Keluarga Indira.

16.6K 1.1K 16
                                    

"Faa... Farel Lo?" Ucap Indira bingung.

Ya. Dia Farel adrean putra, mantan Indira di sekolah menengah Atas.

"Hai dira" ucapnya sambil melambaikan tangan kepada Indira tak lupa dengan senyum nya.

Dira? Rasanya Indira ingin menghilangkan kata Dira dari namanya. Itu selalu mengingatkan dirinya pada Farel, si lelaki marfuah.

"Mobil lo kenapa?"

"Em... ban nya kempes."

"Lo bawa ban cadangan?"

"Ada di bagasi."

"Ya udah biar gue benerin lo pasti ga bisa kan?"

"Kalo bisa, udah gue lakuin dari tadi!" Jawab Indira.

a few minutes later.

"Huh... sudah selesai."

"Thank's."

"It's okey. Lagian kok lo pulang malam? Lembur?"

"Bukan urusan lo!" Batin Indira.

"Ya." ucapnya singkat

"Setelah putus dari gue, lo makin cantik aja ya!" Ucap Farel sambil mengemasi perkakas.

Indira terkekeh geli,"kasian ya elo dapet buluknya gue doang." Batin Indira.

"Denger denger lo kemarin abis pulang dari lebanon?".

"Kok dia bisa tau sih? terus ngapain nanya gitu. Ah memusingkan." Ucap Indira dalam hati.

"Iyah gue jadi relawan disana."

"Pasti selera lo sekarang lelaki berseragam ya?"

Indira diam, tidak merespon apapun. Bisa bisanya sekarang ia memimirkan Arza.

"Tapi sayang-" lanjut Farel

"Sayang kenapa?". tanya Indira.

"Cie cie manggil sayang, Galmove ya lo dari gue?."

"Ish apaan sih! udah ah gue duluan!" Ucap Indira membuka pintu mobil.

"Tapi lo harus hati hati sama lelaki berseragam. Dia sering tugas, otomatis ketemu banyak orang. Orang itu ada perempuan dan laki laki."

Indira mendelik, menatap Farel horor.

"O-oke hati hati Indira-"

"Sayang." lanjutnya dalam hati saat mobil Indira melaju di depannya.

"Apaan sih maksud si Farel? Lelaki berseragam sering selingkuh? Masa sih? Tapi kan mereka itu setia sana Negara, apalagi sama perempuan pilihannya." Monolog Indira.

Arza pov.

"Indira?" batin arza

Selangkah Arza akan menghampiri Indira, motor kawasaki ninja berwarna merah hitam berhenti di depannya.

Siapa dia?

Dan ada hubungan apa Indira dengannya?

Menjadi manekin, itu yang Arza lakukan sekarang. Melihat Indira dan lelaki itu membuat dada nya sesak. Rasanya Arza ingin datang menghampiri mereka berdua, tapi mengingat kejadian tadi di Rumah sakit membuat Arza berpikir. Bahwa Indira menjauh darinya. Mengapa?

Arza meremas gagang stir motornya kuat, rahang tegasnya bersembunyi di balik helm full face nya. Amarahnya ia pendam di dalam hati.

Arza tersenyum smrik."Indira, kau ingin melihat perjuangan saya lebih
Serius lagi? Oke, akan saya buktikan."

Started In Libanon [End]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang