39 | Hanyalah Mimpi Buruk

2.6K 165 3
                                    

Mengapa harus pergi?
Bisakah kamu menetap di sampingku?

*****

Satu bulan telah berlalu, aku harus menghabiskan hari-hariku tanpa adanya seorang sahabat. Keadaan di rumah sakit juga sepi selama Sarah tidak ada, biasanya dia yang membuat heboh ruang rapat dan memulai gosip mengenai hantu di rumah sakit.

Sudah berlalu cukup lama tapi kenapa saat ini aku mengingatnya lagi, aku merindukannya. Andaikan aku bisa pergi ke Singapur, tapi tidak bisa untuk saat ini.

"Yasmin, gimana kerjaan kamu di rumah sakit?" tanya Mama.

"Alhamdulillah seperti biasa Ma baik. Walaupun nggak ada Sarah, Yasmin sudah berjanji padanya untuk tetap menjadi Yasmin yang murah senyum dan nggak irit bicara," jelasku pelan.

Mamah memamerkan deretan giginya, dia terkekeh pelan mendengar jawabanku.

"Kak Nana, ajak aku dong sekali-kali liburan ke luar negeri. Yuk ke Singapura," ajakku.

"Ish, kenapa baru minta sekarang? Dulu kemana aja? Setiap di ajak ke luar negeri nggak mau, katanya ramai. Sampai saat ini aja kamu nggak punya pasport. Sana bikin pasport dulu," seru Kak Nana.

Ya, aku baru menyadarinya. Aku tidak memiliki pasport bagaimana bisa aku mengunjungi Sarah. Sudah cukup lama aku tidak mendengar kabar Arzanka lagi. Kemana pria itu pergi? Biasanya dia akan datang menemuiku di rumah sakit. Bisma juga tidak pernah datang lagi ke rumah sakit, apa mereka sedang mendiamiku?

Rasa kalut dalam hati membuatku terus berpikir. Apa benar Arzanka memang pergi ke Alaska? Dia menerima tawaran itu? Tapi mengapa dia tak pernah cerita? Sampainya di rumah sakit, seperti biasa tidak ada yang spesial. Namun kali ini aku takjub saat melihat dokter Marga dan Abhi berada di depan ruanganku, mereka tampak sangat akrab.

"Loh, kok kalian disini?" tanyaku bingung.

"Dokter Yas, kebetulan sekali. Ada yang ingin aku sampaikan dan ini penting sekali."

"Silakan."

"Yasmin, saya pamit dulu. Nanti sore saya kesini lagi karena Papa kamu minta saya buat nganterin kamu pulang. Katanya mobil kamu lagi ada di bengkel," lanjut Abhi.

"Tap—" Sebelum menunggu jawabanku pria itu langsung pergi.

Kian diriku beralih menatap Marga, aku sangat penasaran dengan perkataanya. Sebelumnya kita tidak pernah membahas apa pun di rumah sakit kecuali pasien. Sepertinya Marga ingin mengatakan hal yang benar-benar serius.

"Ada apa? Kamu membuatku takut!" tuturku.

Marga menghentikan langkahnya tepat di lorong rumah sakit yang lumayan sepi. Dia seakan bingung untuk mulai mengatakannya.

"Jadi, sekitar sebulan lalu. Tepatnya saat saya dan Kapten Ar melihat dokter Yas bersama dokter Abhi, sebenarnya kami baru pulang dari rumah dokter."

"Aku baru tahu kalo dokter Yasmin sedang berjuang dengan Kapten Ar, aku juga nggak tau bagaimana kalian saling memiliki rasa. Perjuangan kalian memang hebat untuk mendapatkan restu," lanjut Marga.

Perkataan Marga tidak bisa aku cerna, "Apa maksud kamu?"

Flashback

Saat Arzanka masih di rumah sakit

Arzanka datang menemui keluarga Yasmin. Keadaannya masih belum stabil, tapi dia terus memaksa Marga untuk menemaninya ke rumah Yasmin. Setelah mendengar kisah cinta mereka, Marga pun mengizinkan Arzanka untuk pergi dengannya.

My Handsome Captain | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang