20. Kak Vano sad boy!

546 37 3
                                    

Hai! Ada yang kangen cerita Geovano? Cerita Sultan kang bucin? Sepi amat dah, komen-komen, hayuk!

Selamat membaca, Sahabat!

***

"Turutin perintah gue, atau lo akan mati di tangan gue!" ancamnya.

"Enggak!" Geovano bersikukuh. Karena geram, pisau yang ditodongkan Aldi sudah menyentuh kulit Geovano. Mungkin kalau ditekan sedikit lagi, leher Geovano benar-benar akan robek.

Srrrrtt

Sebuah darah mengalir dari leher Geovano. Geovano menutup matanya, merasakan ngilu dan juga nyeri menjalar di lehernya. Mungkin sebentar lagi, nyawanya benar-benar akan melayang.

"Angkat tangan!" Sebuah suara menghentikan aktifitas mereka. Termasuk kegiatan Aldi yang sedang melukai leher Geovano.

Dengan pandangan yang mulai mengabur, Geovano melihat ke arah ambang pintu, di sana ada polisi didampingi anak Asgar.

Geovano menghembuskan napas lega, mungkin nyawanya sekarang selamat, tapi ia terlalu lelah untuk membuka mata.

"Kenapa lo gak bilang kalau mereka bawa polisi, Daf?" sentak Aldi kepada Daffa yang sama terkejutnya melihat polisi.

"Mana gue tau!" balas Daffa tak mau kalah. Tanpa memperdulikan Daffa yang didekati polisi, Aldi berlari melarikan diri.

Bukan masalah setia kawan, tapi ini masalah nyawa, pikir Aldi kemudian berlari menuju salah satu ruangan untuk bersembunyi.

Ruangan di mana Gevania disekap. Pasti aman! batinnya mempercepat larinya.

Sesampainya di ruangan tersebut, Aldi langsung bersembunyi di balik meja. Jantungnya benar-benar berdegup kencang sekarang.

"Mmmppp-" Gevania bersuara, wajahnya benar-benar pucat sekarang.

"Diem lo!" bisik Aldi penuh penekanan. Namun bukannya diam, Gevania malah menggeleng-gelengkan kepalanya, meminta dilepaskan.

"Diem atau gue bunuh!" ancam Aldi, lalu merogoh sakunya, berniat mencari pisau yang tadi ia gunakan. Setelah lama mencari, ternyata; nihil.

"Sial!" umpatnya, pasti ia menjatuhkan pisaunya saat melukai Geovano. Melihat Aldi yang tak kunjung mengeluarkan pisau, Gevania semakin yakin bahwa Aldi hanya mengancamnya.

"Mmppp-" Gevania mencoba bersuara lagi, badannya semakin tidak bisa diam.

Tap ... Tap ... Tap ...

Aldi memejamkan matanya. Semoga saja ia tidak tertangkap.

"Mmppp-"

"Lo bisa diem gak, sih?" ucapnya kemudian mendekat ke arah Gevania, memberikan sebuah cubitan yang begitu keras. Membuat setetes air mata mengalir di pipi Gevania.

Tap ... Tap ... Tap ...

Suara langkah kaki orang itu semakin mendekat. Gevania yakin, orang itu pasti abangnya. Dalam hati ia tersenyum, pasti papa dan abangnya sudah berhasil menemukannya.

Dengan tenaga yang tersisa, Gevania menendang meja yang ada di hadapannya sehingga menimbulkan suara keras.

DUG!

Suara keras yang ditimbulkan oleh Gevania membuat orang itu memasuki ruangan tempat Gevania berada.

Kak Reagan! batin Gevania.

Ya, orang yang sedang berjalan mendekat ke arahnya itu ternyata Reagan. "Vania!" panggil Reagan dengan raut wajah panik sambil berlari kecil ke arah Gevania. Hendak melepaskan ikatan Gevania, namun urung karena laki-laki di dekat Gevania beranjak dan ingin melarikan diri lagi.

GeovanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang