16 | Bunga Mawar

2.3K 177 1
                                    

Semalam adalah kejadian yang tidak pernah aku duga. Kemarin adalah hari yang paling melelahkan bagiku padahal baru hari ketiga. Karena ini hari minggu, semua tenaga medis berlibur untuk beristirahat. Sedangkan diriku harus memenuhi janji yaitu pergi ke rumah sakit dimana ada dokter Maya di sana. Sejak kemarin beliau masih di sana, sehingga aku memutuskan untuk datang pagi hari untuk membantunya.

Kali ini aku datang sendiri tidak ditemani seorang pun karena aku tidak mau merepotkan siapapun lagi. Di rumah sakit ini ada beberapa ruangan yang sudah tidak layak, bangunan juga sudah semakin rapuh. Beberapa kalimat aku tulis dibuku catatan dan mengambil gambar dengan kamera beberapa kali.

"Dokter Yasmin!" panggil Maya, wanita itu berdiri tepat di depan sebuah ruangan dengan jas dokternya. Dengan langkah cepat aku menghampirinya.

"Akhirnya kamu datang. Ada pasien yang harus segera di operasi, pasien sudah menunggu di ruangan, saya perlu bantuan kamu," ujar Maya. Dengan cepat aku mengekori Maya menuju ruangan operasi.

Jas berwarna putih segera aku lepas dan berganti menjadi warna hijau tak lupa memakai masker dan beberapa peralatan operasi lainnya. Operasi berjalan cukup lancar meskipun tadi ada beberapa kendala. Dahiku penuh dengan keringat segera aku hapus perlahan, melepas semua pakaian operasi.

Merenggangkan tubuhku sejenak di kursi depan ruang operasi. Pasien sudah dibawa ke ruang rawat. Beberapa kali aku meneguk minuman namun tak kunjung hilang rasa dahaga itu.

"Dokter Maya harus kembali ke posko karena ini hari minggu yang artinya hari libur, nanti biar aku saja yang gantian di sini," ujarku saat berjalan beriringan.

"Nggak perlu, saya akan kembali kalo keadaan disini sudah membaik. Lagi pula kalo saya disana saya merasa sendirian. Disini sinyalnya juga bagus jadi saya bisa menghubungi Pak Rian kapan pun saya mau," balas Maya.

"Astaghfirullah, aku belum lapor sama Pak Rian!" kataku cemas. "Yaudah kembali aja ke posko, saya nggak papa di sini. Lagian ada dokter di sini yang baik sama saya, kamu nggak perlu khawatir, saya kan senior kamu," pintanya.

Dengan berbagai pertimbangan akhirnya aku memilih kembali ke posko, mencari semua catatan medis dan melaporkannya pada Pak Rian untuk beberapa hari ini. Tenaga medis tidak ada di posko, sepertinya mereka semua pergi berjalan-jalan.

Di depan posko aku duduk termenung sembari menekan beberapa kali kakiku yang terasa sangat nyeri dan menyakitkan. Olesan minyak membantu sedikit mengurangi rasa pegal pada area kaki.

Pakaianku masih sama seperti tadi, aku cukup lelah untuk mengganti pakaian. Yang ingin aku lakukan adalah tidur tetapi mata tidak mau berkompromi. Mataku menatap ke arah samudra yang luas itu. Ombak berkejar-kejaran, pohon kelapa ditepi pantai melambai-lambai, pasir putih terlihat bersinar. Suasana yang menyegarkan. Aku merindukan keluargaku. Aku berharap bisa segera menyelesaikan tugasku disini dengan baik tanpa ada masalah.

"Darah?" sahut seseorang, aku yang sedang melamun menatap tajam ke arahnya. "Hobi banget ngagetin aku!" gerutuku dengan sorotan tajam. "Lagian di hari libur begini cuma ngelamun liatin pantai, nggak bosen apa?" balasnya lagi.

"Terserah aku lah, ngapain duduk di depanku? Jangan disitu pemandangannya nggak keliatan," usirku tegas.

"Ada pemandangan yang lebih indah untuk dilihat daripada pantai," balasnya sembari menunjuk dirinya sendiri. Aku memutar bola mata dengan balas, pria itu sangat senang memuji dirinya sendiri.

"Serius tanya itu darah apaan?" tanya Arzanka tak sabaran. Kenapa pria itu selalu datang kesini, bukankah dia seharusnya tetap bekerja di pelabuhan sana, mengapa menyempatkan diri untuk mengunjungiku disini.

"Darah manusia, aku vampire," balasku tanpa ekspresi. Arzanka tampak kebingungan, dia bahkan menyatukan dahinya seakan tak percaya ucapanku.

"Kalo gitu gigit aku biar kita samaan jadi vampire," tawar Arzanka seraya memamerkan lehernya untuk aku gigit. Meskipun selera humorku pilih-pilih, aku tertawa kecil melihat tingkah konyolnya.

My Handsome Captain | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang