●28●

89 13 2
                                    


Maaf kalo banyak typo<


💜Happy reading💜

"Ibu mohon padamu jangan terus-menerus memikirkan anak itu, kau fokus saja pada latihan vokalmu."

Nyonya Jung mengusap pelan rambut Haejun, lalu detik kemudian memberikan kecupan singkat di kening anaknya itu.

"Tidurlah, sekarang sudah malam." Setalah itu nyonya Jung mulai melangkah pergi dari kamar Haejun.

Haejun yang dari tadi hanya diam, sekarang membuang napasnya kasar. Sangat terlihat bahwa dirinya sedang kesal sekarang.

Dia memikirkan bagaimana kondisi kakaknya saat ini. Apa dia akan tidur di luar? Menginap di rumah temannya? Hatinya benar-benar gelisah.

Kenapa Haejun terlihat begitu peduli kepada Hueningkai? Padahal Hueningkai bukan kakak kandungnya. Lalu kedua orang tuanya juga sangat tidak menyukai Hueningkai, alih-alih membenci kakak angkatnya seperti kedua orang tuanya, Haejun memilih untuk merangkul Hueningkai dengan erat. Di dalam hatinya sudah tersirat kata 'tidak ingin dia terluka'.

Tidak ada alasan yang jelas, mungkin Haejun dilahirkan untuk melindungi Hueningkai yang rapuh itu.

Haejun merogoh sakunya dan mendapati sebuah benda pipih yang canggih itu. Dia segera menekan waget kontak, dan menekan kontak dengan nama Jung Kai hyung.

Tut...
Tut...
Tut...

"Maaf nomor yang anda..."

Pip!

Haejun mengacak rambutnya frustrasi, saat panggilannya tidak dapat terhubung dengan kakaknya. Tak lama dari itu dia menekan nomor kontak lain dan segera melakukan panggilan.

"Halo?"

"Eoh, Taeri nuna. Apa kau tahu Kai hyung kemana?"

"Aniyeo, wae? Apa terjadi sesuatu lagi disana?"

"Eumm, bisakah aku meminta bantuan padamu? Aku benar-benar tidak bisa ke luar rumah saat ini." Haejun berucap sambil berjalan di sekeliling kamarnya dengan gelisah. Dia pasti tidak akan bisa keluar dari rumah ini saat keadaan ayahnya sedang disulut emosi.

Kenapa Haejun meminta pertolongan pada Taeri? Kenapa bukan Beomgyu, Soobin, Taehyun atau Yeonjun? Karena Haejun tidak terlalu kenal dan dekat dengan temannya Hueningkai selain Taeri, hanya Taeri saja yang Haejun kenal, bahkan sangat dekat dengannya.

"Tentu, ada apa? Apa yang bisa ku bantu?"

●◎○

"Mungkin takdirku sudah seperti ini ya?"

"Nde?"

Tangan Raeyon yang sedang mengobati luka Hueningkai tiba-tiba terhenti akibat ucapan yang ke luar dari mulut Hueningkai. Mata Raeyon menatap mata Hueningkai yang sendu menatap balik matanya.

Who am I || Choi Beomgyu (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang