Selamat membaca, sahabat!
Hari ini hari libur, biasanya Geovano selalu pergi ke rumah anak-anak Asgar untuk berkumpul.
Namun, kali ini ia malas bepergian. Geovano lebih memilih untuk menghabiskan waktunya di rumah bersama keluarganya.
"Mau main PS gak?" tawar Sandi yang baru selesai menandatangani berkas di kantor kecil rumahnya.
Geovano yang sedang rebahan di sofa empuk ruang keluarganya menoleh ke arah Sandi. Ia segera bangun dan membiarkan Sandi duduk di sampingnya.
"Papa enggak ada kerjaan hari ini?" tanya Geovano.
Sandi menggeleng, kemudian mengacak rambut Geovano pelan. "Udah selesai. Sedikit, cuman tanda tanganin berkas doang."
"Yaudah deh, mumpung Vano juga bosen, kita main PS."
Sandi terkekeh, mendengar respons Geovano. Mereka bangkit dari duduknya, dan pergi ke ruangan khusus bermain PS.
Rumahnya yang besar ini memang terdapat ruangan-ruangan khusus.
Di lantai satu, ruangan khusus game yang di dalamnya terdapat berbagai alat gaming lengkap, ruangan khusus buku-buku yang bisa dibilang perpustakaan kecil.
Di lantai dua, ada sebuah studio foto tempat Gevania yang sering membuat vlog di youtube dan juga bioskop kecil tempat menonton film agar terasa lebih nyaman.
Di lantai tiga, ada sebuah ruangan khusus es krim yang dirancang seindah mungkin dan di samping ruangan itu terdapat ruangan khusus minum kopi, minuman bersoda yang diberi bar di dalamnya ditambah pemandangan indah di luar membuat siapapun akan betah di rumah Geovano.
Dan lantai empat yang merupakan lantai terakhir terdapat sebuah halaman luas dijadikan rooftop rumahnya, dirancang dengan sangat indah.
Sisanya hanya ruangan-ruangan biasa yaitu kamar dengan kamar mandi di dalamnya, dapur bersih, dapur kotor, ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu, kantor kecil juga kamar khusus tamu yang menginap. Sedangkan para pegawai di rumah Geovano, ditempatkan di tempat terpisah.
So, apa kalian mau menginap di rumah Geovano?
"Yeay! Vano menang lagi!" sorak Geovano senang diiringi tawa renyah.
"Ayo main sekali lagi, Papa bakalan kalahin kamu," balas Sandi.
Mereka kembali bermain. Kali ini permainan mereka cukup serius namun sesekali, terdengar tawa yang cukup keras antara ayah dan anak itu.
"Udah, berhenti dulu mainnya. Nih, Mama bawain buah-buahan buat kalian," sahut Daralia yang baru datang sambil membawa nampan berisi buah-buahan segar yang sudah dikupas dan juga dipotong.
"Tanggung satu babak lagi, Ma," balas Geovano yang masih fokus kepada gamenya.
"5 menit, kita selesai," timpal Sandi.
Daralia selaku ibu, hanya bisa menggeleng melihat tingkah ayah dan anak itu.
"Yaudah, terserah kalian. Awas aja pas Mama ke sini lagi, makanannya belum abis. Kalian enggak akan makan satu minggu!" ancam Daralia kemudian berlalu dari ruang game.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geovano
Teen FictionGeovano Albara Sandi atau yang akrab disapa Opan. Dia tampan dan tajir. Salah satu anggota geng Asgar yang terkenal pecicilan dan sering membuat para gadis histeris. Ciri khasnya yang mencolok sebenarnya hanya untuk mengikis rasa rindunya terhadap s...