7 | Pasien Istimewa

3.2K 220 2
                                    

Happy Reading❤
Jangan lupa vote dan komentarnya!

*****

Mobil berhenti tepat di depan rumahku,
dengan segera aku keluar dari dalam mobil. Anehnya Sarah malah mengikutiku keluar mobil. "Mau menginap?" tawarku. Sarah justru menolak tawaranku pelan.

"Aku baik-baik aja, nggak perlu khawatir gitu. Aku cuma kaget sama omongan wanita itu, dia merendahkan kita di depan banyak orang. Tapi aku akan melupakan itu, soal Bisma aku nggak papa, dari awal bertemu dia, aku cuma anggep dia sebagai pasienku aja. Aku cuma mau berteman sama dia karena dia terlihat baik, tapi ternyata ah sudahlah. Aku baik-baik aja nggak perlu khawatir intinya, besok aku berangkat ke RS," jelas Sarah, raut wajahnya terlihat sangat kecewa pada sosok Bisma.

Aku memeluknya erat memberi ketenangan untuknya sebelum kami berpisah, aku tahu betul bagaimana Sarah, dia seperti menyembunyikan sesuatu dariku yaitu tentang perasaanya.

"Aku percaya, hati-hati di jalan. Kalo ketemu sama wanita itu lagi bakal aku sumpal mulutnya!" cetusku membuat Sarah terkekeh pelan.

Begitu Sarah melesat pergi, keadaan rumah begitu hening dan tampak gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu. Sesuai perintah Mama, aku pun mengambil kunci rumah dibawah pot bunga mawar yang berada didekat pintu masuk lalu membukanya.

Aku mengganti gamisku menjadi piyama. Meneguk setengah gelas air dingin untuk menurunkan rasa kesal dan marah dalam diriku. Tengah malam baru aku bisa memejamkan mata.

Rasanya baru tidur dua jam tapi aku sudah terbangun. Terkadang aku tersiksa dengan penyakit insomniaku, dimana ketika malam semua orang tertidur dengan pulas sedangkan aku tidak bisa menutup mata. Kadang kala aku terpaksa meminum obat tidur meskipun obat itu tidak baik untuk kesehatan jika dikonsumsi terus menerus.

Pagi ini hanya ada kesunyian, meja makan yang biasanya ramai karena percakapan dan candaan kali ini tidak ada. Tapi aku suka dengan ruangan yang sunyi, sepi dan damai. Hanya ada aku diruangan itu.

Moms❤

Jangan lupa sarapan ya sayang, di kulkas sudah Mama siapkan banyak bahan. Gimana acara kemarin malam?

Aku tersenyum ketika ponselku berbunyi. Kulkas memang sudah dipenuhi dengan berbagai macam sayuran dan buah. Sepertinya Mama sudah menyiapkan segalanya sebelum pergi.

"Seharusnya aku nggak datang, Ma. Aku bertemu dengannya lagi, semakin sulit untukku melupakannya," gumamku membalas pesan Mama namun aku hapus kembali.

Setelah sarapan dan memakan cemilan aku memutuskan untuk bergegas menuju rumah sakit. Ada beberapa pasien yang dijadwalkan hari ini untuk menemuiku. Semua orang menyapa dengan hangat ketika aku berjalan menuju ruangan. Hanya senyum tipis yang aku pancarkan, sangat sulit bagiku untuk tersenyum lebar kepada orang yang tidak dekat denganku.

Semua berjalan dengan baik, para pasien datang tepat waktu dan beberapa dari mereka juga memuji rumah sakit kami dalam menangani pasien.

Sepuluh pasien dalam waktu dua jam sudah aku temui, mereka mengalami keluhan yang berbeda-beda, sudah menjadi tugasku untuk meringankan keluhan itu. Pada jam ini tugasku berakhir, aku bisa beristirahat sebentar. Dan akan dilanjutkan lagi setelah jam makan siang.

"Dokter Yas, ada satu pasien lagi. Tapi dia tidak terdaftar dalam pertemuan Anda. Haruskah saya memintanya untuk datang esok hari?" Perawat yang menjadi pengantar pasien memberitahu bahwa ada satu pasien lagi, tapi dia tidak terdaftar dalam pertemuan.

"Pasien yang membuat janji denganku masih adakah?" tanyaku.

"Untuk waktu ini tidak ada, Dok, pasien akan datang setelah jam makan siang."

My Handsome Captain | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang