6. Galau or Gombal?

892 64 19
                                    

Selamat membaca!<3<3

"Anjir! Diem mulu lo, Pan!" seru Reagan yang kini sedang mengunyah baksonya dengan lahap.

Istirahat sekarang, mereka sedang berkumpul di warung Bu Kokom, minus Ardhito yang tumben-tumbenan menghilang entah kemana.

"Opan galau, kasihan dia," cetus Ganesha yang kemarin menyaksikan kejadian nyelekit sahabatnya.

Memang, semenjak pulang dari Bandung, Geovano menjadi banyak diam. Sepertinya, Geovano benar-benar dilanda galau.

"Si Dhito kemana lagi? Dia lagi dibutuhin buat jadi penghibur malah ngilang!" kesal Raga yang kini mengedarkan pandangannya, mencari sosok Ardhito yang tak kunjung ketemu.

"Kemaren, kalian bener-bener nemuin Nesha ke Bandung ya?" celetuk Aksa yang baru saja selesai menonton video kesukaannya, mukbang. Apa lagi?

Mendengar celetukan Aksa, Ray yang sedari tadi fokus membaca buku pelajarannya dan Alzevin yang sedang fokus dengan handphonenya pun menoleh.

"Emang ... kemarin gimana?" tanya Ray yang belum mendengar cerita Geovano, bingung.

Alzevin yang merasa pertanyaannya sudah terwakilkan oleh Ray hanya menatap Ganesha. Meminta penjelasan.

"Ya ... kemarin Opan sama gue 'kan ijin sekolah, gue nganter dia buat ngasih surprise ke Eca. Lo tau sama si Dinosaurus? Yang posting foto deketan sama Eca."

Mereka mengangguk, Geovano memang menceritakan Dino kepada teman-temannya, malahan teman-temannya ikut membully Dino di sosial media. Benar-benar solidaritas.

"Nah, dia nyari rusuh lagi sama Opan! Pake bilang-bilang cowok sombong, terus nuduh-nuduh Opan maling uang dari Papanya. Gila 'kan tu? Terus ya, Opan kesulut emosi. Opan pukul si Dinosaurus! Eca dateng! Anjir, cantik banget. Serius gue!"

"Kejadian selanjutnya gimana? Kok malah nyebut si Eca cantik? Kan gue belum nanya Eca orangnya gimana!" gemas Reagan yang makan bakso sambil menyimak.

Ganesha terkekeh, "Terus mereka pelukan, so sweet gila! Tapi pelukannya dilepas Eca. Terus Eca nolongin si Dinosaurus tanpa peduliin Opan."

"Terus?"

"Ya kita pulang deh," ucap Ganesha pada akhirnya, kemudian mengambil botol minum di hadapannya.

"Sakit sih, Pan. Tapi yang sa-" ucapan Reagan terpotong, melihat Geovano yang tiba-tiba berlalu begitu saja.

"Dih, kenapa tu bocah?" tanya Aksa heran.

"Kalo lagi galau emang kayak gitu. Gak butuh omongan banyak orang-orang. Butuhnya waktu sendiri." Raga berkata bijak, membuat Ganesha mengernyit.

Sinyalnya kembali memburuk, "Emang omongan banyak orang gimana?"

***

Geovano tiba di taman belakang sekolah. Ia duduk dan menyandarkan punggungnya di bawah pohon rindang. Sekarang, ia benar-benar butuh waktu sendiri.

Geovano menghirup nafasnya dalam-dalam. Memejamkan matanya, mencoba untuk tenang. Sebenarnya, ia bukan hanya galau karena Eca.

Akhir-akhir ini, di rumahnya kedatangan sosok misterius. Ada seseorang yang berniat jahat kepada salah satu anggota keluarganya.

Seseorang itu mengirimkan teror seperti beberapa hari yang lalu, kasus  yang dialami oleh Gevania adiknya. Lalu kemarin, orang itu mengirimkan sebuah paket yang dipenuhi darah untuk Gevania.

GeovanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang