8. Pengganggu

793 57 14
                                    

Selamat membaca sahabat!

"KAK VANOOO!"

Teriakan itu sukses membuat semua orang yang berada di parkiran sekolah menoleh ke arah seorang gadis dengan rambut lurus sepinggang.

Melihat gadis itu, Geovano langsung memutar bola matanya malas.

"Cewek itu lagi." Geovano bergumam dengan nada kesal.

Tanpa malu karena telah menjadi sorotan, gadis itu melambaikan tangan sambil berjalan menuju Geovano.

"Kak Vano, ikut pulang dong," pintanya ketika ia sudah berada di hadapan Geovano.

Geovano mendelik. "Enggak.mau," tolak Geovano menekankan kata yang ia ucapkan lalu tangannya bergerak menstater motornya.

Gadis itu buru-buru merentangkan tangannya. Menghalangi satu-satunya jalan yang ingin Geovano lalui.

Geovano berdecak kesal, "Minggir."

"Enggak mau!" tolak gadis itu cepat. "Anterin gue pulang pokoknya!"

"Enggak. Lo pulang sendiri aja, gue males nganterin lo. Entar kulit putih, bersih dan bercahaya ini terkena butiran debu gara-gara nganterin lo," tolak Geovano sekali lagi dengan kata-kata alay.

"Kak Vanooo ganteng deh. Anterin Cecan pulang ya?" pintanya masih bersikukuh.

"Gue tau gue ganteng. Udah minggir. Hus ... Huss ... Shanaaa ... " usir Geovano sambil mengibaskan tangannya dengan nada Syahrini, membuatnya terlihat cucok.

"Ih! Kak Vano jahaaat! Bilangin Papa gue, mau?"

"Gue emang jahat, gimana dong?" ucap Geovano terkesan menyebalkan.

"Yaudah ... kalo enggak mau nganterin gue ke rumah, anterin sampe gerbang ya?"

"Ya? Ya?"

"Pliiis."

Belum sempat Geovano menjawab, gadis itu langsung naik ke motor sport Geovano. Ia berteriak senang, "Yeay! Makasih Kak Vano ganteng!"

Lagi-lagi, Geovano memutar bola matanya malas. Semenjak gadis itu sering mengganggunya, ia jadi suka memutar bola matanya malas.

"Lo belum gue iyain, udah naik-naik aja!" omel Geovano tapi tak dihiraukan gadis itu.

"Ayo maju! Cusss ngeeeng!"

"Dasar bocah." Geovano langsung menghidupkan motornya.

Sudah satu minggu lebih, gadis bernama Shana itu mengganggu kehidupannya. Semenjak kejadian gombal-gombalan itu, Shana menjadi sangat gencar mengejar-ngejarnya.

Mulai dari memberikan kotak makan kepada Geovano saat istirahat, meneriaki namanya ketika ia sedang bermain basket bersama anak-anak Asgar, sampai-sampai memberikan pesan yang sangat banyak di Whatsappnya.

Tentang Nesha, Geovano memang sudah memaafkan gadis itu. Mereka sudah baikan, namun rasanya ada yang berbeda. Geovano merasa agak jenuh dengan hubungannya yang semakin monoton karena termakan jarak.

"Yes! Yes! Yes!" seru Shana senang di belakang, membuat lamunan Geovano buyar seketika.

CKIIIT

Geovano langsung mengerem motornya. Pantas saja, Shana berseru senang. Ternyata ini sudah lumayan jauh dari gerbang sekolah.

"Kenapa berhenti?" tanya Shana kemudian mengercutkan bibirnya.

"Turun."

"Hah?"

"Turun dari motor gue, Shana."

GeovanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang