2 | Sang Kapten

5K 353 5
                                    

Selamat malam,
#My Handsome Captain
HAPPY READING❤

****

Aku bersama Sarah menuju ke tenda dokter. Para dokter baru kembali dari tenda pasien. Mereka terlihat sangat lelah, bercucuran keringat dan tentunya banyak percikan darah. Salah satu dokter mungkin juga trauma dengan pasiennya. Begitupun Sarah meskipun tadi ia tampak ceria, sekarang ia kembali murung.

Mungkin dia merasa bersalah pada gadis itu, gadis pertama yang menjadi korban meninggal dunia. Aku melepas jas dokterku, selama kami bertugas tetap mengenakan jas karena sebagai tanda pengenal dari tim medis.

"Terima kasih untuk kerja keras kalian, kalian bekerja sangat baik. Saya mempersilahkan kalian untuk beristirahat dan membersihkan diri," ucapku mengakhiri pidato.

Mereka bergegas mengambil pakaian untuk berganti. Di pelabuhan ini cukup banyak toilet untuk berganti baju ataupun mandi. Meskipun mandi malam tidak baik, tapi kami harus melakukannya karena tubuh kami sangat lengket dan aromanya sangat tidak enak.

Kami bergantian berjaga, beberapa tim medis menjaga pasien dan sisanya akan mandi. Aku memutuskan mandi lebih dahulu, pikiranku masih kepada pria yang menjadi nakhoda kapal itu. Ia orang yang sangat bertanggung jawab atas pekerjaannya, padahal ia bisa saja menjadi egois demi menyelamatkan nyawanya sendiri tanpa peduli orang lain. Toh, kecelakaan kapal itu juga murni bukan kesalahannya dan ia bebas dari hukuman. Ia tak bisa melawan takdir Tuhan.

Untuk kali pertamanya aku bisa memuji pasienku sendiri. Dia memiliki paras yang rupawan, rambutnya yang setengah basah dan beberapa luka kecil yang berada di sekitar wajahnya menguatkan aura ketampanannya. Aku pikir itu cinta pada pandangan pertama.

Setelah mandi dan mengganti pakaianku seadanya. Aku memutuskan berkunjung ke tenda para pasien, menanyakan kabar mereka. Ada beberapa pasien yang masih belum tidur, mungkin mereka masih trauma.

Aku mencatat nama-nama pasien yang ada di tenda dengan bantuan perawat.

"Kamu nggak papa?" tanyaku pada seorang anak kecil. Sepertinya dia terpisah dari orang tuanya. Dia terus menangis dan memanggil nama orang tuanya. Dia memelukku erat dan menangis kencang.

"Ibu sama Ayah. Dimana Dokter?" tanyanya.

Aku membalas pelukannya, dia pasti sangat trauma dengan apa yang baru saja terjadi.

"Jangan sedih, ya Ibu sana Ayah pasti ada di sini, siapa nama orang tua kamu?" Dia menggeleng, dia tidak memberitahu nama kedua orang tuanya. Sangat sulit untuk menemukannya jika seperti ini. Aku memeluknya kembali, menenangkannya. Sampai akhirnya tertidur.

"Wah! Dokter Yasmin sudah cocok jadi calon ibu nih!" seru Sarah tiba-tiba. Kenapa wanita itu seperti bunglon. Beberapa menit lalu aku melihatnya sedih tapi sekarang? Dia malah menggodaku. "Diam kamu!" sentakku dengan tatapan tajam. Sarah segera membungkam mulutnya.

Aku menidurkan perlahan pria kecil itu di tempatnya. Kemudian berjalan lagi untuk menemui pasien lain. Setelah selesai semua aku cukup lega. Di area pantai, masih ada beberapa tim penyelamat yang sedang mencari korban yang hilang. Dan ada pula yang menikmati malam di tepi pantai.

Aku dan Sarah menatap beberapa kapal besar yang sedang berlabuh di dermaga. Bagaimana bisa kapal sebesar itu terhempas ombak dan badai hingga berakhir memakan banyak korban seperti ini. Rencana Allah memang tidak kita ketahui.

"Dokter Yasmin! Dokter baru saja menangani Kapten Arzanka kan? Tolong berikan pakaian ini padanya, ada yang harus aku urus lebih dahulu." Aku tertegun kala seseorang memanggil namaku dan memerintahkanku, bagaimana mungkin pria itu mengenal namaku? Dan apa barusan? Memberikan kapten itu pakaian? Yang benar saja.

My Handsome Captain | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang