●
◎
○
Vote dulu ya:)
💜Happy reading💜
Hueningkai meninggalkan Yuna sendirian di dalam ruangan kelas yang sepi. Amarah dan rasa kesal hadir dalam tubuhnya.
Langit sedikit bewarna orange. Hembusan angin sore menerpa wajah Hueningkai dengan lembut. Tatapan matanya lurus ke arah depan. Dirinya menatap seseorang dari kejauhan. Choi Yeonjun dengan 3 orang lainnya yang sedang ditatap oleh Hueningkai.
Bisa dilihat oleh mata kepala Hueningkai sendiri, keempat temannya begitu akrab dan hangat. Bagaimana perlakuan satu sama lain menunjukkan sebuah pertemanan yang telah terjalin cukup lama.
Dia menundukkan kepalanya. Rasa penyesalan amat besar datang dalam dirinya. Mengingat perjanjian yang hasilnya menunjukkan perbedaan antara apa yang dia harapkan dan tidak ia harapkan.
Tidak pernah terpikirkan sekalipun, bahwa dirinya secara langsung sudah berkerja sama dengan seseorang untuk membunuh. Tidak, bukan itu yang diharapkan oleh Hueningkai sebelumnya. Hueningkai hanya ingin Taemi sedikit menjauh dari Yeonjun. Dia tidak tahu ada rencana licik dari perjanjian yang dia buat bersama Yuna.
Yuna berhasil membodohi dirinya. Sangat kesal, itu yang dia rasakan saat ini.
Dia mengingat dengan keras. Dia tidak pernah berkata pada Yuna ingin membunuh Taemi, dia hanya ingin membuat Taemi sedikit berjarak dengan Yeonjun, itu saja.
Karena Yuna memiliki sisi yang licik. Yuna tidak akan melepaskan kesempatan itu. Dia menarik Hueningkai agar berkerja sama dengannya. Pada saat itu pemikiran antara Hueningkai dengan Yuna berbeda jalur cukup besar. Akhir yang ada dibenak Hueningkai adalah Taemi meninggalkan Yeonjun. Namun, akhir yang ada dibenak Yuna adalah... Taemi meninggalkan dunia.
"Hyuka! Sedang apa kau disana? Cepat kemari." Panggil Soobin yang melihat Hueningkai diam di jarak yang cukup jauh dengannya.
"Eoh? Aku sesana." Hueningkai mulai melangkah maju sambil menunjukan deretan giginya seperti biasa. Senyuman yang manis dengan matanya sipit yang lucu itu.
"Eih kenapa kau diam tadi, uuuu anak finguin ini kiyowo." Yeonjun mengusap-ngusap pucuk kepala Hueningkai dengan senyum manis di bibir tebalnya.
Hueningkai menjauhkan diri dari Yeonjun, lalu usapan tangan Yeonjunpun lepas dari kepala Hueningkai. "Nae, egie anniya," ujar Hueningkai.
"Ah jinjjayo?" Nada bicara Beomgyu yang cukup menyembalkan di telinga Hueningkai.
Saat Hueningkai berkesiap menyerang Beomgyu, namun Soobin mulai angkat bicara. "Hentikan, ketahuilah bahwa kalian semua memang bayi kecil yang suka merengek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who am I || Choi Beomgyu (Revisi)
RandomSuatu keinginan atau permintaan yang hanya diucapkan sebagai pelampiasan amarah ternyata bisa terjadi begitu saja dan sangat cepat○○○ Ingin menarik kembali kata-kata tersebut tapi... Terlambat! Kejadian yang tidak disangka-sangka terjadi diwaktu yan...