4 | Menaruh Rasa

4K 248 3
                                    

Happy Reading❤
Jangan lupa vote dan komentarnya!

***

Rumah begitu hening ketika aku mengetuk pintu, setelah melihat jam tangan ternyata sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Pantas saja mereka pasti sudah tertidur. Aku lupa tidak membawa kunci cadangan, haruskah aku tidur diluar? Badanku terasa sangat lelah dua hari hanya tidur beberapa jam saja. Tubuhku butuh kasur yang empuk.

"Yasmin? Kamu udah pulang?" sahut seseorang, dia adalah kakakku, namanya Nania Ifanda dia sudah menikah dua bulan lalu dengan seorang pilot. Ketika ditinggal suaminya dia akan pulang ke sini terkadang juga menginap. Pekerjaannya adalah sebagai administrasi di bandara.

"Yes! Nggak jadi tidur diluar, untung ada Kak Nana," ujarku girang. Sampai di kamar aku tidak sempat menata apapun, yang aku lakukan adalah merebahkan tubuhku di kasur dan masuk kedalam mimpi.

Pagi ini terasa menyegarkan, setelah tidur cukup lama akhirnya badanku kembali sehat. Untuk tiga hari kedepan aku cuti, aku harus memikirkan jadwal untuk diriku sendiri.

"Yas, Nania sarapan pagi dulu," teriak Mama.

Aku langsung menuju ruang makan dan sarapan pagi bersama. Rasanya sudah lama tidak makan bersama di ruang makan seperti ini.

"Na, suami kamu terbang kemana?" tanya Mama tiba-tiba. "Ke Singapura Ma," singkat Kak Nana. Aku sedikit heran dengan Papa. Padahal pekerjaan sebagai pilot memiliki risiko yang besar terhadap kecelakaan. Entah kenapa Papa memberikan restu untuk Kak Nana dan Kakak Ipar bersatu.

Tentu saja Kak Nana mendapat jodoh seorang pilot. Itu karena dia bekerja di administrasi bandara, mungkin mereka pernah dekat. Sebelum menikah dengan pilot Kak Nana juga pernah dekat dengan seorang tentara angkatan laut. Hanya saja keduanya tidak direstui, alasannya karena pekerjaan pria itu ada di laut.

Butuh waktu dua tahun lebih Kak Nana move on dari tentara AL sampai akhirnya dia bisa jatuh cinta lagi dengan seorang pilot. Setidaknya pengharapan itu berakhir.

Bagaimana jika aku mendapatkan jodoh seorang nakhoda? Apa mereka juga akan menentang? Padahal semua pekerjaan juga memiliki tingkat risiko kematian tinggi. Bukan hanya pilot dan nakhoda. Semua pekerjaan sama.

"Kak Nana nggak takut gitu? Kalau sewaktu-waktu Kak Fran—" ucapanku terpotong karena merasa tak pantas untuk ditanyakan.

"Hidup dan mati sudah ditangan Allah. Begitu kan prinsip seorang dokter? Kakak hanya bisa berdoa untuk kebaikannya," balas Kak Nana bijak.

"Kamu jadi relawan kecelakaan kapal?" tanya mama penasaran. Aku langsung mengangguk antusias.

"Kecelakaan kapal? Karena itu Papa tidak mengizinkan salah satu dari kalian dekat dengan seseorang yang bekerja di pelayaran. Kak Nana bekerja di administrasi bandara dan dia mendapatkan jodoh di bandara pula. Menurut Papa kamu juga akan mendapatkan jodoh di rumah sakit juga, iya, kan?" timpal Papa ke arahku.

Aku hanya bisa tersenyum, sedangkan Kak Nana beserta Mama terkekeh pelan. Konon katanya seorang dokter pasti akan menikah dengan dokter juga ataupun dengan seseorang abdi negara seperti polisi atau tentara. Beberapa senior dokter juga menikah dengan dokter juga.

Bahkan mereka ada yang melamar tepat di ruang operasi. Betapa romantisnya kisah mereka. Entah jodohku nanti seorang dokter atau abdi negara, atau bahkan maut menghampiriku terlebih dahulu.

Keluargaku juga mendesakku untuk segera menikah karena usiaku sudah matang untuk membina rumah tangga. Tapi kenyataanya selama ini aku tidak pernah dekat dengan seorang pria.

"Mau Kak Nana jodohkan?" sahut Kak Nana karena melihatku terus diam. Aku hanya melempar tatapan mata tajam padanya.

Setelah sarapan pagi selesai semua orang pergi meninggalkan rumah. Papa harus bekerja di kantornya, mama harus ke klinik, dan Kak Nana harus ke bandara. Sekarang aku sendiri di dalam rumah.

My Handsome Captain | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang