*
Haloo gimana kabarnya?
Sehat sehat aja kan?
Semoga di jauhkan dari corona virus, dan di dekatkan dengan yang serius.
***
Woah, luar biasa!
Arza sampai tak habis pikir dengan dirinya sendiri. Ia tidak bisa melupakan malam itu, malam di mana dirinya mengatakan "Indira, saya ingin melamar kamu." Ada apa dengan dirinya? Apa Arza kini mulai kebelet menikah?Arza terus merutuki dirinya. sungguh, pasti tidak hanya Indira yang terkejut, ibu adiknya dan keluarga Indira pun pasti sama terkejutnya. Padahal pada malam itu dirinya pun tidak tahu maksud Hady mengajaknya untuk makan malam bersama.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Satu minggu berlalu, dan Indira menggantung jawabannya kepada Arza. Apa terlihat seperti bercanda? Atau Indira masih bingung?
"Indira ayolah, saya bosan di tanya 'kapan nikah'. Saya juga malu, karier di dunia militer sangat mulus, tapi kisah cinta saya sangat minus, bahkan hampir silinder." batin Arza, sedih.
*
Indira dilema. Bolehkan ia egois dan menerima lamaran Arza? Tapi Indira tidak mau bahagia di atas penderitaan orang lain.
Arza, kenapa lo lamar gue?
Abdinegara boleh poligami?
Pertanyaan itu terus bersarang di kepalanya, dan yang bisa menjawab hanyalah Arza.
"Ra, lo tu kenapa sih?" tanya Launa.
Indira diam tatapannya kosong ia sedang melamun. Tolong jin jangan ada yang iseng mau masuk ke tubuh Indira segala ya, bisa ribet nanti urusannya kalo Indira kesurupan.
"Ra!"
"Astagfirullah, apa sih?" kesal indira pada Launa.
"Lo itu kenapa sih? Muka lo kaya pantat ayam mengkerut terus." sambar Dara.
"Sembarangan!"
"Bener tuh kata si Dara." Sahut Launa.
Indira membenarkan posisi duduknya, "mengapa semua tersenyum."
"BIASALAH!"
"Padahal ku-"
"Cepat curhat bukan malah ngamen dingdong!" tukas Dara memotong nyanyian Indira.
"Kemarin Arza datang ke rumah-"
"Whatt!!" launa sudah heboh saja.
"Serius lo? Ngapain dia ke rumah lo? Gabut?"
"Apaan si lo, Dar, dengerin dulu si Indira cerita." ucap Launa. Padahal dia yang duluan yang memotong cerita Indira.
"Oh iya terus-terus?"
"Dia dateng kerumah dengan maksud ngelamar gue." ucap Indira sambil menunduk.
"Whattt!!" kini Dara dan Launa terkejut bersama.
"Yang bener lo, Ra?" tanya Dara.
"Iya."
"Gue juga abis di lamar Pramudya." ucap Launa polos sambil memainkan rambutnya.
"Ohhh-" ucap Dara memberi tatapan malas.
Detik berikutnya Dara dan Indira terkejut.
"Apaaaa?" ucap mereka kompak.
"Ehh gue serius." jawab Launa lalu ia menjelaskan semua nya dengan rumus persegi panjang, p×l.
"Jadiii-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Started In Libanon [End]
Romansa"Makanya jangan sok sok an memakai kacamata hitam!" teriak indira. "Mengapa?" "Kau baru saja menabrakku dan kau tidak akan meminta maaf?" "Sekarang saya lapar saya akan meminta makan bukan maaf!" ujar pria loreng itu. ~Mencintai seorang hamba Pangli...