joy yang kini berstatus kekasih Wendy.

Aku mengangguk

"Tapi lo mending ganti baju dulu deh.. Masa pake kaos oversize sama celana pendek? Mo nyari tante tante gemez?"

Aku merengut dan segera berlari ke kamar untuk berganti pakaian. Ya setidaknya pakai celana panjang. Ini sudah malam, dingin.

Okay aku siap. Aku kembali turun

"Okay ayok pergi!" Teriak ku sambil menuruni tangga.

...

Kok pada diem?

Aku mempercepat langkahku menuju ruang tamu.

Mataku membulat sempurna saat melihat seseorang yang lain ikut berdiri di sana.

Wendy dan Soodam menunduk dan orang itu berdiri di hadapan mereka sambil berkacak pinggang.

"Papa?!"

Tiga orang itu langsung menengok ke arahku.

"Kapan papa pulang?" Tanyaku sambil memeluk papa.

Papa diam saja lantas aku melepaskan pelukan itu.

"Papa kenapa?" Tanyaku lagi. Kenapa aura papa agak berbeda hari ini. Lebih dingin dan gelap.

"Kembali ke kamarmu" ucapnya sedikit keras.

Aku cukup terkejut. Belum pernah papa bicara keras padaku sebelumnya.

"Ah pa.. aku akan pergi sebentar dengan Wendy.. tugas sekolah.. " aku mencari alasan agar di ijinkan keluar.

Papa mencengkram bahuku kuat.

"Aw.. sakit pa.." rintihku, salah satu mataku terpejam menahan sakit.

"Papa bilang kembali ke kamarmu.. mau papa bicara lebih keras?" Papa membentakku. Ada apa ini?

"Pa! Aku ga mau! Aku mau keluar! " Aku juga mulai membalas suruhan papa. Aku harus bertemu Irene malam ini juga. Lagi pula Joy dan Yeri juga masih gatau ada dimana.

"SEULGI! NURUT SAMA PAPA!" Kali ini papa berteriak sangat keras. Aku sedikit takut. Suaranya memenuhi satu ruangan.

Mata papa melotot ke arahku. Apa papa sungguh marah padaku? Belum pernah ia marah seperti ini. Tapi aku ga mau kembali kekamar. Aku harus pergi.

Kali ini aku mungkin jadi anak durhaka. Tapi Irene juga mamaku.

"Aku mau cari mama.. " ucapku akhirnya.

GLEAM || SEULRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang