23. Mendekatkan

407 27 17
                                    

Halo, Sahabat!
Jangan lupa komen, yaaa!
Selamat membaca!

***

Semenjak pulang dari Bandung seminggu yang lalu, hubungan Geovano dan Shana tidak terlalu dekat. Bahkan saat berpapasan di sekolah, mereka hanya saling tersenyum atau mengucap 'hai' saja.

Akhir-akhir ini lebih Geovano sering menghabiskan waktunya bersama anak-anak Asgar. Entah itu ngopi, nongki, berkumpul di rumah Reagan dan kawan-kawan atau main futsal sampai malam. Pokoknya sebisa mungkin ia menyegarkan pikirannya.

Kalau membahas tentang Eca, jangan sangka Geovano sudah melupakannya. Pemuda itu selalu meminjam akun Ardhito atau anak Asgar lainnya untuk mengetahui kabar gadisnya dan memberinya pesan. Alhasil, setelah Eca tahu kalau Geovano yang memberinya pesan, akun mereka akan diblokir. Sungguh mengenaskan.

"Bang Vano," panggil Gevania yang baru saja duduk di kursi kamarnya.
Gadis berkulit putih pucat itu masih menggunakan baju tidur lengkap dengan sandal kucing berwarna pink.

Geovano yang sedang memainkan ponselnya pun menoleh ke arah adiknya. "Kenapa? Tumben udah bangun jam segini?" tanyanya heran. Pasalnya, di hari libur begini Gevania selalu bangun siang. Ini baru pukul 05.30 pagi, adiknya sudah bangun.

"Lari pagi, yuk?"

"Hah? Ngomong apa lo?"

"Vania mau lari pagi."

"Serius?" tanya Geovano sekali lagi. Ia semakin bingung akan adiknya. Entah ada angin dari mana, Vania mengajaknya lari pagi.

"Iya. Tapi lari paginya di luar aja, jangan di rumah. Bosen."

"Tumben lo?"

"Ya lagi mood aja," ujar Gevania.

Geovano memutar bola matanya malas. "Dasar cewek! Apa-apa lagi mood, dikit-dikit lagi mood. Heran gue sama mood-nya!" ejek Geovano membuat Gevania mendelik kesal. Abangnya ini kenapa, sih, enggak memaklum apa itu mood cewek?!

"Jadi gimana? Mau enggak?!" ketus Gevania.

"Yaudah. Hayuk!"

***

Ini benar-benar di luar dugaan Geovano! Tadi, selagi mereka masih di rumah, Gevania hanya bilang kalau mereka akan lari pagi berdua saja. Ternyata saat mereka sampai di tempat olahraga, ada Shana yang sedang menunggu.

Huft, entah apa yang direncanakan adiknya. Geovano lebih baik memulai pemanasan.

"Lho, ternyata Kak Vano ikut juga?" tanya Shana bingung. Tadi saat Gevania menghubunginya ia tak bilang kalau Geovano ikut serta.

"Sengaja," balas Gevania diiringi kekehan, tak lupa kedua alisnya naik turun sambil menatap Shana.

Shana yang menyadari itu, menggelengkan kepalanya. Ternyata, ada Udang di balik batu.

"Dah ah, kalian kalau mau ngobrol lanjut aja," ucap Geovano. "Gue duluan," imbuhnya kemudian mulai berlari pelan mengikuti arah jalan.

Susah kalau olahraga sama cewek, pasti mereka akan olahraga mulut dulu ketimbang lari pagi.

"Kak Vano, tunggu!" panggil Shana setengah berteriak, mengejar langkah kaki Geovano yang sudah berlari 3 putaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GeovanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang