6 | Lampion

3.2K 246 4
                                    

Happy Reading❤
Jangan lupa vote dan komentarnya!

*****

Sampai di rumah keadaan begitu sepi, Mama dan Papa belum pulang dari pekerjaan mereka termasuk Kak Nana. Aku menghabiskan waktu untuk bersantai. Bermain media sosial dan menonton televisi. Beranda instagram dan story dipenuhi dengan couple Rian-Maya. Semua berebut foto bersama. Aku membuka pesan ketika Sarah mengirimkan sebuah foto. Tentunya foto kita berdua dengan pengantin.

"Wah, cocok sekali semoga jodoh dunia akhirat," gumamku sembari melihat foto sang pengantin. Aku kembali melihat beranda instagram. Ada sebuah foto yang diunggah Pak Rian yang membuatku sedikit bingung.

"Kapten Ar?" gumamku, foto yang dipajang di media sosial milik Pak Rian menampilkan foto dia dan beberapa temannya. Ada satu wajah yang membuatku mengenalnya, yaitu Kapten Arzanka. Benarkah itu dia? Sangat tidak mungkin.

"Ah mungkin wajahnya mirip, karena foto agak blur. Selama di acara pernikahan aku tidak melihat keberadaannya, jadi sangat tidak mungkin," gumamku kembali.

Melihat mereka bahagia rasanya juga bahagia, kami para tenaga medis RS Harapan pun foto bersama. Mereka meluangkan sedikit waktu untuk meninggalkan RS agar bisa berfoto bersama, bahkan sebagian dari mereka masih menggunakan jas dokter dan pakaian kerja. Sedangkan aku dan beberapa orang lainnya diizinkan untuk meliburkan diri, keadaan RS cukup baik dan tidak ada masalah.

Waktu makan malam tiba, tapi aku belum menginginkan untuk makan. Aku malah melamun di meja kerja menatap tiket undangan menuju ke acara resepsi.

"Kabur? Aish! Jangin gila kamu Yasmin!" monologku. Hari ini benar-benar menjadi hari frustrasi dalam hidupku. Kenapa acaranya harus diadakan di kapal? Kan bisa menyewa tempat yang lebih indah, bila perlu di tengah hutan. Gamis yang sudah aku siapkan bahkan terbiarkan tergeletak di kasur, siang tadi aku sudah mencoba memakainya dan cukup cocok untuk aku kenakan.

'Tok'

'Tok'

'Tok'

Ketukan pintu dari luar kamar sangatlah keras, padahal beberapa menit lalu aku sudah mengatakan bahwa aku akan makan malam telat. Kebetulan ruang kerja dan kamarku saling berhubungan jadi suara ketukan itu terdengar jelas.

"Kenapa Kak Nana? Aku makan malamnya nanti, banyak kerjaan!!" teriakku tanpa membuka pintu kamar. "DOKTER YASMIN! INI AKU SARAH YANG PALING CANTIK DAN IMUT!!!" balasnya teriak pula. Aku tertegun, sejak kapan wanita itu datang ke rumahku saat malam hari? Ini kali pertamanya dia datang. Mungkin dia merasa kesepian dan butuh hiburan.

Dengan cepat aku membuka pintu kamar dan Sarah langsung masuk kedalam tanpa permisi. "Pakai ini! Cepat ke kamar mandi ganti! Buruan!" Sarah malah mengambil gamis yang ada di kasur dan menyerahkannya padaku. "Kenapa? Aku nggak datang," balasku menerima gamis itu.

"Dokter boleh datang, tadi aku udah izin ke tante Mira. Cepat nggak ada waktu, buruan ganti aku tunggu sepuluh menit." Sarah mendorongku masuk kamar mandi. Dalam hati aku benar-benar tak menyangka. Bagaimana bisa Sarah mendapat izin dari Papa? Bukannya Mama sudah meminta izin tapi tidak diperbolehkan?

Tak membutuhkan waktu lama untuk aku mengganti baju, aku yang baru keluar kamar mandi langsung di dorong Sarah ke meja rias, dan menyuruhku untuk sedikit berias diri. Aku mengenakan gamis panjang berwarna pink dengan hijab yang senada. Sedangkan Sarah mengenakan gamis berwarna abu yang terlihat bersinar karena manik-manik yang bercahaya.

"Sepatunya sudah ada di tanganku, buruan masuk ke mobil. Aku diantar supir!" teriak Sarah. Wanita itu memang gila, dia membiarkanku tak memakai sepatu sampai di depan rumah. Di dalam mobil dia langsung menyerahkan sepatuku yang dia ambil dalam kamar.

My Handsome Captain | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang