Terima.

14.5K 993 20
                                    

Sedih makin kesini semakin sedikit yang stay di Cerita Ini.

Tapi,tak apa Aku dan tri275 akan tetap lanjutin cerita ini sampai beres ko.

***

"Assalamualaikum." Ucap Indira tidak mengoceh seperti biasanya membuat seisi rumah terheran-heran.

"Waalaikumsalam." Ucap seisi keluarga kompak.

"Arza nya mana, dek?" tanya Nizar.

"Ih, ngapain nanya Arza?" jawab Indira, sewot.

"Ya gak apa-apa sih, cuma dia gak depresi kan lari pagi bareng lo?"

"Gue yang depresi,"

"Eh, sudah-sudah. Indira cepat kamu mandi, bau asem." kata Indah menutup hidungnya.

"Kok bisa bau ya, padahal ga lari. Otomatis keringet gak terlalu banyak keluar." kata Indira sembari pergi menaiki tangga.

"Hih, dasar tidak tahu diri." timpal Nizar.

Mereka berdua selalu saja berantem. Padahal saudara kembarnya saja, Nizam. Dia anteng-anteng saja sembari memangku cemilan buatan Indah.

*

Ting....Ting....

Indira segera meraih ponselnya, ada Notif chat di sana.

Grup chat calon persit

Launa lemot.

Hello girls!!

Mi burung Dara

Ehh Indira mana?

?

Launa lemot.

Ett, dah simple amat.

Mi burung Dara.

Jual mahal, hiks.

Iya, kenapa, kawan?

Kapten Arza is calling...

"Arza telepon? Hm, tumben." kata Indira

"..."

"Waalaikumussalam."

"..."

"Harus banget ya?"

"..."

"Yaudah deh, iya." jawab Indira, sedikit kesal.

"..."

Tut...

Sambungan telepon mereka terputus, rupanya pulsa Indira habis. Sungguh memalukan.

*

Matahari perlahan terlelap. Indira masih berdiri di balkon nya, kebiasaan Indira, dirinya selalu senang melihat matahari terbenam di gantikan dengan bulan yang bersinar. Indira sangat menyukai senja, walaupun sebentar tapi senja berjanji akan datang lagi besok.

Indira segera melaksanakan solat magrib, lalu bersiap karena malam ini ia akan pergi dengan Arza. Sebenarnya Indira bukan tipe orang yang suka outnight mending diam di rumah saja kan? Nyemil sambil marathon drakor.

"Baju mana ya?"

Indira sibuk memilih baju yang akan ia pakai untuk pergi bersama Arza. Arza tidak mengatakan akan pergi kemana, Indira hanya takut dirinya menggunakan kostum yang salah nanti.

Started In Libanon [End]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang