Joging bareng loreng.

23.2K 1.5K 49
                                    

"Kapten Arza?"

Arza mendongak, lalu ia terkejut dengan siapa yang menyebut namanya tadi. Arza menatapnya dingin, tak bergeming sedikit pun. Beberapa detik berikutnya Arza pergi meninggalkan Indira dan 'seseorang itu'.

"Permisi saya duluan!" tegasnya.

"Eh Arza sebentar!"

Indira berdiri di hadapan Arza meminta penjelasan mengapa dirinya senang sekali meninggalkannya. Padahal dia kan bukan benda yang merepotkannya.

Arza memejamkan matanya lalu duduk di kursi yang tak jauh dari kafe. Ini sudah hampir malam tapi mereka belum pulang."Mungkin Arza ingin melihat sunset sebentar."

Arza fov

"Kapten Arza?"

Aku mendongakan kepala dan melihat wanita dengan pakaian khas seorang pelayang memanggil namaku.

Dia,Cheryl. Wanita yang dulu sangat sangat sangat aku cintai. Yang karenanya aku menentang keinginan ibuku. Tapi apa balasannya Cheryl tega menyelingkuhi ku ketika aku sedang berada di papua menjalankan missi di perbatasan.

Cheryl wanita yang kutemui di masa sekolah menengah atas. Dia nampak berbeda dan perbedaan itu yang membuatku tertarik padanya. Bodoh, memang bodoh terpikat dengan fisiknya padahal kadar kesetiaannya  di bawah rata rata.

Cheryl sendiri tipe wanita yang selalu bergantung pada orang lain. Jadi maklum saja jika aku sedang tidak ada di sisinya ia bergantung pada orang lain atau lelaki lain. Memang baik Allah melihatkan kebusukan Cheryl sebelum aku melangkah lebih jauh bersamanya.

Aku tidak berminat sama sekali untuk menanggapi panggilannya.Malas,jika harus berbicara dengan wanita yang membuatku mati rasa selama 3 tahun kebelakang.Aku lebih memilih pergi menarik tangan Indira yang sedang memasukkan Aset berharganya ke dalam tas.

Pov end.

Indira duduk di sebelah Arza, keduanya tak ada yang membuka suara.

"Apa?"

"Apa?"

Indira menggelang kuat,"saya tidak bicara apa apa."

"Maaf, telah meninggalkan mu."

"Tidak apa apa,tapi kenapa?" tanya Indira

"Kenapa apa?"

"Ko malah balik nanya?"

"Mau pulang sekarang?" Indira menggelang."Tunggu sunset, saya ingin mengabadikannya."

Arza mengulum senyum."baiklah."

Anggap saja permintaan maafnya setelah membuat Indira menangis dan dua kali menarik tangan Indira tanpa aba aba.

*

"Assalamualaikum, gue balik." ucap Indira meletakan tasnya lalu menuangkan air kedalam gelasnya.

"Hm.bagus ya jalan jalan sampe gak tahu waktu," sindir Launa.

"Hehe,maaf."

"Untung aja gak ada kejadian macem macem saat lo pergi." sahut Dara yang sepertinya habis mandi.Mau bukti? Kepalanya masih dia selimuti dengan handuk buluknya.

"Lo seneng berdua-an kan sama kapten Arza?" ucap Launa frontal.

"Apaan sih lun, udah ah gue mah otw lagi nih?"

"Lo baru nyampe Indira,mau otw kemana lagi?"

"Otw mimpi." canda Indira membuat Dara memukul pantatnya dengan bantal.

Kring!!!

Jam berbentuk kodok itu menari nari di atas nakas. Suara yang sangat nyaring membuat ketigannya menutup telinganya dengan bantal.Bisa gak sih lo bunyinya 10 menit lagi.Oke kini alarm itu duduk anteng lagi di tempatnya.

Started In Libanon [End]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang